Orang Yang Hatinya Kosong Dari Alquran !

Orang yang hatinya kosong dari Alquran ! Semoga bukan Anda.

=======

Abul ‘Aliyah -rahimahullah-:

“Akan datang suatu zaman, dimana hati manusia kosong dari Alquran, mereka tidak menemukan manis dan lezatnya Alquran.

Jika mereka meninggalkan perintah, mereka mengatakan: “Sungguh Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”

Jika mereka melanggar larangan, mereka mengatakan: “Allah akan mengampuni kita, karena kita tidak melakukan kesyirikan sedikitpun”

Keadaan mereka selalu tamak dan tidak tulus. Mereka tutupi hati serigalanya dengan kulit domba. Yang paling afdhal dari mereka dalam agamanya adalah orang yang berpura-pura baik..”

[Az-Zuhud, karya Imam Ahmad 1741]

Dialih-bahasakan oleh,
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى

Ikuti Proses

Pelangi kan terlihat indah setelah hujan..
Laut kan tenang bak cermin selepas badai..
Emas kan elok setelah disepuh..
Gaharu kan harum setelah di bakar..
Permata kan bernilai setelah di dulang..

Semua kenikmatan dan keindahan melalui proses.
Siapa yang tak sudi ikuti proses..
Tak kan pernah merasakan keindahan dan kelezatan.
Proses itu berat, melelahkan dan menyakitkan. Tak semua sanggup menjalaninya.

Mutiara menjadi berharga setelah lokan menyakiti diri bertahun-tahun, mengeluarkan zat nacre untuk melapisi pasir menjadi mutiara.

Tiada yang lebih indah – setelah melihat wajah Allah- dari surga firdaus.
Mahalnya surga tak pernah di dapat dengan berleha-leha.
Ia ditebus dengan kerja keras, penderitaan, darah dan air mata.

Sudikah kita melalui proses tuk menggapai surga itu..?

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA, حفظه الله تعالى

ref: https://www.facebook.com/abufairuzcom/

Terlalu Sayang Untuk Disia-siakan

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَن قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah, dia mendapatkan satu pahala,dan satu pahala dilipatgandakan menjadi sepuluh pahala, aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf..”

[ HR Tirmidzi : 2910, hadits dishahihkan oleh Syekh Al-Albaniy di silsilah Al-ahadits As-shahihah : 660 ]

Orang yang membaca Al-Qur’an dia akan mendapatkan pahala yang sangat banyak dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bagaimana jika anda membaca satu baris atau satu halaman atau seperempat Juz, berapa banyak pahala yang didapat apabila niatnya ikhlas untuk Allah ta’ala pencipta langit dan bumi.

Coba perhatikan hitungan pendekatan pada surat Al-Fatihah. Jika seseorang membaca surat Al-Fatihah yang mungkin tidak menghabiskan waktu satu menit dalam membacanya, dia akan mendapatkan pahala yang begitu banyak, jumlah hurufnya adalah 145 huruf, ketika seseorang membaca surat Al-Fatihah ini dia akan mendapatkan 1450 pahala dan tentunya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan melipatgandakan bagi siapa yang Allah kehendaki.

Ini surat Al-Fatihah saja, bagaimana jika engkau membaca surat-surat yang lain dan ayat-ayat yang banyak, sungguh pahala yang sangat besar, tetapi berapa banyak dari kita kaum muslimin yang menyia-nyiakan pahala ini dengan menyia-nyiakan waktu kita

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan taufiq kepada kita untuk membaca Kitab-Nya yang mulia

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى

ref: https://www.facebook.com/abuyalakurnaedicom/

#COVID_19 : Tentang Sholat Idul Fitri Di Rumah Saat Pandemi Virus Corona

Jumhur úlama berpendapat disyariátkannya sholat íed bagi wanita, budak, orang sakit, dan musafir meskipun sendirian dan tidak dirumah.

