Category Archives: Muhammad Wasitho

Tj Hukum Zakat Fitrah Bagi Orang Yang Tidak Puasa Ramadhan Dengan Sengaja Tanpa Alasan Syar’i

Tanya:
Assalamualaikum.
Ustadz, maaf saya mau nanya; apakah seorang pemudah/i yg sengaja tidak puasa di bulan Ramadhan tanpa alasan syar’I spt safar atau sakit wajib membayar zakat fitrah? Mohon penjelasannya. Jazakumullah khairon.

Jawab:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bismillah. Seseorang yg dengan sengaja meninggalkan kewajiban puasa Romadhon tanpa adanya udzur (alasan) syar’i tetap DIWAJIBKAN baginya utk membayar Zakat Fitrah. Karena Zakat Fitrah merupakan ibadah yg berdiri sendiri yg tlh diwajibkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam atas setiap individu muslim, laki2 maupun perempuan, tua maupun muda (dewasa maupun anak2) sbgmn disebutkan di dlm hadits shohih yg diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari n Muslim dari sahabat Ibnu Umar radhiyallahu anhuma. Dan ia jg termasuk dr golongan kaum muslimin scra umum.

Dan yg wajib dilakukan oleh orang tsb yg dengan sengaja tidak puasa di bulan Romadhon adalah segera bertaubat kpd Allah ta’ala dengan taubat Nasuha, karena perbuatannya itu trmasuk dosa besar. Bahkan dosanya itu lebih besar drpd dosa zina, mabuk, mencuri n memungut pajak. Bahkan keislamannya masih diragukan, sbgmn dikatakan oleh imam Adz-Dzahabi rahimahullah.

Demikian jawaban yg dapat kami sampaikan. Smg mudah dipahami n menjadi ilmu yg bermanfaat. Wallahu a’lam bish-showab. Wabillahi at-Taufiq. (Senin, 20 Romadhon 1434 / 29 Juli 2013)

» SUMBER: BBG Majlis Hadits, room Tanya Jawab.

(*) Blog Dakwah Kami:
http://abufawaz.wordpress.com

Keutamaan Sholat Tarawih Berdasarkan Hadits-Hadits Shohih

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Sholat Tarawih merupakan salah satu amal ibadah yang Allah syari’atkan bagi para hamba-Nya di bulan suci Romadhon. Dan hukum sholat Tarawih adalah SUNNAH sebagaimana yang disepakati oleh para ulama.

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: “Yang dimaksud dengan qiyamu Ramadhan adalah sholat Tarawih, dan para ulama telah bersepakat bahwa sholat Tarawih itu hukumnya  mustahab (sunnah/dianjurkan).”. (Lihat Syarh Shohih Muslim VI/282, Dan kitab Al-Majmu’ III/526).  

(*) Keutamaan Shalat Tarawih

Pada beberapa Waktu yang lalu, kami telah menposting hadits PALSU tentang keutamaan sholat Tarawih Dari malam pertama hingga malam ketiga puluh (terakhir) dari bulan Romadhon. Maka pada kesempatan ini kami akan menyebutkan keutamaan sholat Tarawih berdasarkan hadits-hadits yang SHOHIH dari Nabi shallallahu alaihi wasallam. 

(*) Keutamaan Pertama: 
Allah Ta’ala akan mengampuni dosa-dosa yang telah lalu bagi siapa saja yang melakukan sholat Tarawih dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dan ridho Allah semata. Bukan karena riya’ dan sum’ah (ingin dilihat dan didengar amal kebaikannya oleh orang lain. 

Hal ini berdasarkan hadits SHOHIH berikut ini:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلّى الله عليه وسلّم : « مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ »

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah  shallallahu alaihi wasallam  bersabda: “Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (yakni sholat malam pada bulan zromadhon) karena iman dan mengharap pahala dan ridho Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. al-Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759). 

Imam Nawawi rahimahullah berkata: “Yang dimaksud qiyam Ramadhan adalah sholat Tarawih.”

Ibnul Mundzir rahimahullah menerangkan berdasarkan nash (tekstual) hadits ini bahwa yang dimaksud “pengampunan terhadap dosa-dosa yang telah lalu dalam hadits ini adalah bisa mencakup dosa besar dan dosa kecil. 

