Category Archives: Muhammad Wasitho

BEBERAPA TANDA DITERIMANYA AMAL DAN BAIKNYA SEORANG MUSLIM

Tanya:
Assalamu’alaikum ust Washito, عَفْوًا sy ingin bertanya ,apakah ada dalilnya,bhw org yg dtrma amal ibadahnya,at dia org baik,shingga bnyk yg mnyolatkannya??syukron ustd

Jawab:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bismillah. Tanda2 diterimanya amal seseorang dapat diketahui dengan bbrp hal, diantaranya:
1. Ia semakin bersemangat dlm menjalankan ketaatan kpd Allah.

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata: “Sesungguhnya diantara balasan amal kebaikan adalah (dapat melaksanakan) amal kebaikan setelahnya. Dan diantara hukuman atas amal keburukan adalah melakukan amal keburuan setelahnya. Maka apabila Allah menerima (amalan) seorang hamba, maka Dia akan memberinya Taufiq utk dpt melakukan ketaatan, n memalingkannya dari kemaksiatan.”

2. Tegar & Sabar dalam melaksanakan ketaatan kpd Allah.

3. Hatinya bersih dari kotoran2 n penyakit2 hati spt dengki, sombong, bangga diri, riya, dll.

4. Banyak mengingat kehidupan akhirat.

5. Selalu mengikhlaskan niat dlm beribadah kpd Allah.

(*) Adapun diantara tanda kebaikan bagi seseorang muslim adalah banyak ahli Tauhid yg mensholatkan jenazahnya. Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu
anhuma, bahwa NABI shallallahu alaihi wasallam bersabda:
ما من رجل مسلم يموت فيقوم على جنازته أربعون رجلاً لا يشركون بالله شيئاً إلا شفعهم الله فيه
“Tidaklah seorang Muslim meninggal dunia lalu jenazahnya disholatkan Oleh 40 (empat puluh) orang yang Tidak pernah berbuat syirik kepada Allah sedikitpun melainkan Allah Akan mengizinkan mereka memberi syafaat kepadanya (pada hari Kiamat, pent).” (HR. Muslim).

Oleh karenanya, sebagian ulama menganjurkan agar mensholatkan jenazah Muslim di masjid yang banyak jamaahnya. Karena
semakin banyak Jumlah jamaah yg mensholatkan jenazah Muslim, maka semakin dekat kepada kebaikan & semakin banyak orang yg mendoakan & memohonkan ampunan untuknya. Wallahu a’lam bish-showab.

Semangat Tinggi Dalam Menuntut Ilmu

» Ada seseorang bertanya kepada Abdullah bin Al-Mubarok (ulama tabi’in) rahimahullah: “Sampai kapan engkau menulis (mempelajari) hadits?” Beliau jawab: “Selagi masih ada kalimat bermanfaat yg belum aku catat.” (Lihat Al-Jaami’ Li Akhlaaqi Ar-Roowi, karya Al-Khothib Al-Baghdadi IV/419).

Demikianlah tekad kuat n semangat tinggi para ulama salafus sholih tanpa mengalami futur (kemalasan) dalam menuntut ilmu syar’i. Dan ini tidaklah terwujud pada diri seorang hamba kecuali dengan niat yg ikhlas karena Allah ta’ala saja.

(*) Beberapa Contoh Para Ulama Hadits yg Bersemangat Tinggi Dalam Menuntut Ilmu Syar’i:

1. Inilah imam Al-Bukhari rahimahullah, imam para ulama hadits, beliau tidak patah semangat dlm mempelajari hadits n ilmu-ilmu syar’i lainnya meskipun bekal (harta) beliau sangat sedikit, sampai-sampai beliau pernah makan rerumputan. (Lihat Siyar A’laam An-Nubala’, karya imam Adz-Dzahabi XII/217).

2. Umar bin Abdul Karim Ar-Rowasi rahimahullah pernah patah beberapa jari jemari tangannya dlm perjalanannya menuntut ilmu syar’i dikarenakan cuaca yg sangat dingin. (Lihat Siyar A’laam An-Nubala’, karya imam Adz-Dzahabi XIX/318).

3. Imam Malik rahimahullah pernah membongkar atap rumahnya, lalu ia menjual kayunya (sebagai bekal) untuk menuntut ilmu. (Diriwayatkan oleh Al-Khothib Al-Baghdadi di dalam Tarikh Baghdad II/13).

