Category Archives: Muhammad Wasitho

PORSI MAKANAN DAN MINUMAN YANG IDEAL SESUAI TUNTUNAN NABI Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

Ust. Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Dari Miqdad bin Ma’di Karib radhiyallahu anhu, ia berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alami wasallam bersabda:

“ما ملأ ابن آدم وعاء شراً من بطنه، بحسب ابن آدم لقيمات يقمن صلبه، فإن كان ولابد فاعلاً فثلثٌ لطعامه، وثلثٌ لشرابه، وثلثٌ لنَفَسِه”

“Tiada tempat yang paling
buruk selain perut yang diisi oleh manusia. Cukuplah bagi manusia beberapa suapan sekedar untuk menegakkan tulang iganya. Jika dia harus mengisi perutnya, maka hendaknya sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya, dan sepertiga untuk pernapasan (udara)nya.”. (HR. Ath-Thobrani dan Ibnu Abi AD-Dunya).

BEBERAPA PELAJARAN PENTING DAN FAEDAH ILMIYAH DARI HADITS INI:

— Porsi Makanan dan Minuman di dalam perut manusia yang paling ideal dan sesuai tuntunan Nabi sholallahu ‘alaihi wasallam
shallallahu alaihi wasallam ialah sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk pernafasan (udara).

— Perintah agar bersikap sederhana dan Larangan bersikap boros dan berlebihan dalam mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal dan dibutuhkan oleh tubuh manusia.

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala: (Wa Kuluu wasyrobuu wa La tusrifuu, innahu La yuhibbul musrifiin) artinya: “Dan hendaklah kalian makan dan minum tetapi jangan bersikap boros (berlebihan), karen sesungguhnya Dia tidak mencintai orang-orang yang boros (berlebihan).” (QS. Al-A’raaf: 31).

— Tujuan makan dan minum dalam syariat Islam ialah untuk mempertahankan kehidupan dan menjamin kondisi tubuh agar selalu sehat dan kuat untuk bekerja dan beribadah.

— Perut manusia menjadi tempat yg buruk jika diisi dengan makanan dan minuman yang haram dan berbahaya, atau diisi dengan makanan dan minuman yang halal secara berlebihan dari apa yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.

http://abufawaz.wordpress.com
——–¤•·̵̭̌✽̶·̵̭̌•¤——–

HANYA ORANG GILA YANG BERANI BERFATWA DALAM SETIAP PERKARA AGAMA

Ust. Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata: “Telah Shohih dari Ibnu Mas’ud n Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa mereka berdua berkata: “Barangsiapa memberikan fatwa (jawaban) dalam setiap permasalahan yg ditanyakan oleh manusia, maka ia adalah orang gila.” (Lihat I’laamu Al-Muwaqqi’iin, I/34, dan II/185).

Oleh karena itu, sebagian ulama hadits memandang tercelanya seseorang yang selalu menjawab segala pertanyaan dlm perkara apapun yg ditujukan kepadanya. Ia Tidak pernah mengatakan, “saya tidak tahu jawabannya”, atau “Wallahu a’lam bish-showab,” atau kalimat semisalnya.

Hal ini dikarenakan ilmu pengetahuan yg dimiliki oleh seorang hamba hanyalah sedikit n sangat terbatas. Ia tidak dapat meliputi segala bidang ilmu, baik itu ilmu agama maupun ilmu dunia. Allah ta’ala berfirman:

(Wa Maa Uutiitum Minal ‘Ilmi illaa Qoliilan)

Artinya: “Dan kamu tidaklah diberi ilmu (oleh Allah) kecuali hanya sedikit.”

Demikian Faedah ilmiyyah n Mau’izhoh Hasanah yg dapat kami sampaikan. Smg menjadi ilmu yg bermanfaat bagi kita semua.:) (Klaten, 30 Maret 2013)

BENARKAH BERSENTUHAN DENGAN WANITA MEMBATALKAN WUDHU ?

Masalah 335:
Tanya:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Mau ty nih…sah gak sih..kalo dah wudhu trus bersentuhan kulit dgn istri secara tidak sengaja??? Krn ada yg mengatakan boleh, dan ada jg yg mengatakan tidak boleh? Mana yg benar ya?