Sedangkan imam An Nawawi mengatakan bahwa yang dimaksudkan pengampunan dosa di sini adalah khusus untuk dosa-dosa kecil saja. Karena dosa-dosa besar tidaklah diampuni dengan sebab melakukan amal-amal Sholih, akan tetapi hanya dengan melakukan taubah Nasuha, yakni taubah yang sempurna.
 
(*) Keutamaan Kedua: 
Barangsiapa melaksanakan sholat Tarawih berjamaah bersama imam hingga selesai, maka akan dicatat baginya pahala seperti orang yang melakukan qiyamul lail semalam penuh.

Hal ini berdasarkan Hadits Shohih berikut ini:

Dari Abu Dzar rdhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau bersabda:
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً
Artinya: “Sesungguhnya barangsiapa yang shalat (Tarawih) bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyamul lail satu malam penuh.” (HR. An-Nasai no.1605, At-Tirmidzi no.806, Ibnu Majah no.1327, dan selainnya. Dan hadits ini dinyatakan SHOHIH oleh At-Tirmidzi dan Syaikh al-Albani dalam Irwa’ Al-Gholil no. 447).

Demikian keutamaan sholat Tarawih berdasarkan hadits-hadits Shohih dari Nabi shallallahu alaihi wasallam. Semoga Allah Ta’ala memberikan Taufiq dan pertolongan-Nya kepada kita semua untuk dapat istiqomah dalam melaksanakan sholat Tarawih dan ibadah lainnya di bulan Romadhon dan di bulan-bulan setelahnya. Amiin. (Klaten, 6 Romadhon 1434 / 15 Juli 2013).

» Artikel BBG Majlis Hadits, chat room Kajian Hadits Shohih.

Beginilah Rasa Takut Nabi Dan Para Ulama As-Salafus Sholih Terhadap Api Neraka

Oleh : Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz MA حفظه الله تعالى

عن أَنس رضى اللّه عنه قال : خطب رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم خطبة ما سمعت مثلها قطّ ، فقال : لوتعلمون ما أَعلم لضحكتم قليلا ولبكيتم كثيرا ، قال : فغطّى أَصحاب رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم وجوههم لهم خنين (متفق عليه)

» Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu ’anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah berkhutbah, dan saya belum pernah mendengarnya sama sekali. Beliau bersabda: “Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan pasti akan banyak menangis.” Anas berkata: “(Tatkala mendengar khutbah yang demikian) para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menutupi muka mereka sambil menangis terisak-isak.” (HR. Imam al-Bukhari dan Muslim).

» Di dalam riwayat lain, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ رَأَيْتُمْ مَا رَأَيْتُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا. قَالُوا: وَمَا رَأَيْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ: رَأَيْتُ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ.

“Demi (Allah) Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya kalian melihat apa yang aku lihat, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Para shahabat bertanya: “Apa yang engkau lihat, wahai Rasulullah?” Beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab: “Aku melihat surga dan neraka.” (HR. Muslim)

» Dan diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bertanya kepada malaikat Jibril alaihissalam; “Wahai Jibril, kenapa aku tidak pernah melihat malaikat Mikail tertawa. Maka Jibril alaihissalam menjawab: “Sesungguhnya malaikat Mikail itu tdk pernah tertawa semenjak diciptakannya api Neraka.” (HR. Imam Ahmad, dan derajatnya dinyatakan Hasan oleh Syakh Al-Albani dari seluruh jalan periwayatannya).

» Umar bin Khoththob radhiyallahu anhu pernah berkata: “Sekiranya ada yg berkumandang dari langit, ‘wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian semua akan masuk Surga kecuali satu orang saja’, maka aku merasa takut bahwa satu orang (yang dimaksud) itu adalah aku.”

» Pada suatu hari Al-Hasan Al-Bashri (seorang ulama tabi’in) rahimahullah pernah menangis, maka ditanyakan kepada beliau; “Wahai Abu Said, apa yg menyebabkanmu menangis?” Beliau menjawab: “Aku merasa takut besok (pada hari Kiamat) Allah subhanahu wata’ala akan mencampakkanku ke dalam api Neraka, lalu Dia tidak mempedulikanku lagi.”