Demikian Faedah dan Mau’izhoh Hasanah yang dapat kami sampaikan pada hari ini. Smg bermanfaat bagi kita semua. Dan smg Allah memberikan taufiq n pertolongan-Nya kpd kita utk istiqomah n semangat dlm mempelajari n memahami ilmu syar’i hingga akhir hayat. (Klaten, 30 April 2013).

» SUMBER: BBG Majlis Hadits, chat room Faedah & Mau’izhoh Hasanah.

(*) Blog Dakwah Kami:
http://abufawaz.wordpress.co

JANGANLAH KITA MENJADI UTUSAN SETAN

Ust. Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Maula (mantan budak) Al-FadhL berkata: “Aku pernah duduk bersama Wahb bin Munabbih (seorang ulama tabi’in) rahimahullah, lalu ada seorang laki-laki yang mendatanginya dan mengatakan kepadanya; “Sesungguhnya aku pernah bertemu si Fulan. Ia mencaci-makimu.” Maka Wahb bin Munabbih rahimahullah marah kepada orang yang membawa berita buruk itu seraya berkata; “Apakah setan sudah tidak mendapatkan seorang utusan pun selainmu?”

Maula Al-FadhL berkata: “Tatkala aku masih duduk di majlis Wahb bin Munabbih rahimahullah, tiba-tiba orang yg mencaci makinya datang menemuinya, lalu ia mengucapkan salam kepada Wahb bin Munabbih. Maka Wahb pun menjawab salamnya, lalu beliau menjulurkan tangannya utk berjabat tangan dengannya, dan menyuruhnya agar duduk di sampingnya.” (Lihat Al-Bidayah wa An-Nihayah, karya Al-Hafizh Ibnu Katsir IX/276).

» Subhanallah, betapa mulia n bijaknya Wahb bin Munabbih rahimahullah tsb, ia tetap bersikap tenang, sabar n berlapang dada, n tidak mudah percaya n esmosi karena terpengaruh dengan berita buruk yg disampaikan seseorang kpd dirinya.

Oleh karenanya, kita pun sebagai seorang muslim n muslimah yg mendambakan persatuan, perdamaian n keselamatan di dunia n akhirat, hendaknya bersikap seperti Wahb bin Munabbih ketika mendengar berita-berita buruk, berupa fitnah, tuduhan dusta, cacian, n semisalnya yg ditujukan kpd diri kita maupun kpd saudara kita yg disampaikan oleh seseorang. Karena bisa jadi motiv dr penyampain berita buruk itu karena ingin mengadu domba diantara kita, atau karena adanya kedengkian atas suatu nikmat yg Allah anugerahkan kpd kita berupa ilmu, harta, kesuksesan, kedudukan yg tinggi, dsb. Apalagi jika suadara kita yg digunjing n difitnah tsb dikenal baik kwalitas agama n akhlaknya, maka janganlah kita mudah terpancing utk marah n membalasnya dengan keburukan krn percaya n terpengaruh oleh penyampai berita tsb. Tetapi hendaknya kita bersikap tenang, sabar, lapang dada, n tabayyun (meneliti n mencari kejelasan atau bukti kebenaran berita tsb).

» Hal ini sbgmna firman Allah Ta’ala:
(Yaa ayyuhal-ladziina aamanuu in jaa-akum faasiqun bi naba-in fatabayyanuu an tushiibuu qouman bi jahaalatin fa tushbihuu ‘alaa maa fa’altum naadimiin)

Artinya: “Hai orang-orang yg beriman, jika datang kepadamu seorang yg fasiq dengan membawa suatu berita, maka ambillah sikap tabayyun (mencari kejelasan n bukti kebenaran berita tsb) agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yg menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat: 6).

» Sikap mulia, hati-hati, sabar n lapang dada sebagaimana yg dilakukan Wahb bin Munabbih rahimahullah ini bisa menutup rapat pintu-pintu perpecahan n permusuhan diantara kaum muslimin, serta dapat memadamkan api kebencian n kedengkian di dlm hati manusia. Karena setan terlaknat tiada henti-hentinya dalam berupaya menyebarkan benih-benih kedengkian, perpecahan n permusuhan diantara umat manusia secara umum, n diantara kaum muslimin secara khusus.

