Category Archives: Muhammad Wasitho

BEGINILAH SIKAP SEORANG MUSLIM TERHADAP DUNIA DAN KEMEGAHANNYA

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

(*) Allah Ta’ala berfirman (yg artinya): “Dan kehidupan dunia itu tiada lain hanyalah perhiasan yg menipu.” (QS. Ali Imran: 185)

(*) Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Jadilah engkau di dunia seakan-akan engkau orang asing atau orang yang akan menyeberangi jalan.” (HR. Al-Bukhari, dari jalan Ibnu Umar radhiyallahu anhu).

» Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu berkata: “Setiap manusia keberadaannya di dunia bagaikan seorang tamu, dan harta benda yang dimilikinya hanyalah pinjaman (dari Allah). Seorang tamu sudah pasti akan pergi (meninggalkan dunia), dan harta pinjaman sudah barang tentu harus dikembalikan (kpd pemiliknya).”

» Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata: “Barangsiapa dikuasai oleh rasa cinta yang sangat kepada dunia dan kemewahannya, niscaya ia akan merendahkan dirinya di hadapan ahli dunia (dari orang-orang kaya). Dan barangsiapa merasa ridho dan qona’ah (dengan apa yg Allah berikan kepadanya), niscaya ia tidak akan menghinakan diri di hadapan ahli dunia.”

» Diriwayatkan dari Nabi Isa Alaihissalaam, ia berkata: “Perumpamaan orang yg mengejar kekayaan dunia itu bagaikan orang yg minum air laut. Semakin banyak ia minum, maka semakin bertambah rasa hausnya.”

Demikianlah beberapa perkataan ulama Robbani dari kalangan Nabi dan orang sholih tentang bagaimana sikap seorang muslim thdp dunia dan kemewahannya.

Ya Allah, jangan Kau jadikan dunia dan kemegahannya sebagai cita-cita hidup kami yg paling besar, dan tujuan utama dr ilmu kami. Ya Allah, anugerahkan kpd kami rezeki yg halal n berkah yg dapat mengantarkan kami kpd keridhoan n surga-Mu. Amiin.
(Jakarta, 14 September 2013).

» Artikel BBG Majlis Hadits, chat room Faedah dan Mau’izhoh Hasanah.

HUKUM MENGHADIRI UNDANGAN NON MUSLIM DAN MENGKONSUMSI HIDANGAN MAKANAN MEREKA

Tanya:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Ada pertanyaan member Majlis Hadits Akhwat 7:

Ustaz mau nanya.. Apa hukumnya kita memenuhi undangan di rumah teman yang non muslim. … Dan apa boleh kita memakan makanan yg disiapkan.. Terima kasih jawabannya.
وَ ​جَزَاكُمْ اللّهُ خَيْرًا

Jawab:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bismillah. Jika undangan tsb utk makan2 atau acara mubah dan tidak terdapat kemungkaran di dalamnya, maka hukum menghadiri n memenuhi undangannya adalah BOLEH.

Demikian pula jika makanan atau minuman yg dihidangkan utk para tamu undangan berasal dr yg Halal, maka hukum mengkonsumsinya HALAL.

Adapun jika hidangan itu berupa hewan sembelihan, maka kita harus melihat terlebih dahulu jenis non muslim yg mengundang kita. Jika non muslim tsb termasuk Ahli Kitab (yakni penganut agama Yahudi dan Nasrani) maka hukum asal mengkonsumsinya adalah HALAL. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:
(Al-Yauma Uhilla Lakumuth-Thoyyibaat, wa Tho’aamulladziina Uutul Kitaaba Hillul-Lakum wa Tho’aamukum Hillul-Lahum)

Artinya: “Pada hari ini telah dihalalkan (oleh Allah) untuk kalian apa sj yg baik. Dan makanan Ahli Kitab itu halal bagi kalian, dan makanan kalian jg halal bagi mereka.” (QS. Al-Maidah).

