Ust. Muhammad Wasitho Abu Fawaz
Maula (mantan budak) Al-FadhL berkata: “Aku pernah duduk bersama Wahb bin Munabbih (seorang ulama tabi’in) rahimahullah, lalu ada seorang laki-laki yang mendatanginya dan mengatakan kepadanya; “Sesungguhnya aku pernah bertemu si Fulan. Ia mencaci-makimu.” Maka Wahb bin Munabbih rahimahullah marah kepada orang yang membawa berita buruk itu seraya berkata; “Apakah setan sudah tidak mendapatkan seorang utusan pun selainmu?”
Maula Al-FadhL berkata: “Tatkala aku masih duduk di majlis Wahb bin Munabbih rahimahullah, tiba-tiba orang yg mencaci makinya datang menemuinya, lalu ia mengucapkan salam kepada Wahb bin Munabbih. Maka Wahb pun menjawab salamnya, lalu beliau menjulurkan tangannya utk berjabat tangan dengannya, dan menyuruhnya agar duduk di sampingnya.” (Lihat Al-Bidayah wa An-Nihayah, karya Al-Hafizh Ibnu Katsir IX/276).
» Subhanallah, betapa mulia n bijaknya Wahb bin Munabbih rahimahullah tsb, ia tetap bersikap tenang, sabar n berlapang dada, n tidak mudah percaya n esmosi karena terpengaruh dengan berita buruk yg disampaikan seseorang kpd dirinya.
Oleh karenanya, kita pun sebagai seorang muslim n muslimah yg mendambakan persatuan, perdamaian n keselamatan di dunia n akhirat, hendaknya bersikap seperti Wahb bin Munabbih ketika mendengar berita-berita buruk, berupa fitnah, tuduhan dusta, cacian, n semisalnya yg ditujukan kpd diri kita maupun kpd saudara kita yg disampaikan oleh seseorang. Karena bisa jadi motiv dr penyampain berita buruk itu karena ingin mengadu domba diantara kita, atau karena adanya kedengkian atas suatu nikmat yg Allah anugerahkan kpd kita berupa ilmu, harta, kesuksesan, kedudukan yg tinggi, dsb. Apalagi jika suadara kita yg digunjing n difitnah tsb dikenal baik kwalitas agama n akhlaknya, maka janganlah kita mudah terpancing utk marah n membalasnya dengan keburukan krn percaya n terpengaruh oleh penyampai berita tsb. Tetapi hendaknya kita bersikap tenang, sabar, lapang dada, n tabayyun (meneliti n mencari kejelasan atau bukti kebenaran berita tsb).
» Hal ini sbgmna firman Allah Ta’ala:
(Yaa ayyuhal-ladziina aamanuu in jaa-akum faasiqun bi naba-in fatabayyanuu an tushiibuu qouman bi jahaalatin fa tushbihuu ‘alaa maa fa’altum naadimiin)
Artinya: “Hai orang-orang yg beriman, jika datang kepadamu seorang yg fasiq dengan membawa suatu berita, maka ambillah sikap tabayyun (mencari kejelasan n bukti kebenaran berita tsb) agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yg menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat: 6).
» Sikap mulia, hati-hati, sabar n lapang dada sebagaimana yg dilakukan Wahb bin Munabbih rahimahullah ini bisa menutup rapat pintu-pintu perpecahan n permusuhan diantara kaum muslimin, serta dapat memadamkan api kebencian n kedengkian di dlm hati manusia. Karena setan terlaknat tiada henti-hentinya dalam berupaya menyebarkan benih-benih kedengkian, perpecahan n permusuhan diantara umat manusia secara umum, n diantara kaum muslimin secara khusus.
» Orang yg hobinya suka mendengarkan berita-berita buruk tentang seseorang lalu dia menyampaikannya kpd saudaranya yg digunjing tsb, maka dia adalah salah satu UTUSAN SETAN yang diutus untuk mengadu domba n menimbulkan perpecahan n permusuhan diantara manusia, sbgmana yg dikatakan oleh Wahb bin Munabbih rahimahullah.
Demikian Faedah dan Mau’izhoh Hasanah yang dapat kami sampaikan pada hari ini. Smg bermanfaat bagi kita semua. (Klaten, 5 April 2013)
» SUMBER: BBG Majlis Hadits, chat room Faedah & Mau’izhoh Hasanah.
(*) Blog Dakwah Kami:
http://abufawaz.wordpress.com