» Orang yg hobinya suka mendengarkan berita-berita buruk tentang seseorang lalu dia menyampaikannya kpd saudaranya yg digunjing tsb, maka dia adalah salah satu UTUSAN SETAN yang diutus untuk mengadu domba n menimbulkan perpecahan n permusuhan diantara manusia, sbgmana yg dikatakan oleh Wahb bin Munabbih rahimahullah.

Demikian Faedah dan Mau’izhoh Hasanah yang dapat kami sampaikan pada hari ini. Smg bermanfaat bagi kita semua. (Klaten, 5 April 2013)

» SUMBER: BBG Majlis Hadits, chat room Faedah & Mau’izhoh Hasanah.
(*) Blog Dakwah Kami:
http://abufawaz.wordpress.com

KEUTAMAAN JUJUR DAN BAHAYA DUSTA DALAM PERKATAAN DAN PERBUATAN

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Wajib atas kalian berlaku jujur, karena sesungguhnya jujur itu menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan itu menunjukkan kepada Surga. Seseorang
senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur sehingga ia ditulis di sisi
Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian sifat dusta, karena
sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada keburukan, dan keburukan itu
menunjukkan kepada Neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk selalu berdusta sehingga ia ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta.” (SHOHIH. Diriwayatka oleh imam Muslim no. 6586).

(*) BEBERAPA PELAJARAN PENTING DAN FAEDAH ILMIYAH YANG DAPAT DIAMBIL DARI HADITS INI:

1. JUJUR dalam setiap perkataan n perbuatan termasuk akhlak terpuji yang dicintai n diridhoi Allah ta’ala n manusia.

2. JUJUR termasuk sebaik-baik sebab yg mengantarkan seorang hamba ke dalam Surga.

3. Orang yg JUJUR termasuk orang yg diberi nikmat oleh Allah n akan dikumpulkan bersama para Nabi, orang2 mati syahid, n orang2 sholih di dlm Surga. (Baca surat An-Nisa’: 69).

4. JUJUR dalam transaksi jual beli merupakan sebab datangnya keberkahan rezeki dari Allah. Demikian sebaliknya, DUSTA akan menghilangkan keberkahan rezeki.

5. DUSTA termasuk sebab utama yg menjerumuskan pelakunya ke dalam siksa api Neraka.

6. DUSTA merupkan salah satu sifat orang Munafik.

7. Berdusta bisa menjerumuskan seseorang ke dalam kedustaan berikutnya.

8. Berdusta bisa menyebabkan terjadinya perpecahan n permusuhan di antara kaum muslimin.

Beberapa pelajaran & Faedah ilmiyah lainnya dapat dibaca di BBG MAJLI HADITS, chat room MUTIARA HADITS SHOHIH.

Atau di LinK berikut ini. KLIK:
» http://abufawaz.wordpress.com/2013/04/21/keutamaan-jujur-dan-bahaya-dusta-dalam-

KEUTAMAAN MENYEBARKAN SALAM DIANTARA KAUM MUSLIMIN

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

عن عبد الله بن عمرو أن رجلاً سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم : أَيُّ الإِسْلاَمِ خيرٌ ؟ قَالَ: تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لـَمْ تَعْرِفُ. رواه البخاري

Dari Abdullah bin Amr (bin ‘Ash) radhiyallahu anhuma, ia berkata: “Bahwasanya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam: “Amalan Islam apakah yang
baik?” Beliau bersabda: “Engkau
memberi makan (orang fakir n miskin), dan mengucapkan SALAM kepada orang yang kau kenal dan
yang tidak kau kenal.” (HR. Imam Al-Bukhari no. 28).

BEBERAPA PELAJARAN PENTING DAN FAEDAH ILMIYAH YANG DAPAT DIAMBIL DARI HADITS INI:

1. Mengucapkan SALAM dan membudayakannya diantara kaum muslimin merupakan salah satu amalan SUNNAH yg sangat dianjurkan di dlm agama Islam.

2. Hukum menjawab SALAM adalah WAJIB.

3. Ucapan SALAM yg syar’i dan sempurna ialah:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
“Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.”

» BOLEH juga mengucapkann SALAM dengan kalimat yg lebih singkat:
“Assalamu’alaikum warahmatullah” atau “Assalamu’alaikum”.