» Yazid bin Kholsyan rahimahullah berkata: “Demi Allah, aku tdk penah melihat orang yang lebih besar rasa takutnya daripada Al-Hasan Al-Bashri dan Umar bin Abdul Aziz rahimahumallah. Mereka membayangkan seakan-akan Neraka tidaklah diciptakan oleh Allah melainkan untuk mereka berdua saja. Sehingga mereka senantiasa merasa takut kepadanya.”

» Imam Mujahid rahimahullah berkata: “Sesungguhnya Neraka dunia akan mengingatkan Neraka akhirat. Kalau seorang hamba melihat Neraka dunia maka ia akan ingat Neraka akhirat ini yg disebutkan dalam firman Allah subhanahu wataa’ala (yg artinya: “Kami jadikan api itu utk peringatan”.(QS. Al-Waqi’ah: 73).

» Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata: “Umar bin Khoththob radhiyallahu anhu terkadang dihidupkan untuk beliau api pada suatu malam, kemudian Umar mendekati api tersebut dan mendekatkan tangannya ke api trsebt, kemudian Umar berkata, “Wahai Ibnu Khoththob, apakah kamu mampu bersabar di atas api (dunia) ini?”

Bahkan di kalangan ulama As-Salaf As-Sholih ada yg tdk bisa tidur karena rasa takutnya terhadap api Neraka.

» Malik bin Dinar rahimahullah berkata: “Putri Ar-Robi’ bin Husain berkata kepada ayahnya: ‘wahai ayahku, kenapa engkau tdk tidur sementara manusia dalam keadaan tidur?’ Maka ia berkata kepada putrinya, ‘Wahai putriku, sesungguhnya api Neraka tdk membiarkan ayahmu tidur (nyenyak).”

Demikian hadits dan atsar (riwayat) yg memberitakan kepada kita tentang betapa besar rasa takut Nabi shallallahu alaihi wasallam dan para ulama as-Salaf As-Sholih rahimahullah terhadap kedahsyatan n kengerian api Neraka. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yg banyak menangis karena takut kepada-Nya, dan semoga Allah melindungi kita semua dari azab api Neraka yg sangat pedih n membinasakan setiap penghuninya. آمِيْنَ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ
(Klaten, 4 Juli 2013)

Inilah Do’a-Do’a Keburukan Yang Dipanjatkan Imam Husain Bin Ali Bin Abu Tholib Bagi Orang-Orang Syi’ah Yang Terlaknat

Ust. Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Berikut ini kami akan sebutkan DOA-DOA KEBURUKAN yang dipanjatkan oleh Husain bin Abu Tholib Radhiyallahu ‘anhuma (cucu Nabi) kepada Allah Ta’ala untuk orang-orang Syi’ah Kufah yang telah menipu dan mengkhianatinya sebelum beliau dan sejumlah keluarganya DIBUNUH Oleh mereka:

” اللهم إن متعتهم إلى حين ففرقهم فرقاً ( أي شيعاً وأحزاباً ) واجعلهم طرائق قددا ، و لا ترض الولاة عنهم أبدا ، فإنهم دعونا لينصرونا ، ثم عدوا علينا فقتلونا ”

(*) Artinya: “Ya Allah, apabila Engkau memberikan kepada mereka (orang-orang Syi’ah dan pengikutnya, pent) kenikmatan pada suatu waktu, maka cerai-beraikanlah mereka (menjadi kelompok-kelompok dan golongan-golongan), jadikanlah mereka menempuh jalan yang berbeda-beda, dan janganlah Engkau jadikan para pemimpin (kaum muslimin) merestui mereka selamanya, karena mereka telah mengundang kami untuk menolong kami, namun ternyata malah memusuhi kami dan membunuh kami!”.

(Lihat kitab-kitab referensi Syi’ah berikut: Al-Irsyaad karya Al-Mufiid, Hal.241, i’laamu Al-Waroo karya Ath-Thobrosi Hal.949, Dan Kasyfu Al-Ghummah II/18, 38).

