Allah Ta’ala berfiman,
اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Allah melapangkan rezeki bagi siapa
yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu..”
[ Al-‘Ankabuut: 62 ]
Ibnu Katsir rohimahullahu Ta’ala berkata,
الله تعالى يعطي المال من يحب ومن لا يحب ويضيق على من يحب ومن لا يحب وإنما المدار في ذلك على طاعة الله في كل من الحالين إذا كان غنيا بأن يشكر الله على ذلك وإذا كان فقيرا بأن يصبر
Sesungguhnya Allah Ta’ala memberikan harta :
– kepada orang yang Dia cintai, dan
– kepada orang yang tidak Dia cintai.
Dia pun menyempitkan rezeki :
– kepada orang yang Dia cintai, dan
– kepada orang yang tidak Dia cintai.
Barometer dalam permasalahan ini tiada lain adalah KETAATAN kepada Allah Ta’ala dalam dua kondisi tersebut.
Apabila seseorang diberi kekayaan, maka hendaknya ia bersyukur kepada Allah atas hal tersebut. Namun jika ia berada dalam kemiskinan, maka hendaknya ia bersabar.
(Tafsir Ibnu Katsir 8/388)