Jawab:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bismillah. Dalam masalah ini para ulama pakar fiqih memang berselisih pendapat menjadi bbrpa pendapat, karena mereka berbeda
penafsiran thdp firman Allah yg berbunyi:
(Au Laamastumun-Nisaa’) di dlm surat An-Nisaa’: 43, n surat Al-Maaidah: 6).

Ada yg menafsirkan dengan jima’ (menyetubuhi istri), n ada pula yg menafsirkannya dengan hanya bersentuhan dengan tangan. Diantara pendapat2 tsb adalah sbb:

1. Abu Hanifah berpendapat bahwa seorang laki2 yg bersentuhan atau bercumbu dengan istri tanpa melakukan jima’ (senggama) TIDAK MEMBATALKAN wudhu, kecuali jika dzakar (kemaluan)nya ereksi
(maaf, bahasa Jawa: Ngacceng), maka wudhunya BATAL.

2. Imam Malik n imam Ahmad berpendapat bahwa seorang laki2 yg bersentuhan dengan wanita (istri ataupun bukan) dengan adanya nafsu syahwat menyebabkan wudhunya BATAL.

3. Imam Asy-Syafi’i berpendapat bahwa seorang laki2 yg bersentuhan langsung dengan (kulit) seorang wanita dengan nafsu syahwat ataupun tidak, sengaja ataupun tidak sengaja, menyebabkan wudhunya BATAL, kecuali jika wanita tsb adalah mahromnya.

(*) PENDAPAT YANG ROJIH:
Pendapat yg rojih (kuat n benar) di dlm masalah ini adalah bahwa bersentuhan dengan lawan jenis apakah ia termasuk mahrom atau bukan, dengan sengaja ataupun tanpa sengaja, dengan nafsu syahwat maupun tanpa syahwat TIDAK MEMBATALKAN WUDHU, kecuali jika sentuhan itu menyebabkan keluarnya madzi atau mani, maka wudhunya bataL.

Dalilnya, hadits yg diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam (setelah berwudhu), beliau menciumi sebagian istrinya, lalu beliau pergi (ke masjid) utk sholat tanpa mengulangi wudhu beliau.”

(Hadits SHOHIH. Diriwayatkan oleh Abu Daud no.178-180, At-Tirmidzi no.86, An-Nasai I/104, dan selainnya. Dan hadits ini dinyatakan SHOHIH oleh syaikh Al-Albani di dlm Shohih Al-Jami’ IV/273).

Demikian jawaban yg dapat kami sampaikan. Smg mudah dipahami n menjadi ilmu yg bermanfaat. Wallahu a’lam bish-showab. Wabillahi at-Taufiq. (Klaten, 30 Maret 2013).

(*) Sumber: BBG Majlis Hadits, chat room Tanya Jawab.
Blog Dakwah Kami:
http://abufawaz.wordpress.com
اَلْحَمْدُ لِلّهِ 🙂 ). Sumber BBG Majelis Hadits Room Tanya-Jawab.

Oleh ust. Abu Fawaz Muhammad Wasitho MA.

HADITS-HADITS DHO’IF (LEMAH) TENTANG KEUTAMAAN MEMBACA SURAT AL-HASYR

Ust. Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Surat Al-Hasyr merupakan salah satu surat di antara surat-surat
Al-Qur’an Al-Karim yg Allah turunkan kpd Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dengan perantara malaikat Jibril alaihis-salam. Barangsiapa yang membacanya secara lengkap atau membaca sebagian ayat-ayatnya pada waktu-waktu tertentu maka ia akan memperoleh pahala dan keutamaan yang besar sebagaimana disebutkan di
dalam beberapa hadits dari Nabi shallallahu alaihi wasallam.

Diantara keutamaan-keutamaan membaca suarat Al-Hasyr yg beredar di tengah kaum muslimin adalah sebagai berikut:

1. Orang yang membaca surat Al-Hasyr akan dimintakan ampunan oleh 70.000 (tujuh puluh ribu) malaikat dari pagi hingga sore, atau sebaliknya.