» Imam Husain bin Abu Tholib juga pernah mendoakan keburukan untuk mereka dengan mengatakan kepada mereka:

(*) “Binasalah kalian! Tuhanku (Allah) akan membalas (perbuatan) kalian untuk membelaku (dan keluarga) di dunia dan di akhirat… kalian akan menghukum diri kalian sendiri dengan memukulkan pedang-pedang di atas tubuh dan wajah kalian, Dan kalian akan menumpahkan darah kalian sendiri. Kalian tidak akan mendapat keberuntungan di dunia dan tidak akan sampai kepada hajat (dan tujuan) kalian. Apabila kalian mati, maka Tuhanku telah menyiapkan azab (siksaan) untuk kalian di akhirat. Kalian akan menerima azab sebagaimana azab yang akan diterima oleh orang-orang kafir yang paling keras kekufurannya.” (Lihat Jilaa-u Al ‘Uyuun, karya  Mullah Baqir Majlisi, Hal.409).

Demikianlah DOA keburukan yang dipanjatkan Oleh Husain bin Abu Tholib radhiyallahu anhuma, cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan penghulu pemuda penduduk Surga untuk orang-orang Syi’ah yang terlaknat. Dan kita telah menyaksikan bahwa doa-doa beliau telah DIKABULKAN oleh ALLAH di dunia. Semoga postingan ini bermanfaat bagi setiap para pembaca, Dan dapat menyadarkan pemahaman kaum muslimin bahwa Orang-orang Syi’ah pada hakekatnya bukan dari golongan kaum muslimin, dan bukan pembela dan pengikut setia Imam Husain bin Abu Tholib dan Ahlul Bait. (Klaten, 27 Juni 2013)

» SUMBER: BBG Majlis Hadits, chat room Faedah & Mau’izhoh Hasanah.

(*) Blog Dakwah Kami:
http://abufawaz.wordpress.com

Keutamaan Tawadhu’ Dan Bahaya Sikap Bangga Diri Dan Cinta Kepemimpinan

Ust. Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Diantara adab yg paling mulia bagi seorang ulama dan penuntut ilmu adalah bersikap tawadhu’ (rendah hati) dan tidak merasa bangga diri dengan ilmunya, serta tidak berambisi meraih kepemimpinan.

Dengan bersikap tawadhu’, seorang hamba akan ditinggikan kedudukannya oleh Allah ta’ala.

» Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
(Maa Naqoshot Shodaqotun Min Maalin, wa Maa Zaadallaahu ‘Abdan Bi ‘Afwin illaa ‘Izzan, wa Maa Tawaadho’a Ahadun Lillaahi illaa Rofa’ahullahu)

Artinya: “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Dan tidaklah Allah menambahkan kpd seorang hamba dengan sebab (suka) memaafkan (kesalahan orang lain) melainkan kemuliaan. Dan tidaklah seorang hamba bersikap tawadhu’ karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatnya.”. (Diriwayatkan oleh Muslim no.2588, At-Tirmidzi no.2029, dan ia berkata; “Hadits ini Hasan Shohih”, Ad-Darimi I/396, Ahmad II/386).

Namun sebaliknya, bersikap sombong dan merasa bangga diri akan membinasakan pelakunya dan merendahkan martabatnya di hadapan Allah n manusia.

» Hal ini berdasarkan hadits yg diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda (yg artinya) :
“Ada tiga perkara yg membinasakan dan tiga perkara yg menyelamatkan. Adapun tiga perkara yg membinasakan (pelakunya) ialah;

1. Sifat kikir yg sangat yg selalu ditaati,

2. Hawa nafsu yg selalu diikuti,

3. Dan seseorang yg merasa bangga diri.

Sedangkan tiga perkara yg menyelamatkan (pelakunya) ialah;

1. Bertakwa kpd Allah di waktu sepi maupun ramai,

2. Mengatakan yg haq dlm keadaan ridho maupun benci,

3. Dan bersikap sederhana ketika kaya maupun miskin.” (Hadits ini derajatnya Hasan sbgmn dinyatakan oleh Al-Mundziri di dlm At-Targhib wa At-Tarhib I/162, dan syaikh Al-Albani di dlm Silsilatu Al-Ahaadiits Ash-Shohiihah no.1802).

