Istighfar

Saudaraku…
Tahukan Anda Bahwa Istighfar memiliki beberapa Faedah Istighfar, yakni :

1.Mendapat ampunan dosa
2.Mendapat keridhoan dan kecintaan Allah
3.Mendapatkan rahmat Allah dengan dalil firman Allah,

لَوْلاَ تَسْتَغْفِرُونَ اللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat.” (QS. An-Naml: 46).

4. Menghilangkan adzab. Istighfar salah satu faktor penting hilangnya adzab sebagaimana firman Allah,

وَمَاكَانَ اللهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ وَمَاكَانَ اللهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengajak mereka, sedang kamu berada diantara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengajak mereka, sedang mereka meminta ampun.” (QS. Al-Anfaal: 33).

5. Mendapatkan barokah dan kebaikan yang banyak dengan dalil firman Allah,

وَيَاقَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلاَتَتَوَلُّوا مُجْرِمِين

“Dan (dia berkata),’Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu tobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.’” (QS. Huud: 52).

6. Kebersihan hati.

Demikianlah sekelumit faidah istighfar, lebih lengkap Silahkan KLIK !

http://m.klikuk.com/istighfar/

Bagimana cara bertaubat ?
Baca jawaban Ustadz Kholid Syamhudi Lc, KLIK !

http://m.klikuk.com/bagaimanakah-cara-bertaubat/

BODOH TENTANG AGAMA ISLAM MERUPAKAN PENGHALANG UTAMA DARI MENGIKUTI KEBENARAN

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Sesungguhnya kebenaran yg wajib diterima n diikuti oleh setiap hamba sangatlah jelas n terang benderang. Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala:

(Wa Laqod Yassarnal Qur’aana Lidz-Dzikri Fa Hal Min Muddakir)

Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menjadikan Al-Qur’an itu mudah untuk dipelajari, maka adakah orang yg mau mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qomar: 17).

Maksudnya, Allah ta’ala menjadikan mudah lafazh Al-Qur’an untuk dibaca, n maknanya untuk dipahami.

Oleh karenanya, kebatilan itu sangat laris n cepat tersebar di tengah orang-orang yg bodoh tentang agama Islam, dan tidak peduli terhadap dalil-dalil Al-Quran n As-Sunnah serta perkataan para sahabat n tabi’in rahimahumullah.

» Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata: “Sesungguhnya terjadinya penyimpangan pada sebagian orang disebabkan sedikitnya ilmu pengetahuan mereka tentang tuntunan Nabi shallallahu alaihi wasallam.”. (Lihat I’laamu Al-Muwaqqi’iin, karya Ibnul Qoyyim, I/44).

» Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata: “Sebab-sebab yg menghalangi seorang hamba dari menerima (dan mengikuti) kebenaran itu banyak sekali, diantaranya; BODOH tentang Kebenaran. Dan ini merupakan sebab yg paling dominan menimpa mayoritas manusia. Karena barangsiapa tidak mengetahui (hakekat) sesuatu, niscaya ia akan memusuhinya n memusuhi para pengikutnya.” (Lihat Hidaayatu Al-Hiyaaroo Fi Ajwibati Al-Yahuudi wa An-nashooroo, hal.18).

» Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Dan tidaklah engkau menjumpai seseorang terjerumus dalam perbuatan bid’ah melainkan sebabnya karena ia kurang sempurna dlm mengikuti tuntunan (Sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam), baik secara ilmu maupun pengamalan. Adapun orang yg mengetahui dan mengikuti As-Sunnah, maka tidak ada pada dirinya faktor yg mendorongnya untuk berbuat bid’ah. Sedangkan orang2 yg bodoh tentang As-Sunnah (tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam), mereka (mudah) terjerumus ke dalam perbuatan bid’ah.” (Lihat Syarhu Hadiits La Yazni az-Zaani, hal.35).

Maka dari itu, wajib bagi kita semua menghilangkan kebodohan dari diri kita masing2. Dan tiada cara yg paling tepat n benar utk mengobati n menghilangkan kebodohan kecuali dengan meniti jalan menuntut ilmu syar’i, baik dengan menghadiri majlis ta’lim, bertanya kpd para ulama, membaca, mendengarkan kajian Islam (Live atau rekaman) dsb.

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:

(Fas-aluu Ahladz-Dzikri in Kuntum Laa Ta’lamuun)

Artinya: “Bertanyalah kpd ahludz-Dzikri (yakni para ulama), jika memang kamu benar2 tidak mengetahui.”

Dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

(Alaa Sa-aluu idzaa Lam Ya’lamuu, innamaa Syifaa-ul ‘Ayyi As-Su-aalu)

Artinya: “Tidakkah mereka bertanya ketika mereka tidak tahu. Karena sesungguhnya obat kebodohan itu adalah dengan bertanya.”

Demikian Faedah dan Mau’izhoh Hasanah yang dapat kami sampaikan pada hari ini. Smg bermanfaat bagi kita semua. Dan smg Allah memberikan taufiq n pertolongan-Nya kpd kita utk istiqomah n semangat dlm mempelajari n mengikuti kebenaran hingga akhir hayat. (Klaten, 17 Mei 2013).

» SUMBER: BBG Majlis Hadits, chat room Faedah & Mau’izhoh Hasanah.

(*) Blog Dakwah Kami:
http://abufawaz.wordpress.com

Jangan Berdusta

“Tetaplah berlaku Jujur dalam setiap ucapanmu dan jangan sekali-kali engkau berbohong dalam Ucapanmu!”

Saudaraku!

Berbohong adalah kebiasaan orang munafik. Orang munafik akan selalu menampakkan sesuatu yang menyelisihi apa
yang ada dalam hatinya, di antaranya adalah dengan berbohong/ berdusta.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“Tanda orang munafik ada tiga:
Apabila berbicara dia dusta, apabila berjanji mengingkari, dan apabila dipercaya dia khianat.”

(HR. Bukhari no. 6095).

Renungilah dengan benar kisah yg sangat berharga  dalam hadits berikut ini yang menunjukkan  bahwa berbohong bukan sekedar dosa yang ringan!

Dari sahabat Samurah bin Jundab Radhiyallahu anhu, dia berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Pada suatu malam aku  bermimpi didatangi dua orang, kemudian keduanya
membawaku ke sebuah tempat/ bumi yang suci. Di tempat itu aku melihat seorang lelaki yg tidur terlentang pada tengkuknya, dan tiba-tiba disitu ada orang yg berdiri diatasnya dgn membawa sebuah pengait dari besi. Yang kemudian ia mendatangi org yg tidur terlentang tadi menuju kesalah satu bagian wajahnya, kemudian merobek-robek dari ujung mulut sampai tengkuknya, dari hidung ke tengkuknya, dan juga dari mata sampai tengkuknya, kemudian pindah lagi kesebelah wajahnya yg lain dan dilakukan sebagaimana yg dikerjakan pada muka/ wajah yg sebelumnya. dan terus diulang yg demikian pada wajahnya/mukanya. Akhirnya Nabi shallallahu  ‘alaihi wa sallam bertanya:
“Kalian telah mengajakku berkeliling, sekarang kabarkan  kepadaku peristiwa demi peristiwa yang telah aku lihat
Keduanya berkata: iya…
“Adapun orang yang engkau lihat , ia sedang dirobek-robek ujung mulut sampai ketengkuk, dari lobang hidung sampai ke ketengkuk, dan juga mata sampai ketengkuknya, dia adalah seorang  PENDUSTA, berkata bohong  hingga dosanya itu memenuhi penjuru langit, maka dia akan disiksa dengan siksaan tersebut sampai hari kiamat.”
(HR. Bukhari no. 1386)

Semoga manfaat

Alhaakumut Takaatsur

By ust. Badrusalam Lc

Ibnu Qayyim rahimahullah ketika menafsirkan makna ayat: alhaakumuttakaatsur,, beliau berkata:
Takaatsur (memperbanyak sesuatu) itu berlaku pada segala sesuatu..
Siapa saja yang dilalaikan oleh memperbanyak sesuatu dari Allah dan kehidupan akhirat..
Maka ia masuk dalam ayat tersebut..
Diantara manusia ada yang berbangga dengan banyaknya harta..
Ada yang berbangga dengan kedudukan..
Dan adapula yang berbangga dengan banyaknya ilmu..
Ia kumpulkan ilmu hanya untuk kebanggaan saja..
Ini lebih buruk di sisi Allah dari orang yang berbangga dengan harta dan kedudukan..
Karena orang itu telah menjadikan amalan akhirat untuk dunia..
Sedangkan pemilik harta dan kedudukan menjadikan amalan dunia untuk dunia..

(Uddatu shobirin hal. 172).

Ilmu bukan untuk dibanggakan akhi..
Tapi untuk diamalkan..
Lalu menimbulkan kekhusyu’an dan tawadlu’..
Ya Rabb.. Beri kami ilmu yang bermanfaat..

Hukum Khitan

# Hukum Khitan #
Ustadz Badrusalam, Lc حفظه الله تعالى

Ibnu Qudamah rahimahullah berkata, “Khitan hukumnya wajib atas laki-laki dan kemuliaan untuk wanita. Ini adalah pendapat banyak ulama. (Al Mughni 1/85).