Al-Imam Al-Bukhari berkata :

بَابٌ: إِذَا فَاتَهُ العِيدُ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ، وَكَذَلِكَ النِّسَاءُ، وَمَنْ كَانَ فِي البُيُوتِ وَالقُرَى، لِقَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «هَذَا عِيدُنَا أَهْلَ الإِسْلاَمِ» وَأَمَرَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ مَوْلاَهُمْ ابْنَ أَبِي عُتْبَةَ بِالزَّاوِيَةِ فَجَمَعَ أَهْلَهُ وَبَنِيهِ، وَصَلَّى كَصَلاَةِ أَهْلِ المِصْرِ وَتَكْبِيرِهِمْ وَقَالَ عِكْرِمَةُ: «أَهْلُ السَّوَادِ يَجْتَمِعُونَ فِي العِيدِ، يُصَلُّونَ رَكْعَتَيْنِ كَمَا يَصْنَعُ الإِمَامُ» وَقَالَ عَطَاءٌ: «إِذَا فَاتَهُ العِيدُ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ»

“Bab : Jika seseorang terluput dari sholat íed maka ia sholat dua roka’at, demikian juga para wanita, dan orang-orang yang ada di rumah-rumah dan juga di kampung-kampung.”

➡️ Hal ini berdasarkan sabda Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam, “Ini adalah adalah íed (hari raya) kita kaum muslimin”

➡️ “Anas bin Malik memerintahkan budaknya Ibnu Abi Útbah di Az-Zawiyah, maka beliaupun mengumpulkan keluarganya dan anak-anaknya dan sholat seperti sholat orang-orang di kota dan sesuai dengan takbir mereka”.

➡️ Íkrimah berkata, “Penduduk kampung (demikian juga para petani) berkumpul tatkala íed, lalu mereka sholat dua roka’at sebagaimana yang dilakukan oleh penguasa (yang sholat íed di kota)”

➡️ Áthoo berkata, “Jika seseorang luput dari sholat íed maka ia sholat dua roka’at”

Atsar Anas bin Malik di atas, dan juga atsar-atsar para tabiín dijadikan dalil oleh Jumhur (mayoritas) ulama bahwasanya :
➡️ barang siapa yang terluput dari sholat íed, maka hendaknya ia mengqodho’nya. Yaitu ia mengqodho’ nya dengan sholat dua roka’at dan bertakbir sebagaimana sholat íed biasanya. Namun tidak perlu khutbah setelah sholat.

Wallahu a’lam

Ditulis oleh,
Ustadz DR. Firanda Andirja MA, حفظه الله تعالى

Read more https://firanda.com/3922-fikih-seputar-ramadhan-terkait-covid-19.html

JANGAN LEWATKAN YANG BERIKUT INI:
Kumpulan Artikel Terkait Covid-19

Mengapa Kamu Melakukan Itu..?

Tahukah anda..
Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bila melihat seorang shahabat melakukan kesalahan..
Beliau bertanya, “Apa yang membuatmu melakukan itu..”

Seperti dalam kisah Mu’adz bin Jabal yang pulang dari Syam..
Lalu sujud kepada Rosulullah..
Padahal sujud kepada manusia adalah syirik besar..

Seperti dalam kisah Hathib bin Abi Balta’ah yang hendak membocorkan rahasia Allah dan RosulNya..
Padahal itu adalah pengkhianatan..

Namun..
Apakah Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam langsung memvonisnya sesat…
Tidak..
Sekali-sekali tidak..
Beliau bertanya dahulu, “Apa yang membuatmu melakukan itu…”
Barangkali ia tidak tahu..
Barangkali ia mempunyai alasan..

Subhanallah..
Tidak demikian di zaman ini..
Sebatas melihat saudaranya melakukan perbuatan yang ia anggap salah..
Segera vonis dilancarkan..
Fulan sesat..
Fulan hizbiy..
Fulan sururi..
Lalu segera ia menjauhinya..
Tak ada lagi ucapan salam untuknya..

Subhaanallah..
Telah hilang kasih sayang di hati kita..
seakan..
Bila ia telah berhasil memvonis saudaranya..
Ia telah membela islam dan sunnah..
Sementara setan menyeringai gembira..
Karena ia telah membantunya untuk menyesatkan manusia..

Saudaraku..
Tidakkah kita takut bila vonis itu kembali kepada diri kita..
Bukankah salah dalam memaafkan lebih baik dari pada salah dalam memberikan sanksi..
Iya.. Demi Allah..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

WAG Al Fawaid

Menebar Cahaya Sunnah