Keutamaan Tauhid Dan Bahaya Syirik

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

A. MAKNA TAUHID

» TAUHID, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah Ta’ala adalah Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` (nama-nama) dan Sifat-Nya.

» Atau dengan kata lain, TAUHID ialah seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah Ta’ala Maha Esa, Rabb (Tuhan) segala sesuatu dan rajanya. Sesungguhnya hanya Dia yang menciptakan, mengatur alam semesta, membagikan rezeki kepada para makhluk-Nya, menurunkan hujan, menghidupkan dan mematikan. Hanya Dia-lah yang berhak disembah, tiada sekutu bagi-Nya. Dan setiap yang disembah selain-Nya adalah sesembahan yang batil. Sesungguhnya Dia tersifati dengan segala sifat kesempurnaan, Maha Suci dari segala aib dan kekurangan. Dia mempunyai nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang tinggi.

B. KEUTAMAAN TAUHID

Tauhid memiliki banyak keutamaan n keistimewaan di dunia n akhirat, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Tauhid merupakan kewajiban pertama yang Allah wajibkan kepada para hamba-Nya. Dan sebaliknya, larangan pertama yang Allah larang kepada mereka adalah Syirik.

Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala (yg artinya): “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, Padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 21-22).

2. Tauhid adalah Hak Allah Ta’ala Yang Wajib Ditunaikan oleh Setiap Hamba.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bertanya kepada Mu’adz bin Jabal radhiyallahu anhu: “Wahai Mu’adz, apakah hak Allah yang wajib ditunaikan oleh para hamba-Nya?” Jawab Mu’adz: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Lalu Rasulullah menyatakan bahwa “Hak Allah yang wajib ditunaikan oleh para hamba-Nya adalah hendaknya mereka beribadah hanya kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya (dalam beribadah) dengan sesuatu apapun.” (HR. Imam Al-Bukhari dan Muslim).

3. Tauhid adalah Tujuan dan Hikmah Teragung Diciptakannya Jin dan Manusia.

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala (yg artinya): “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (menyembah) hanya kepada-Ku”. (QS. Adz-Dzaariyaat: 56).

4. Tauhid adalah Tingkat Keimanan Yang Tertinggi.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam (yg artinya): “Iman itu memiliki enam puluh sekian cabang, paling tingginya adalah perkataan / ucapan Laa Ilaaha Illallah, dan cabang iman yg paling rendah adalah menyingkirkan gangguan (seperti duri n semisalnya) dari jalan.” (HR. Muslim).

Perlu diketahui bahwa kalimat (Laa Ilaaha Illallah) tidak cukup hanya diucapkan di lisan saja. Akan tetapi harus bersumber dari hati yang ikhlas dan kemudian dibuktikan dengan pengamalan terhadap apa yang dikandung oleh kalimat (Laa Ilaaha Illallah) tsb, yaitu memurnikan ibadah hanya untuk Allah semata dan menjauhi segala bentuk kesyirikan.

Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:

فَإِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَإِلهَ إِلاّ الله يَبْتَغِي بِذَ لِكَ وَجْهَ اللهِ ( متفق عليه )

“Sesungguhnya Allah mengharamkan bagi neraka orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan mengharap wajah Allah semata.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

5. Tauhid Merupakan Syarat Utama Diterimanya Semua Amal Ibadah.

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala (yang artinya): “Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-An’aam: 88).

6. Tauhid Merupakan Sebab Utama Dihapuskannya Dosa-dosa.

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala (yang artinya): “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya”. (QS. An-Nisaa’: 48 & 116).

7. Orang Yang Tauhidnya Benar dan Bersih dari Syirik Dijamin Pasti Akan Masuk Surga.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

مَنْ لَقِيَ اللهَ لاَ يُشْرِكُ بِه شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ ( رواه مسلم )
“Barangsiapa berjumpa Allah (yakni meninggal dunia, pent) dalam keadaan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, maka ia pasti masuk Surga.” (HR. Muslim).

8. Orang Yang Tauhidnya Benar dan Murni dari Kesyirikan dan Kekufuran Dijamin Mendapatkan Hidayah dari Allah di Dunia dan Keamanan dari Siksa-Nya di Akhirat.