An Nawawi berkata, “Khitan adalah wajib menurut imam Syafi’I dan banyak ulama. Dan sunnah menurut Malik dan kebanyakan ulama. Asy Syafii mewajibkannya atas laki laki dan wanita.” (Syarah Muslim 1/543).
Penulis membawakan hadits :

الفطرة خمس الختان والإستحداد وقص الشارب وتقليم الأظفار ونتف الاباط
Fitrah ada lima: berkhitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, menggunting kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (HR Muslim).

Menurut penulis hadits ttg khitannya wanita semuanya lemah. Yaitu hadits:

أشمي ولا تنهكي فإنه أبهى للوجه وأحظى لها عند الزوج
“Khitanlah, jangan terlalu dalam karena itu lebih mempercantik wajah dan lebih disukai oleh suami.”
Namun menurut syaikh Al Bani hadits ini shahih karena banyaknya jalan. Lihat silsilah shahihah no 722.

Menurut saya (abu yahya) hadits tersebut hasan atau shahih, karena walaupun semua jalannya tidak lepas dari kelemahan namun ia saling menguatkan satu sama lainnya.
Adapun hukumnya. Yang rajih adalah wajib atas laki-laki karena itu berhubungan dengan kesucian dari najis.

Adapun wanita maka hendaklah berkhitan, karena lebih menetralkan syahwat.

Syaikhul islam ibnu taimiyah berkata, “oleh karena itu kamu dapatkan perbuatan zina pada wanita tartar dan prancis (barat) lebih dahsyat dan itu tidak terdapat pada wanita kaum muslimin.” (Majmu fatawa 21/114).

Ref.
Kitab: jami’ ahkaaminnisaa. Penulis : Syaikh Mushtofa Al ‘Adawi. Jilid 1/19-23

– – – – – – 〜✽〜- – – – – –

Tidak Sempurna

Wasiat imam asy-Syafii Rahimahullah;

Imam ar-Rabi’ Rahimahullah menceritakan bahwa imam asy-Syafi’I Rahimahullah berkata: pasti tidak ada seorangpun yang sempurna menguasai seluruh hadits-hadits Rasulullah صلى اللّه عليه وسلم . Semua pendapat yang pernah aku sampaikan dan kaedah yang pernah aku tetapkan menyelisihi yang telah disampaikan rasulullah صلى اللّه عليه وسلم maka pendapat yang benar adalah pendapat Rasulullah صلى اللّه عليه وسلم dan itulah pendapatku juga. Imam asy-Syafi’I sering mengulang-ulang ucapan ini.

( Mu’jam al-Adab 17/311).

Semoga bermanfaat

 Ditulis oleh Ustadz Kholid Syamhudi, Lc حفظه الله تعالى

– – – – – – 〜✽〜- – – – – –

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Ternyata Melarang Istighatsah

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ternyata Melarang Istighatsah

(Bantahan terhadap Ust. Muhammad Ramli Idurs yang menuduh beliau mendukung Istighatsah )

الحمد لله والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى أله وأصحابه ومن تبعهم بالتوحبد الى يوم الميعاد أما بعد :

Karena keyakinan dianjurkannya Istighatsah kepada makhluk yang telah mengakar di dalam diri seorang ust. M.Ramli Idrus, iapun akhirnya memaksakan diri untuk mencari dan merangkai tulisan sebagai bekingan atas keyakinan itu, di antara yang telah ia tulis adalah sebuah status di laman FBnya yang ia beri judul:

IBNU TAIMIYAH MEMPERMALUKAN KAUM WAHABI YANG ANTI ISTIGHATSAH

Dan berikut tulisan Ust.M.Ramli Idrus selengkapnya:
….
baca selengkapnya di sini: http://­www.firanda.com/­index.php/­artikel/­bantahan/­438-syaikhul-isl­am-ibnu-taimiyy­ah-ternyata-mel­arang-istighats­ah

(Bantahan terhadap Ust. Muhammad Ramli Idurs yang menuduh beliau mendukung Istighatsah )

Ust. M.Ramli Idrus berkata:

“Kaum Wahabi mengkafirkan orang yang beristighatsah. Apabila mereka konsisten dengan pandangan tersebut, harusnya mereka juga mengkafirkan Ibnu Taimiyah yang menganjurkan istighatsah, mengkafirkan Ibnu Umar, ulama salaf, Imam al-Bukhari dan ahli hadits yang beristighatsah atau menganjurkannya.”