2. Orang yang membaca surat Al-Hasyr, jika ia meninggal dunia pada hari itu juga, maka ia akan dianggap sebagai orang yang mati syahid.

3. Orang yang membaca surat Al-Hasyr berhak menjadi penghuni surga.

Demikianlah beberapa keutamaan besar yang akan didapatkan oleh siapa saja yang membacanya.

Akan tetapi yg sangat disayangkan, bahwa hadits-hadits yang menjelaskan keutamaan-keutamaan membaca surat Al-Hasyr tersebut tidak ada yang Shohih datangnya dari Nabi shallallahu alaihi wasallam sebagaimana telah diteliti dan dikoreksi oleh para ulama pakar hadits yang kredibel di bidangnya.

Berikut ini akan kami sebutkan hadits-hadits Dho’if yang menjelaskan keutamaan membaca surat Al-Hasyr tsb.

Selengkapnya saudara/i bisa baca di BBG Majlis Hadits, chat room HADITS DHO’IF & PALSU.

Atau bisa dibaca jg di Link berikut ini. KLIK:
http://abufawaz.wordpress.com/2011/12/04/hadits-hadits-lemah-tentang-keutamaan-surat-al-hasyr-

KEUTAMAAN QIYAMUL-LAIL (SHOLAT TAHAJJUD)

Ust M. Wasitho Lc MA

PELAJARAN KELIMA:
KEUTAMAAN QIYAMUL-LAIL (SHOLAT TAHAJJUD)

Qiyamul-Lail merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan sebagaimana diterangkan di dalm Al-Quran dan As-Sunnah. Berikut ini kami akan sebutkan beberapa keutamaannya, diantaranya:

1. Qiyamul-Lail merupakan sholat sunnah yang paling utama setelah sholat wajib yang 5 waktu.

Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم: أي الصلاة أفضل بعد المكتوبة؟ قال: (الصلاة في جوف الليل))

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya: “Sholat apakah yang paling utama setelah sholat fardhu (yang lima waktu, pent) ?” beliau menjawab: “Sholat yang paling utama setelah sholat
fardhu adalah shalat di tengah malam (sholat tahajjud).”. (Diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari dan Muslim).

2. Barangsiapa menunaikan Qiyamul-Lail, berarti ia telah mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya.

Hal ini sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا

“Dan pada sebagian malam hari, sholat tahajjudlah kamu sebagai
ibadah nafilah bagimu, mudah-mudahan Rabb-mu
mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isro’:79).

Dr. Muhammad Sulaiman Abdullah Al-Asyqor menerangkan:
“At-Tahajjud adalah sholat di waktu malam sesudah bangun tidur. Adapun makna ayat “sebagai ibadah nafilah” yakni sebagai tambahan bagi ibadah-ibadah yang fardhu. Disebutkan bahwa sholat lail itu merupakan ibadah yang wajib bagi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan sebagai ibadah tathowwu’. (sunnah) bagi umat beliau.” (Lihat Zubdatut Tafsir, hal. 375 dan Tafsir Ibnu Katsir: III/54-55).

3. Melaksanakan Qiyamul Lail itu adalah kebiasaan orang-orang sholih dan calon penghuni Surga.

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ , آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ , كَانُوا قَلِيلاً مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ, وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah
orang-orang yang berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit
sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (QS.Adz-Dzariyat: 15-18)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

نِعْمَ الرَّجُلُ عَبْدُ اللهِ لَوْ كَانَ يُصَلِّيْ مِنَ

“Sebaik-baik orang adalah Abdullah (yakni Abdullah bin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, pent) seandainya ia mau sholat di waktu malam.”. (HR. Muslim No.2478 dan 2479)

Dan diriwayatkan dari Abdullah
bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu anhuma, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah
menasihatiku dengan sabdanya:

يا عبد الله لا تكن مثل فلان كان يقوم الليل فترك قيام الليل

“Wahai Abdullah, janganlah engkau menjadi seperti si fulan, ia dahulu mengerjakan sholat malam, lalu ia meninggalkannya.”(HR. Imam al-Bukhari III/31, dan Muslim II/185).