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala (yang artinya): “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezholiman (yakni syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’aam: 82).

Berkata Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah: “Orang-orang yang mengikhlaskan ibadah mereka hanya untuk Allah saja dan mereka tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, mereka itu akan mendapatkan keamanan (dari siksa Allah, pent) pada hari kiamat dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk di dunia dan akhirat.”. (Lihat Fathul Majid Syarhu Kitab At-Tauhid, hal. 36).

Yang dimaksud dengan kezholiman pada ayat di atas adalah syirik sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata: ”Tatkala ayat ini turun, para shahabat berkata: “Siapa diantara kami yang tidak pernah berbuat zholim kepada dirinya sendiri ?” Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Bukan demikian maksudnya. Apakah kalian tidak pernah mendengar perkataan Luqman (Al-Hakim kepada putranya): “(Wahai anakku, janganlah engkau berbuat syirik kepada Allah), sesungguhnya kesyirikan itu adalah kezholiman yang sangat besar.” (HR. Al-Bukhari).

Demikianlah beberapa keutamaan dan keistimewaan
TAUHID yang dijelaskan oleh Allah dan Rasul-Nya di dalam Al-Quran Al-Karim dan Hadits-hadits yang Shohih.

(Bersambung dengan Kajian tentang “BAHAYA SYIRIK DI DUNIA DAN AKHIRAT, إِنْ شَاءَ اللّهُ ) 🙂

MINTALAH HAJATMU HANYA KEPADA ALLAH, PASTI DIA AKAN KABULKAN UNTUKMU

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

» Muslim bin Qutaibah rahimahullah berkata: “Janganlah engkau meminta hajatmu kepada salah satu dari tiga golongan (yaitu):
1. Janganlah engkau minta hajatmu kepda seorang pendusta, karena sesungguhnya ia akan (berpura-pura) mendekatkan hajatmu, padahal ia masih jauh (maksudnya, ia menampakkan seolah-olah akan memberi hajatmu dlm waktu dekat, padahal yg sebenarnya masih lama, atau bahkan tidak akan memberi hajatmu, pent).

2. Janganlah engkau minta hajatmu kepada orang dungu (tolol), karena sesungguhnya ia ingin memberimu manfaat, tapi justru ia akan memberimu mudhorot (bahaya).

3. Janganlah engkau minta hajatmu kepada seseorang yg kebutuhan makannya bergantung kpd kaumnya, karena sesungguhnya ia akan menjadikan hajatmu sebagai sarana untuk memenuhi hajatnya. (Lihat Al-Amaali karya Abu Ali Al-Qoli, II/190).

» Atho’ berkata: “Thowus rahimahullah (seorang ulama tabi’in) datang menemuiku, lalu ia berkata kepadaku: “Wahai ‘Atho, janganlah engkau mengajukan hajat-hajatmu kepada orang yg menutup n menghalangi pintu (rumah)nya dari hadapanmu. Akan tetapi, hendaklah engkau meminta segala hajatmu hanya kepada Allah, yg mana pintu (pengabulan permohonan)-Nya senantiasa terbuka untukmu sampai hari Kiamat. Dia memintamu agar selalu berdoa (meminta) kepada-Nya, dan Dia juga berjanji akan selalu mengabulkan permintaanmu.”. (Lihat Hilyatul Auliya’ karya Abu Nu’aim Al-Ashbahani, IV/11).

» Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala:
(Ud’uunii Astajib Lakum)

Artinya: “Berdo’alah kamu sekalian hanya kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkan do’a kalian.” (QS. Al-Mu’min/ Ghoofir: 60).

BODOH TENTANG AGAMA ISLAM MERUPAKAN PENGHALANG UTAMA DARI MENGIKUTI KEBENARAN

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Sesungguhnya kebenaran yg wajib diterima n diikuti oleh setiap hamba sangatlah jelas n terang benderang. Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala:

(Wa Laqod Yassarnal Qur’aana Lidz-Dzikri Fa Hal Min Muddakir)

Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menjadikan Al-Qur’an itu mudah untuk dipelajari, maka adakah orang yg mau mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qomar: 17).