4. Mengucapkan Selamat pagi atau selamat sore atau selamat siang atau selamat malam (atau dlm bahasa Inggris “Good
Morning, Good Afternoon, Good Night, Good By) bukanlah ucapan
penghormatan yang disyari’atkan dalam Islam. Oleh karenanya, cukuplah bagi kita mengucapkan
SALAM yg syar’i yg telah diajarkan oleh Allah n Rasul-Nya, karena di dalamnya terkandung makna doa kebaikan, yaitu:

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

“Semoga Allah melimpahkan kepada kalian kesejahteraan (keselamatan), rahmat dan berkah-Nya.”

5. Sangat dianjurkan mengucapkan SALAM kepada orang yang kita kenal maupun yg
belum kita kenal, jika kita yakin dia adalah seorang muslim. Karena
hukum mengucapkan sala yg
syar’I kepada orang NON MUSLIM hukumnya DILARANG dlm agama Islam.

6. Dibolehkan bagi kita menyampaikan SALAM kepada sesama muslim dengan isyarat tangan disertai mengucapkan SALAM jika kita mengira bahwa saudara kita tidak mendengar ucapan SALAM dr kita.

7. Dianjurkan pula mengucapkan SALAM ketika kita akan memulai pembicaraan dengan saudara kita melalui pesawat telpon maupun selainnya.

8. Menyebarkan n membudayakan ucapan SALAM diantara kaum muslimin merupakan sebab masuk Surga dengan selamat.

» Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam (yg artinya): “Wahai segenap manusia, sebarkanlah ucapan SALAM (diantara kalian), sambunglah tali silaturahmi, berilah makan (orang2 fakir n miskin, pent), dan lakukanlah sholat malam (tahajjud) ketika manusia pada tidur, niscaya kamu akan masuk Surga dengan selamat (n sejahtera).”

9. Menyebarkan n membudayakan ucapan SALAM diantara kaum muslimin merupakan sebab masuk tumbuhnya rasa saling mencintai diantara kaum muslimin.

» Hal ini berdasarkan sabda Nabi sholallahu ‘alaihi wasallam
shallallahu alaihi wasallam (yg artinya): “Kalian tidak akan masuk Surga sehingga kalian beriman (kpd Allah). Dan kalian tidaklah beriman (dengan sempurna) sehingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kpd kalian tentang suatu amalan yg aapabila kalian melakukannya, niscaya kalian akan saling mencintai? (Beliau bersabda) : “Sebarkanlah ucapan SALAM diantara kalian.”

10. Anjuran memberi makan orang-orang fakir n miskin, karena hal ini jg termasuk salah satu amalan yg dapat memasukkan seorang hamba ke dalam Surga sbgmn disebutkan di dlm hadits shohih di atas (faedah no.8).

11. As-Salaam (السَّلاَمُ) merupakan salah satu nama diantara nama-nama Allah yg indah. Oleh karenanya, TIDAK BOLEH menamai anak dengan nama Allah tsb.

12. TIDAK BOLEH menyingkat kalimat SALAM dalam ucapan maupun tulisan, seperti: assalam wr.wb, atau “Ass. Wr. Wb” atau semisalnya, karena ini bukan kalimat salam yg syar’i n jg tidak terkandung di dlmnya makna doa kebaikan.

Demikian beberapa pelajaran penting dan Faedah ilmiyah yg dapat kita petik dari hadits shohih ini. Semoga menjadi tambahan ilmu yg bermanfaat bagi kita semua. (Klaten, 13 April 2013).

» Sumber: BBG Majlis Hadits, chat room Mutiara Hadits Shohih.

(*) Blog Dakwah Kami:
http://abufawaz.wordpress.com

KEMULIAAN DAN KEWIBAWAAN SEORANG HAMBA YANG HAKIKI ITU HANYA BERDASARKAN AGAMA DAN AKHLAKNYA YANG BAIK

Oleh: Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz حفظه الله

Ibnu Al-Muqoffa’ rahimahullah berkata: “Jika manusia menghormatimu (dan memuliakanmu) karena harta dan kekuasaanmu (atau kedudukanmu, pent), maka janganlah engkau kagum dengannya. Karena penghormatan n kemuliaan seperti itu akan hilang bersamaan dengan hilangnya keduanya. Akan tetapi, hendaknya engkau merasa kagum (n bersyukur pada Allah, pent) manakala mereka memuliakan n menghormatimu karena (baiknya) agama dan akhlak (perilaku n sopan santun)mu.” (Lihat ‘Uyuunu Al-Akbaar, karya Ibnu Qutaibah II/121).