Dan jg berdasarkan hadits yg menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah menerima n memakan hadiah (pemberian) masakan daging dari seorang wanita Yahudi yg termasuk tetangga beliau bersama sebagian sahabat beliau.

Adapun jika non muslim tsb trmasuk penganut agama kemusyrikan spt Hindu, Budha, Konghuchu, Shinto, dsb, maka hukum mengkonsumsi daging hewan sembelihan mereka adalah HARAM. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:
(Wa La’kuluu Mimmaa Lam Yudzkarismullahi ‘alaihi)

Artinya: “Dan janganlah kalian makan (daging sembelihan) yg tidak disebutkan nama Allah (ketika menyembelihnya).”

Dan jg berdasarkan firman-Nya:
(Hurrimat ‘Alaikumul Maitatu wad-Damu wa Lahmul Khinziiri wa Maa Uhilla Bihi Lighoirillah)

Artinya: “Telah diharamkan (oleh Allah) utk kalian (mengkonsumsi) bangkai, darah, daging babi, dan hewan apa sj yg disembelih utk selain Allah.”

Demikian jawaban yg dapat kami sampaikan. Smg mudah dipahami n menjadi ilmu yg bermanfaat. Wallahu a’lam bish-showab. Wabillahi at-Taufiq. (Jakarta, 8 September 2013).

MENGENAL HAKEKAT ULAMA ROBBANI DAN CIRI-CIRINYA

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Di zaman sekarang ini sebagian orang terlalu gampang menyematkan kata “ulama” kpd seseorang. Ada orang yg disebut ulama lantaran ia adalah dai kondang yg pandai bicara, atau jadwal ceramahnya cukup padat di televisi, radio, majlis ta’lim maupun selainnya. Ada pula orang yg dipanggil sebagai ulama karena ia memiliki pondok pesantren dan jumlah jama’ah pengajiannya sangat banyak. Ada pula orang yg dianggap ulama karena ia terkenal dengan bacaan n hafalan Al-Qurannya yg bagus. Dan bahkan ada pula seseorang yg dianggap sebagai ulama lantaran ia selalu berpakaian gamis/jubah n memakai surban serta membawa biji tasbih ke mana pun ia pergi.

Akan tetapi, siapakah diantara mereka yg termasuk ulama Robbani sejati? Ulama yg benar2 memahami perkara agama Islam, dan mengajak umat kpd Allah ta’ala saja, tanpa mengikat jamaah dengan dirinya, yayasannya, atau kelompoknya?

(*) Sufyan bin Uyainah rahimahullah berkata: “Seorang ulama bukanlah orang yang mengetahui kebaikan dan keburukan, akan tetapi sesungguhnya seorang ulama adalah orang yang mengetahui kebaikan lalu mengikutinya, dan mengetahui keburukan lalu ia berusaha menjauhinya.”. (Lihat Min A’laami as-Salaf, II/81).

Dengan demikian, ulama Robbani yg sesungguhnya ialah siapa sj yg memahami agama Islam yg bersumber dari Al-Quran Al-Karim dan Hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam yg shohih dengan baik n benar. Dan ilmu yg dimilikinya dapat menumbuhkan rasa takut n tunduk di dalam hatinya hanya kpd Allah Ta’ala.

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:
{ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاء}.

Artinya: “Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah yg takut kepada-Nya hanya para ulama.” (QS. Fathir: 28).

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu berkata: “Cukuplah perasaan Takut kepada Allah dianggap sebagai ilmu , Dan cukuplah sikap tertipu seseorang (Oleh bisikan jiwa daan hawa nafsunya) dianggap sebagai kebodohan.”

Beliau jg berkata: “Sesungguhnya hakekat ilmu itu bukan dengan banyaknya riwayat (atau hafalan), akan tetapi hakekat ilmu ialah apa yang menumbuhkan rasa takut (kepada Allah).” 