Maksudnya, Allah ta’ala menjadikan mudah lafazh Al-Qur’an untuk dibaca, n maknanya untuk dipahami.

Oleh karenanya, kebatilan itu sangat laris n cepat tersebar di tengah orang-orang yg bodoh tentang agama Islam, dan tidak peduli terhadap dalil-dalil Al-Quran n As-Sunnah serta perkataan para sahabat n tabi’in rahimahumullah.

» Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata: “Sesungguhnya terjadinya penyimpangan pada sebagian orang disebabkan sedikitnya ilmu pengetahuan mereka tentang tuntunan Nabi shallallahu alaihi wasallam.”. (Lihat I’laamu Al-Muwaqqi’iin, karya Ibnul Qoyyim, I/44).

» Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata: “Sebab-sebab yg menghalangi seorang hamba dari menerima (dan mengikuti) kebenaran itu banyak sekali, diantaranya; BODOH tentang Kebenaran. Dan ini merupakan sebab yg paling dominan menimpa mayoritas manusia. Karena barangsiapa tidak mengetahui (hakekat) sesuatu, niscaya ia akan memusuhinya n memusuhi para pengikutnya.” (Lihat Hidaayatu Al-Hiyaaroo Fi Ajwibati Al-Yahuudi wa An-nashooroo, hal.18).

» Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Dan tidaklah engkau menjumpai seseorang terjerumus dalam perbuatan bid’ah melainkan sebabnya karena ia kurang sempurna dlm mengikuti tuntunan (Sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam), baik secara ilmu maupun pengamalan. Adapun orang yg mengetahui dan mengikuti As-Sunnah, maka tidak ada pada dirinya faktor yg mendorongnya untuk berbuat bid’ah. Sedangkan orang2 yg bodoh tentang As-Sunnah (tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam), mereka (mudah) terjerumus ke dalam perbuatan bid’ah.” (Lihat Syarhu Hadiits La Yazni az-Zaani, hal.35).

Maka dari itu, wajib bagi kita semua menghilangkan kebodohan dari diri kita masing2. Dan tiada cara yg paling tepat n benar utk mengobati n menghilangkan kebodohan kecuali dengan meniti jalan menuntut ilmu syar’i, baik dengan menghadiri majlis ta’lim, bertanya kpd para ulama, membaca, mendengarkan kajian Islam (Live atau rekaman) dsb.

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:

(Fas-aluu Ahladz-Dzikri in Kuntum Laa Ta’lamuun)

Artinya: “Bertanyalah kpd ahludz-Dzikri (yakni para ulama), jika memang kamu benar2 tidak mengetahui.”

Dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

(Alaa Sa-aluu idzaa Lam Ya’lamuu, innamaa Syifaa-ul ‘Ayyi As-Su-aalu)

Artinya: “Tidakkah mereka bertanya ketika mereka tidak tahu. Karena sesungguhnya obat kebodohan itu adalah dengan bertanya.”

Demikian Faedah dan Mau’izhoh Hasanah yang dapat kami sampaikan pada hari ini. Smg bermanfaat bagi kita semua. Dan smg Allah memberikan taufiq n pertolongan-Nya kpd kita utk istiqomah n semangat dlm mempelajari n mengikuti kebenaran hingga akhir hayat. (Klaten, 17 Mei 2013).

» SUMBER: BBG Majlis Hadits, chat room Faedah & Mau’izhoh Hasanah.

(*) Blog Dakwah Kami:
http://abufawaz.wordpress.com

Masalah 298: ADAKAH TUNTUNAN SHOLAT TAUBAT DAN SHOLAT HAJAT DI DALAM SYARI’AT ISLAM ?

Tanya:
Dari member MHA 7 :
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Ustadz mau nanya apa sholat taubat dan sholat hajat itu ada tuntunannya? Apa itu bukan bi’dah? Terima kasih.