4. Mengerjakan Qiyamul-Lail (sholat Tahajjud) adalah salah satu sebab dihapuskannya kesalahan-kesalahan dan terhindar dari dosa-dosa.

Hal ini berdasarkan sabda
Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِـحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ لَكُمْ إِلَى رَبِّكُمْ وَمَكْفَرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الْإِثْمِ.

“Hendaklah kalian melakukan sholat malam karena ia adalah kebiasaan orang-orang sholih sebelum kalian, ia sebagai amal taqorrub bagi kalian kepada Allah, menjauhkan dosa, dan penghapus kesalahan.”. (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no.3549), al-Hakim (I/308), n al-Baihaqi (II/502), dari jalan Abu Umamah al-Bahili radhiyallaahu anhu).

5. Mengerjakan Qiyamul-Lail
(sholat Tahajjud) merupakan kemuliaan dan kewibawaan bagi
seorang Mukmin.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:

أَتَانِـيْ جِبْـرِيْلُ فَقَالَ: يَا مُـحَمَّدُ، عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ شَرَفَ الْـمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ، وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ.

“Malaikat Jibril mendatangiku, lalu berkata: “Hai Muhammad, hiduplah sekehendakmu karena kamu (pasti) akan mati. Cintailah
seseorang sekehendakmu karena kamu (pasti) akan berpisah
dengannya. Dan beramallah sekehendakmu karena kamu (pasti) akan diberi balasan (oleh Allah pd hari Kiamat, pent). Dan ketahuilah, bahwa kemuliaan dan kewibawaan seorang Mukmin itu ada pada sholat malamnya, dan ia tidak merasa butuh kepada manusia.” (Diriwayatkan oleh al-Hakim IV/325, dan ia menshohihkannya, serta
disepakati oleh imam adzDzahabi. Derajat Hadits ini dinyatakan HASAN oleh al-Mundziri dalam at-Targhiib wa at-Tarhiib I/640, dan Syaikh al-Albani dalam Silsilah Al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 831).

6. Barangsiapa yang mengerjakan Qiyamul Lail (sholat Tahjjud) dengan niat ikhlas karena Allah semata dan sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, maka ia akan terpelihara dari gangguan setan, dan ia akan bangun di pagi hari dalam keadan segar dan bersih jiwanya. Namun sebaliknya, barangsiapa yang meninggalkan Qiyamul Lail (sholat Tahajjud), Maka dia akan bangun di pagi hari dalam keaadan jiwanya dililit kekalutan (kejelekan) dan malas untuk beramal sholih.

Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ. فَإِنْ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ

“Setan mengikat tengkuk kepala seseorang dari kalian saat dia tidur dengan tiga tali ikatan, dimana pada tiap ikatan tersebut dia meletakkan godaan, “Kamu
mempunyai malam yang sangat panjang, maka tidurlah dengan nyenyak.” Jika dia bangun dan
mengingat Allah, maka lepaslah satu tali ikatan. Lalu jika dia berwudhu, maka lepaslah tali ikatan yang lainnya. Dan jika dia mendirikan sholat (malam), maka lepaslah seluruh tali ikatannya sehingga pada pagi harinya dia akan merasakan semangat & baik jiwanya. Namun bila dia tak melakukan hal itu, maka pagi harinya jiwanya menjadi jelek & menjadi malas beraktifitas”. (HR. Imam Al-Bukhari no. 1142, & Muslim no. 776).

Dan pada suatu hari pernah diceritakan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tentang seseorang yang tidur semalam suntuk hingga pagi (yakni tiba waktu Subuh tanpa melakukan Qiyamul-Lail, pent), maka beliau bersabda:

ذاك رجل بال الشيطان في أذنيه

“Orang tersebut telah dikencingi setan di kedua telinganya.” (HR. Imam al-Bukhari dan Muslim).

7. Barangsiapa yang mengerjakan Qiyamul Lail (sholat Tahajjud), maka ia berkesempatan mendapatkan 1/3 (sepertiga) malam terakhir yang merupakan waktu dimana doa akan dikabulkan, dan dosa-dosa
akan diampuni Allah Ta’ala bila ia memohon ampunan kepada-Nya.

Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:

Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

“Sesungguhnya di waktu malam terdapat suatu saat, tidaklah seorang muslim mendapati saat itu, lalu dia memohon kebaikan kepada Allah Ta’ala dari urusan dunia maupun akhirat, melainkan
Allah akan memberikannya
kepadanya. Demikian itu terjadi
pada setiap malam.” (HR. Muslim no. 757).

Di dalam hadits shohih yang lain disebutkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda (yang artinya):

“Rabb kita (Allah tabaroka wata’ala) turun setiap malam ke langit dunia ketika masih tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berfirman: “Barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampuninya. Barangsiapa yang memohon (sesuatu) kepada-Ku, niscaya Aku
pun akan memberinya. Dan barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya.” (HR. Imam al-Bukhari).

8. Orang yang mengerjakan Qiyamul Lail secara kontinue (istiqomah) akan digolongkan ke dalam golongan orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah.

Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:

مَنْ اسْتَيْقَظَ مِنْ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ جَمِيعًا كُتِبَا مِنْ الذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ

“Barangsiapa yang bangun malam dan membangunkan istrinya, kemudian mereka berdua
melaksanakan shalat dua rakaat, maka mereka berdua akan digolongkan ke dlm golongan para lelaki n para wanita yg banyak berdzikir (mengingat) kepada Allah.”. (HR. Abu Daud no. 1309, Ibnu Majah no. 1335, dan dinyatakan SHOHIH oleh syaikh Al-Albani di dalam Misykaatu al-Mashoobiih: I/390)

Demikian beberapa keutamaan Qiyamul-Lail (sholat Tahajjud) yang dapat kami sebutkan. Semoga Allah Ta’ala memberikn
taufiq dan kemudahan kepada kita semua agar bersemngat dalam mengerjakannya dengan istiqomah hingga akhir hayat.

5 KIAT AGAR DAPAT MENGETAHUI DAN MENGIKUTI KEBENARAN

Ust. Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Ilmu itu ada 2 macam, yaitu:
Ilmu yang bermanfaat dan ilmu yang tidak bermanfaat.

Ilmu yang bermanfaat ialah apa saja yang sejalan dan sesuai dengan al-Haq (kebenaran). Dan al-Haq adalah apa saja yang ditunjukkan oleh dalil-dalil syar’I dari Al-Quran, Hadits Shohih, dan ijma’ (konsensus) ulama salafus sholih dari kalangan para sahabat, tabi’in dan pengikut tabi’in.

Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala di dalam surat Al-A’raaf ayat 3, dan surat Al-Hasyr ayat 7.

Berikut ini kami akan sebutkan beberapa kiat agar seorang hamba dapat mengetahui dan mengikuti kebenaran:

1. Bertakwa kepada Allah ta’ala disertai keikhlasan yg murni hanya karena-Nya.

Dalilnya: firman Allah dalam surat Al-Baqarah: 282, dan Al-Anfaal: 29)

2. Banyak Berdoa, Berlindung dan merasa butuh kepada Allah ta’ala.

Dalilnya: Firman Allah dalam surat Ghofir / Al-Mu’min: 60, n hadits2 shohih yang berisi doa-doa Nabi shallallahu alaihi wasallam kpd Allah agar menunjukinya ke jalan Allah yang lurus.

3. Tadabbur (mempelajari n menghayati) Al-Quran Al-Karim dan Hadits-hadits yg Shohih.

Dalilnya: Firman Allah dalam surat Al-Isro’: 9.

4. Mengikuti Manhaj (metode/jalan/cara) para sahabat, tabi’in, dan para ulama yang mengikuti jejak mereka dengan baik dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam (Al-Quran n Al-Hadits yg Shohih).

Dalilnya: surat Al-Baqarah: 137, An-Nisa’: 115, At-Taubah: 100, dan hadits-hadits shohih yang memerintahkan kaum muslimin agar mengikuti manhaj (jalan hidup) mereka dalam beragama.