Hal ini sebagaimana Allah memuji Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam n memberikan kepada beliau kedudukan yg tinggi disebabkan keimanan n ketakwaan beliau yg sangat kuat, dan akhlak beliau yg sangat agung.

(*) Allah Ta’ala berfirman:
“Wa innaka La’alaa Khuluqin ‘Azhiim”

Artinya: “Sesungguhnya engkau (hai Muhammad) benar-benar di atas akhlak yg sangat agung.”. (QS. Al-Qolam: 3).

(*) Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu berkata: “Sesungguhnya Allah Ta’ala memberikan harta dunia kpd siapa saja yg Dia cintai n siapa sj yg Dia benci. Akan tetapi Allah Ta’ala tidaklah memberikan iman (dan baiknya kwalitas agama, pent) kecuali hanya kepada orang-orang yg Dia cintai.”. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah di dlm Al-Mushonnaf secara Mauquf).

Demikian Faedah dan Mau’izhoh Hasanah yang dapat kami sampaikan pada hari ini. Smg bermanfaat bagi kita semua. (Klaten, 8 April 2013)

» SUMBER: BBG Majlis Hadits, chat room Faedah & Mau’izhoh Hasanah.

(*) Blog Dakwah Kami:
http://abufawaz.wordpress.com

SIKAP BIJAK DAN TAWADHU’ SEORANG MUSLIM KEPADA SAUDARANYA SEISLAM

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Bakr bin Abdullah rahimahullah berkata:

» “Jika engkau melihat orang yang lebih tua darimu, maka katakanlah (di dlm dirimu): “Dia telah mendahuluiku dlm memeluk agama Islam dan melakukan amal sholih. Oleh karenanya, dia lebih baik dariku.”

» Jika engkau melihat orang yang lebih muda darimu, maka katakanlah (di dlm dirimu); “Aku telah mendahuluinya dengan perbuatan dosa n maksiat. Oleh karenanya, dia lebih baik dariku.”

» Jika engkau melihat teman-temanmu memuliakan n menghormatimu, maka katakanlah (di dlm dirimu); “Mereka telah melakukan suatu nikmat.”

» Dan Jika engkau melihat kekurangan atau kelalaian dari mereka terhadap dirimu, maka katakanlah (di dlm dirimu); “Hal ini disebabkan dosa yang aku lakukan.” (Lihat ‘Uyuunu Al-Akbaar, karya Ibnu Qutaibah, I/267).

Inilah wasiat mulia dari seorang ulama sunnah kpd kita semua, yaitu agar kita senantiasa bersikap tawadhu’ (rendah diri) dan tidak merasa lebih mulia, sombong n bangga diri di hadapan orang lain dengan kekayaan, kedudukan n jabatan yg tinggi, popularitas, ilmu n amal, atau banyaknya pengikut kita. Karena semakin seorang hamba bersikap tawadhu’, maka semakin tinggi derajatnya di hadapan Allah n di hadapan manusia.

» Di dlm hadits yg shohih Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

(Wa Maa Tawaadho’a ahadun Lillaahi illaa Rofa’ahu)

Artinya: “Dan tidaklah seseorang bersikap tawadhu’ karena Allah, melainkan Allah akan meninggikan derajatnya.”

Demikian Faedah dan Mau’izhoh Hasanah yang dapat kami sampaikan pada hari ini. Smg bermanfaat bagi kita semua. (Klaten, 6 April 2013)

» SUMBER: BBG Majlis Hadits, chat room Faedah & Mau’izhoh Hasanah.

(*) Blog Dakwah Kami:
http://abufawaz.wordpress.com

———¤•¤•¤———-

3 Tanda Orang Bodoh

Ust. Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Abu Darda’ radhiyallahu anhu berkata: “Tanda orang bodoh itu ada 3 (tiga), yaitu:

1. Bangga diri.

2. Banyak bicara dalam hal yg tidak bermanfaat.

3. Melarang orang lain dari suatu perbuatan, namun ia sendiri melakukannya.” (Lihat ‘Uyuunu Al-Akhbaar, karya Ibnu Qutaibah II/39).

Jadi, Orang Pintar itu selalu berupaya membebaskan diri dari 3 Tanda Orang Bodoh di atas, dan juga dari tanda-tanda yg lainnya, seperti bermalas-malasan dalam beramal ibadah dan tidak peduli dengan menuntut ilmu agama, mengharapkan keselamatan n kebahagian di dunia n akhirat tetapi ia berjalan di atas jalan kesesatan, kesengsaraan.