Ada beberapa hal yang harus diluruskan dari Ust. M. Ramli dan sekutunya dengan perkataannya di atas, di antaranya adalah:

1. “kaum Wahabi Mengkafirkan orang yang beristighatsah”

Wahabi adalah laqab untuk memojokkan siapa saja yang berdakwah dengan tauhid dan sunnah seperti halnya dakwah yang di emban oleh para Rasul, dan sebagai laqab atas siapa saja yang menerima kebenaran dakwah yang telah diperjuangkan oleh Syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab, maka jelas ini adalah pelanggaran Syariat, sebab Allah telah melarang antara sesama muslim saling memberikan Laqab dalam rangka saling memojokkan, Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

وَلا تَنَابَزُوا بِالأَلْقَابِ (سورة الحجرات 11 )
“dan janganlah kalian saling memanggil dengan gelar yang buruk” [QS. Al Hujuraat : 11]

Ingatlah, tahukah anda bahwa Syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab Rahimahullah tidaklah berdakwah dengan membawa ajaran baru yang beliau dapatkan dari kantongnya sendiri, bahkan dakwah tauhid dan dakwah agar kembali kepada Sunnah semata adalah dakwah semua para Ulama terdahulu, namun hal ini tidak akan pernah dapat di pahami oleh siapa saja yang hatinya selalu penuh benci. Sebuah sastra arab berbunyi:
….
Baca selengkapnya disini: http://www.firanda.com/index.php/artikel/bantahan/440-syaikhul-islam-ibnu-taimiyyah-ternyata-melarang-istighatsah-bag-ii

 Ditulis oleh Ustadz Firanda Andirja MA حفظه الله تعالى

– – – – – – 〜✽〜- – – – – –

Kuas Dari Bulu Babi

Ust. M Abduh Tuasikal Lc

Kuas dari bulu babi jadi bahan yg diperbincangkan­ saat ini. Realitanya, kuas semacam ini sudah banyak tersebar. Mungkin karena bulu babi dijual dengan harga relatif murah sehingga banyak digunakan untuk kuas. Kuas ini digunakan untuk berbagai keperluan termasuk pula untuk mengoles kue, di antara kuas tersebut adalah yg berlabel “bristle”. Apakah kuas seperti ini boleh digunakan? Bagaimana dengan bulu babi itu sendiri, apakah najis?

Menurut mayoritas ulama, bulu atau rambut babi itu najis, maka tidak boleh digunakan karena sama saja menggunakan sesuatu yang najis secara zatnya. Ulama Hanafiyah masih membolehkan penggunaannya jika dalam keadaan darurat. Sedangkan ulama Malikiyah menganggap bahwa bulu babi itu suci. Jika bulu tersebut dipotong, maka boleh saja digunakan, meskipun terpotongnya setelah babi tersebut mati. Alasannya, bulu atau rambut bukanlah bagian yg memiliki kehidupan. Sesuatu yg tidak memiliki kehidupan, maka tidaklah najis ketika mati. Namun dianjurkan untuk mencuci bulu tersebut jika ragu akan suci atau najisnya. Sedangkan jika bulu babi tersebut dicabut, maka tidaklah suci.

Jadi, ulama Malikiyah bersendirian dalam mengatakan sucinya bulu babi, berbeda dengan pendapat mayoritas ulama madzhab. Menurut Malikiyah, bila bulu tersebut dipotong, bukan dicabut, maka bulu tersebut tetap suci. Beda halnya jika dicabut karena akar dari tubuh babi tersebut najis, sedangkan atasnya tetap suci. Dalil dari hal ini adalah firman Allah Ta’ala,

وَمِنْ أَصْوَافِهَا وَأَوْبَارِهَا وَأَشْعَارِهَا أَثَاثًا وَمَتَاعًا إِلَى حِينٍ

“Dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta & bulu kambing, alat-alat rumah tangga & perhiasan (yg kamu pakai) sampai waktu (tertentu)”(QS. An Nahl: 80). Ayat ini disebutkan dalam rangka menjelaskan nikmat yg telah diberi. Yg dimaksudkan dalam ayat ini mencukup bulu ketika masih hidup ataupun telah mati.

Baca selengkapnya di:
http://­rumaysho.com/­hukum-islam/­thoharoh/­4365-problema-ku­as-dari-bulu-ba­bi.html

AJARAN-AJARAN IMAM SYAFI’I YANG DITINGGALKAN OLEH SEBAGIAN PENGIKUTNYA 2 – HARAMNYA MUSIK

Oleh Ust.Firanda Andirja MA حفظه الله تعالى

Merupakan perkara yg menyedihkan tatkala kita menyaksikan sebagian dai yg mengaku mengikuti madzhab syafi’iyah ternyata menggunakan musik dalam beribadah…, jadilah shalawatan disertai senandung musik…irama gambus islami…kasihada­han islami…

Lebih memilukan lagi bahwa ada di antara mereka yg berdakwah dengan menggunakan alat musik….