5. Berteman dengan orang sholih yang berilmu dan paham agama dengan benar.

Dalilnya: surat Al-An’aam: 71, dan hadits Nabi yang menunjukkan bahwa seseorang akan berada di atas agama dan manhaj teman dekatnya.

Demikian faedah ilmiyah yang dapat kami sampaikan. Semoga menjadi cahaya penerang bagi kita semua agar dapat mengetahui, menerima dan mengamalkan al-Haq (kebenaran) yg datang dr Allah n Rosul-Nya. (Klaten, 15 Maret 2013).

(Diterjemahkan secara ringkas oleh Muhammad Wasitho Abu Fawaz dari kitab Al-Mukhtashor Al-Hatsiits Fi Bayaani Ushuuli Manhaji as-Salaf Ashhaabil Hadiits, karya syaikh ‘Isa Malullah, hal. 230-236).

(BM 2/2. Selesai. Alhamdulillah 🙂 )

(*) Link Artikel. KLIK: http://abufawaz.wordpress.com/2013/03/19/5-kiat-agar-dapat-mengetahui-dan-mengikuti-kebenaran/

5 KIAT AGAR DAPAT MENGETAHUI DAN MENGIKUTI KEBENARAN

Ust. Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Ilmu itu ada 2 macam, yaitu:
Ilmu yang bermanfaat dan ilmu yang tidak bermanfaat.

Ilmu yang bermanfaat ialah apa saja yang sejalan dan sesuai dengan al-Haq (kebenaran). Dan al-Haq adalah apa saja yang ditunjukkan oleh dalil-dalil syar’I dari Al-Quran, Hadits Shohih, dan ijma’ (konsensus) ulama salafus sholih dari kalangan para sahabat, tabi’in dan pengikut tabi’in.

Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala di dalam surat Al-A’raaf ayat 3, dan surat Al-Hasyr ayat 7.

Berikut ini kami akan sebutkan beberapa kiat agar seorang hamba dapat mengetahui dan mengikuti kebenaran:

1. Bertakwa kepada Allah ta’ala disertai keikhlasan yg murni hanya karena-Nya.

Dalilnya: firman Allah dalam surat Al-Baqarah: 282, dan Al-Anfaal: 29)

2. Banyak Berdoa, Berlindung dan merasa butuh kepada Allah ta’ala.

Dalilnya: Firman Allah dalam surat Ghofir / Al-Mu’min: 60, n hadits2 shohih yang berisi doa-doa Nabi shallallahu alaihi wasallam kpd Allah agar menunjukinya ke jalan Allah yang lurus.

3. Tadabbur (mempelajari n menghayati) Al-Quran Al-Karim dan Hadits-hadits yg Shohih.

Dalilnya: Firman Allah dalam surat Al-Isro’: 9.

4. Mengikuti Manhaj (metode/jalan/cara) para sahabat, tabi’in, dan para ulama yang mengikuti jejak mereka dengan baik dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam (Al-Quran n Al-Hadits yg Shohih).

Dalilnya: surat Al-Baqarah: 137, An-Nisa’: 115, At-Taubah: 100, dan hadits-hadits shohih yang memerintahkan kaum muslimin agar mengikuti manhaj (jalan hidup) mereka dalam beragama.

5. Berteman dengan orang sholih yang berilmu dan paham agama dengan benar.

Dalilnya: surat Al-An’aam: 71, dan hadits Nabi yang menunjukkan bahwa seseorang akan berada di atas agama dan manhaj teman dekatnya.

Demikian faedah ilmiyah yang dapat kami sampaikan. Semoga menjadi cahaya penerang bagi kita semua agar dapat mengetahui, menerima dan mengamalkan al-Haq (kebenaran) yg datang dr Allah n Rosul-Nya. (Klaten, 15 Maret 2013).

(Diterjemahkan secara ringkas oleh Muhammad Wasitho Abu Fawaz dari kitab Al-Mukhtashor Al-Hatsiits Fi Bayaani Ushuuli Manhaji as-Salaf Ashhaabil Hadiits, karya syaikh ‘Isa Malullah, hal. 230-236).