» Di dlm sebuah hadits, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda (yg artinya): “Orang yg pintar ialah siapa saja yg menundukkan jiwanya (utk melakukan ketaatan kpd Allah, dan ia selalu beramal (sebagai bekal) untuk kehidupan setelah kematian. Sedangkan orang yg bodoh (lemah) itu ialah siapa saja yg selalu mengikuti bisikan (buruk) jiwanya, dan ia berangan-angan tinggi kepada Allah (namun tanpa disertai iman n amal, pent).”

» Seorang ahli hikmah berkata: “Engkau berharap keselamatan (di dunia n akhirat), tetapi engkau tidak mengikuti jalan-jalan keselamatan. Sesungguhnya kapal itu tidaklah berlayar di tempat yg kering.”

Demikian Faedah dan Mau’izhoh Hasanah yang dapat kami sampaikan pada hari ini. Smg bermanfaat bagi kita semua.

3 HAL YANG MEMBUATKU TERTAWA, DAN 3 HAL YANG MEMBUATKU MENANGIS

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Abu Darda’ radhiyallahu anhu berkata: “Ada 3 hal yang membuatku tertawa, dan ada 3 hal pula yg membuatku menangis.

» 3 Hal yg membuatku tertawa ialah:
1. Seseorang yg berangan-angan tinggi mengejar harta dunia (dan kemewahannya, pent), sementara kematian senantiasa mengejarnya.

2. Seseorang yg lalai (kepada Allah n kehidupan akhirat, pent), sementara Allah tidak pernah lalai mengawasinya.

3. Seseorang yg tertawa dengan terbahak-bahak, sedangkan ia tidak tahu apakah Allah meridhoinya atau (justru) Dia murka kepadanya?”

» Sedangkan 3 Hal yg membuatku menangis ialah:
1. Berpisah dengan orang-orang tercinta, yaitu Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat beliau.

2. Huru-hara pada hari Kiamat.

3. Berdiri di hadapan Allah Ta’ala pada hari ditampakkannya segala rahasia, kemudian aku tidak tahu lagi, apakah aku dimasukkan Allah ke dalam Surga ataukah ke dalam api Neraka?”.

(Lihat ‘Uyuunu Al-Akhbaar, karya Ibnu Qutaibah, II/360).

Demikian Faedah dan Mau’izhoh Hasanah yang dapat kami sampaikan pada hari ini. Smg bermanfaat bagi kita semua. (Klaten, 2 April 2013)

» SUMBER: BBG Majlis Hadits, chat room Faedah & Mau’izhoh Hasanah.

(*) Blog Dakwah Kami:
http://abufawaz.wordpress.co

MEMAHAMI ILMU AGAMA DENGAN BENAR LEBIH BERHARGA DARIPADA MEMILIKI HARTA DUNIA

Ust. Muhammad Wasitho Abu Haitsam

Ali bin Abu Tholib radhiyallahu anhu berkata: “Ilmu agama itu jauh lebih baik daripada harta dunia. Hal ini dikarenakan beberapa hal, (yaitu);

1. ilmu agama itu akan menjagamu (dari keburukan2, pent). Sedangkan harta dunia, engkaulah yg menjaganya.

2. Harta dunia akan berkurang dengan dinafkahkan (dibelanjakan). Sedangkan ilmu agama semakin bertambah dengan diinfakkan (yakni diajarkan n didakwahkan kpd orang lain, pent).

3. Ilmu Agama mendatangkan amal ketaatan bagi pemiliknya di dalam kehidupan (dunia)nya, dan peristiwa-peristiwa indah sesudah kematiannya. Sedangkan kejadian-kejadian yg ditimbulkan oleh harta dunia akan lenyap (berakhir) bersamaan dengan lenyapnya harta dunia.

(Lihat Al-Faqih wa Al-Mutafaqqih karya Al-Khothib Al-Baghdadi I/50, Hilyatul Auliya’ karya Abu Nu’aim Al-Ashbahani I/80, dan Miftahu Daari as-Sa’aadati, karya Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah I/123).

Demikian Faedah ilmiyah dan Mau’izhoh Hasanah yg dapat kami sampaikan. Smg bermanfaat bagi kita semua. (Klaten, 1 April 2013)

(*) Blog Dakwah Kami:
http://abufawaz.wordpress.com