Jawab:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bismillah. Sholat TAUBAT ada tuntunannya dari Nabi shallallahu alaihi wasallam. Hal ini berdasarkan hadits berikut:

Diriwayatkan dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
« مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلاَّ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ». ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ (وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ) إِلَى آخِرِ الآيَةِ

Artinya: “Tidaklah seorang hamba melakukan suatu dosa kemudian ia bersuci dengan baik, kemudian berdiri untuk melakukan sholat dua raka’at, kemudian ia meminta ampunan kepada Allah, melainkan
Allah akan mengampuni (dosa)
nya.” Kemudian beliau membaca
ayat ini (yg artinya): “Dan (juga) orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (HR. Abu Daud no. 1521, At-Tirmidzi no. 406, n Ibnu Majah no. 1395. Dan hadits ini dinyatakan SHOHIH oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah).

Adapun sholat HAJAT, maka TIDAK ADA TUNTUNANNYA dalam syari’at Islam, karena hadits-hadits yg menerangkan tentang sholat Hajat n tata caranya TIDAK ADA YANG SHOHIH. Sebagian hadits-hadits tsb derajatnya Maudhu’ (PALSU), DHO’IF JIDDAN (sangat lemah), n ada jg yg derajatnya DHO’IF (Lemah). Sehingga dengan demikian, tidak ada satu hadits pun yg dapat dijadikan hujjah atau landasan hukum utk melaksanakan sholat Hajat.

Oleh karena itu, seorang muslim/muslimah apabila memiliki suatu hajat, maka hendaknya ia berdoa kpd Allah dengan hati yg ikhlas n yakin, serta memperhatikan adab2 berdoa serta syarat2 terkabulnya doa. Dan akan lebih baik n utama, serta lebih besar harapannya utk dikabulkan doanya bilamana ia mengawali doanya dengan puja-puji syukur kpd Allah, bersholawat kpd Nabi, berdzikir, istighfar, bersedekah, atau melakukan amal-amal sholih yg lain. Hal ini sbgmn firman Allah ta’ala:

(Wa idza sa-alaka ‘ibaadii ‘annii fa innii Qoriibun ujiibu da’wata ad-daa’I idzaa da’aan)

Artinya: “Apabila hamaba-hamba-Ku bertanya kepadamu (hai Muhammad) tentang Aku, maka (beritahukanlah) bahwa sesungguhnya Aku Maha Dekat. Aku mengabulkan doa orang yg berdoa apabila ia berdoa hanya kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah).

Demikian jawaban yg dapat kami sampaikan. Smg mudah dipahami n menjadi ilmu yg bermanfaat. Wallahu a’lam bish-showab. Wabillahi at-Taufiq.

» SUMBER: BBG Majlis Hadits, chat room Tanya Jawab.

(*) Blog Dakwah Kami:
http://abufawaz.wordpress.com

(BM 2/2. Selesai) 🙂

HADITS PALSU TENTANG LARANGAN MEMUKUL ANAK KECIL YANG MENANGIS

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

(*) Diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda:

لا تضربوا أولادكم على بكائهم ، فبكاء الصبي أربعة أشهر : شهادة أن لا إله إلا الله ، وأربعة أشهر : الصلاة على محمد صلى الله عليه وسلم ، وأربعة أشهر : دعاء لوالديه

Artinya: ”Janganlah kamu pukul anak-anak kamu disebabkan
mereka menangis (dalam masa setahun, pent). Karena pada empat bulan pertama kelahirannya ia bersyahadat LAA ILAAHA ILLALLAH. Pada empat bulan kedua ia bersholawat kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam. Dan pada empat bulan berikutnya ia mendoakan (kebaikan) bagi kedua orang tuanya.”. (Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Umar radhiyallahu anhu).

(*) DERAJAT HADITS:
Hadits ini derajatnya PALSU (Maudhu’) sebagaimana dinyatakan oleh imam Ibnul Jauzi di dlm kitab Al-Maudhuu’aat (I/233), dan Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqolani di dlm kitab Lisaan Al-Miizaan.

» Dan Al-Khothib Al-Baghdadi menilainya sebagai hadits yg sangat Munkar. (Lihat Tarikh Baghdad XI/336).

Demikian keterangan singkat tentang derajat hadits ini yg sering beredar melalui Broadcast maupun selainnya. Wallahu a’lam bish-showab. (Jumat, 10 Mei 2013).

» SUMBER: BBG Majlis Hadits, chat room Hadits Dho’if dan Palsu.

(*) Blog Dakwah Kami:
http://abufawaz.wordpress.com