(BM 2/2. Selesai. Alhamdulillah 🙂 )

(*) Link Artikel. KLIK: http://abufawaz.wordpress.com/2013/03/19/5-kiat-agar-dapat-mengetahui-dan-mengikuti-kebenaran/

MENGENAL LEBIH DEKAT SETAN BISU YANG BERGENTAYANGAN DI SEKITAR KITA

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Sebagian orang kalo mendengar bahwa di rumahnya atau di tempat kerjanya ada setan, maka secara otomatis n reflek bulu kuduknya berdiri merinding karena takut kpdanya. Entah takut krn membayangankan bentuk rupanya yg buruk, seram n mengerikan, ataukah takut karena merasa khawatir diganggu n dikenai bencana olehnya.

Tapi, tahukah anda bahwa di sekitar kita sering dijumpai setan-setan yg “bergentayangan”. Ada setan yg bisu n ada pula setan yg pandai berbicara n menyihir setiap orang yg mendengarnya.

Jika anda merasa penasaran n ingin tahu lebih jelas ttg sifat n ciri-cirinya, silakan KLIK Link berikut ini:

MENGENAL CIRI-CIRI SETAN BISU DAN SETAN YANG BERBICARA

(*) Masalah 320: BENARKAH BERPAKAIAN LUSUH DAN SEDERHANA ADALAH BAGIAN DARI IMAN?

(*) Masalah 320: BENARKAH BERPAKAIAN LUSUH DAN SEDERHANA ADALAH BAGIAN DARI IMAN?

Tanya:
Dari member MHA 23:
Assalamualaikum ustadz mohon dijelaskan status hadits yg berbunyi “berpakaian lusuh /sederhana adalah sebagian dari iman.” (hr ibnu majah no 4118).

Jawab:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Bismillah. Derajat hadits tsb adalah SHOHIH, sbgmn dinyatakan oleh syaikh Al-Albani rahimahullah di dlm Silsilatu Al-Ahaadiitsi Ash-Shohiihati nomor.341, dan di dlm Shohihu Al-Jaami’i Ash-Shoghiir nomor. 2879, dari jalan Abu Umamah Al-Haritsi radhiyallahu anhu.

Adapun Lafazh hadits tsb adalah sbb:
(Al-Badzaadzatu Minal iimaan)

Artinya: “Berpakaian sederhana itu bagian dari Iman.”. (Diriwayatkan oleh Abu Daud II/474 no.4161, n Ibnu Majah II/1379 no.4118).

Makna hadits tsb bukanlah berarti kita tidak boleh memakai pakaian yg bagus n berharga. Akan tetapi maksudnya adalah anjuran bagi kita pada sebagian waktu (kadang-kadang) agar memakai pakaian yg sederhana dan tidak berlebihan dlm harga n tidak terlalu mewah meskipun kita punya kemampuan untuk membeli n memakai pakaian yg berharga n mewah. Dan ini sebagai bentuk tawadhu’ (sikap rendah hati) kita.

Dan makna hadits tsb bukan berati kita harus berpakaian compang camping atau kumuh atau kotor n tidak rapih. Karena agama Islam mengajarkan kpd umatnya kebersihan n keindahan dlm merawat badan n berpakaian. Karena Allah Dzat yg Maha Indah n mencintai keindahan, sbgmn dikabarkan oleh Rasulullah di dlm haditsnya yg shohih. Beliau bersabda:
(Innallaaha Jamiilun Yuhibbu al-Jamaal)

Artinya: “Sesungguhnya Allah adalah Dzat yg Maha Bagus (indah), Dia mencintai keindahan.”

Jadi, seorang muslim n muslimah dibolehkan n bahkan dianjurkan utk memakai pakaian yg bagus, bersih n tanpa berlebihan, apalagi ketika akan pergi ke masjid (utk beribadah kpd Allah). Hal ini sbgmn firman Allah:

(Yaa Banii Aadama Khudzuu Ziinatakaum ‘inda Kulli Masjidin Wa Kuluu wasyrobuu wa Laa Tusrifuu, innahuu Laa Yuhibbul Musrifiin)