Padahal ini merupakan bentuk bertasyabbuh(meniru-niru) kaum nasrani dalam tata cara peribadatan mereka di gereja-gereja mereka. Jika bertasyabbuh dalam perkara adat & tradisi mereka merupakan perkara yg dibenci lantas bagaimana lagi halnya jika bertasyabbuh dalam perkara ibadah mereka??

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَمَنَ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barang siapa yg bertasyabbuh(meniru-niru) suatu kaum maka ia termasuk dari mereka”

Maka sungguh teriris hati ini tatkala membaca slogan”Nada & Dakwah”??, bagaimana bisa digabungkan antara halal dan haram?? dicampur adukan antara kebenaran & kebatilan??

Allah berfirman:

وَلا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ

“Dan janganlah kamu campur adukkan yg hak dengan yg bathil”(QS Al-Baqoroh:42)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tegas mengharamkan musik dalam sabdanya:

لَيَكُوْنَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّوْنَ­ الْحِرَ وَالْحَرِيْرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفِ

“Sungguh akan ada dari umatku kaum-kaum yang menghalalkan zina, kain sutra(bagi lelaki), khomer(segala sesuatu yg memabukkan),& alat-alat musik”(HR Al-Bukhari)

Pengharaman musik pada hadits ini dari dua sisi:

Pertama sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam يَسْتَحِلُّوْنَ­ “menghalalkan”.­ Ini menunjukkan bahwa hukum alat-alat musik adalah haram, namun akan ada kaum dari umat ini yg akan menghalalkannya.

Selengkapnya disini:
http://­www.firanda.com/­index.php/­artikel/­439-ajaran-ajara­n-imam-syafi-i-­yang-ditinggalk­an-oleh-sebagia­n-pengikutnya-2­-haramnya-musik

Pahala Seorang Yang Lisannya Selalu Berdzikir Dan Santun Kepada Orang Tuanya..

Wahai anak muda.. Mumpung ortumu masih bisa engkau saksikan.. Berbaktilah engkau kpdnya..
Jangan sekali kali engkau berkata keras.. Kasar.. Bebicara lantang.. Atau berani menghardik..
Ingatlah darimana engkau dilahirkan..

Jangan sampai engkau hanya bisa menyesal jika mereka telah tiada..

Berlemah lembutlah kpdnya!
Lihat betapa besar Allah ta’ala memberi balasan pahala kpd mereka yg sopan santun pd orang tuanya.
Walau engkau bukan nabi.. Ataupun malaikat..

عَنْ أَبِي الْمُخَارِقِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَرَرْتُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي بِرَجُلٍ مُغَيَّبٌ فِي نُوْرِ الْعَرْشِ. قُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ مَلَكٌ؟ قِيْلَ: لاَ. قُلْتُ: مَنْ هُوَ؟ قَالَ: هَذَا رَجُلٌ كَانَ فِي الدُّنْيَا لِسَانَهُ رَطْبٌ مِنْ ذِكْرِ اللهِ وَقَلْبُهُ مَعَلَّقٌ بِالْمَسَاجِدِ وَلمَْ يَسْتَسَبَّ لِوَالِدِيْهِ

Dari Abu Al-Mukhariq radhiallahu ‘anhu berkata, Nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda:
“Pada malam aku diisra’kan aku melewati seorang yang terlingkupi cahayanya ‘Arsy Allah.

Aku bertanya : ‘Siapa ini? Malaikat?’
Dikatakan: ‘Bukan’.
Aku berkata : ‘Seorang nabi?’ Dikatakan : Bukan!’
Aku berkata, ‘Siapa dia?’

Dijawab, “Ia adalah orang yang sewaktu di dunia lisannya selalu basah dari berdzikir kepada Allah, hatinya terikat dengan masjid, dan tidak mencaci ibu bapaknya.

Shahih, diriwayatkan At-Tirmidzi (3375), Ibnu Majah (3793), Ibnu Hibban (811), Al-Hakim (I/495) dan dishahihkan Al-Albani dalam Al-Misykah (2279).

Wahai saudaraku.. Bisa jadi berbaktimu ini dapat menghantarkanmu ke dalam surga..

www.abu-riyadl.blogspot.com
Wa +6285326571234

[Ustadz Abu Riyadl, Lc]

Menebar Cahaya Sunnah