(*) Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata: “Ilmu itu ialah apa saja yg bermanfaat. Dan ilmu itu bukan hanya berupa hafalan belaka.”

(*) CIRI-CIRI ULAMA ROBBANI:

1. Ulama Robbani ialah ulama yang priorities dakwahnya senantiasa mengajak umat manusia agar Beribadah Dan menghambakan diri hanya kpd Allah, serta memperingatkan mereka dari segala macam bentuk kemusyrikan, sebagaimana manhaj (metode/cara) dakwah para Nabi Dan Rasul alaihimussalaam.
 
2. Ulama Robbani ialah ulama yang senantiasa mengagungkan SUNNAH (tuntunan) Nabi shallallahu alaihi wasallam, baik itu dlm perkara yg berkaitan dengan aqidah (keyakinan), ibadah (ritual), Manhaj (konsep n cara memahami agama Islam), muamalah (interaksi sesama makhluk), akhlak n adab (perilaku n sopan santun).

3. Ulama Robbani ialah ulama yang mengetahui dan memahami permasalahan agama dari yang paling pokok dan mendasar hingga permasalahan yang besar lagi rumit.

4. Ulama Robbani ialah ulama yang ilmunya bermanfaat bagi dirinya n orang lain. Dan ia jg senantiasa mengamalkan ilmunya, mengajarkannya, serta berupaya untuk bersabar n berharap pahala dalam menghadapi setiap gangguan dan cobaan di jalan dakwah kpd agama Allah Ta’ala.

5. Ulama Robbani ialah ulama yang menyampaikan kalimat kebenaran dengan tegar dan bijak serta memberikan nasihat kpd manusia dengan cara yg baik n benar.

6. Ulama Robbani ialah ulama yang mengingkari segala macam bid’ah, dan mengajak manusia agar mengikuti jejak generasi As-Salafus Sholih (para pendahulu umat Islam yg baik) serta berpegang teguh dengan Aqidah dan manhaj mereka.

7. Ulama Robbani ialah ulama yang menyeru manusia agar senantiasa berpegang teguh dengan Al-Quran dan As-Sunnah, meninggalkan sikap taqlid dan fanatik terhadap individu maupun kelompok tertentu tanpa tahu dalilnya, kecuali hanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Demikianlah beberapa ciri n sifat ulama robbani yg dapat kami sebutkan. Smg Allah menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba-Nya yg memahami n mengamalkan perkara agama-Nya dengan baik n benar hingga akhir hayat. Dan smg Allah melindungi kita dari para ulama jahat yg sesat n menyesatkan umat Islam. Amiin.

(Klaten, 3 September 2013)

DOA-DOA MEMOHON KESABARAN, KETEGARAN DAN ISTIQOMAH DI ATAS ISLAM DAN TAKWA

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Berikut ini kami akan sebutkan beberapa doa dari Al-Quran dan hadits-hadits shohih yg semestinya dibaca oleh setiap muslim dan muslimah agar ia senantiasa sabar, tegar dan istiqomah di atas agama Islam dan dalam melaksanakan amal-amal ketaatan kepada Allah Ta’ala.

(*) DOA PERTAMA:

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

‘Robbanaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lanaa Min-Ladunka Rohmatan, innaka Antal-Wahhaab’

Artinya: “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Dzat yang Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 8).

(*) DOA KEDUA:

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

‘Robbanaa Afrigh ‘Alainaa Shobron wa Tsabbit Aqdaamanaa wanshurnaa ‘Alal Qoumil Kaafiriin’.

Artinya: “Wahai Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, dan teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.”. (QS. Al Baqarah: 250). 

(*) DOA KETIGA:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

‘Ya Muqollibal Quluubi Tsabbit Qolbiy ‘Alaa Diinika’.

Artinya: “Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. At-Tirmidzi no.3522, imam Ahmad IV/302, Al-Hakim I/525. Lihat Shohih Sunan At-Tirmidzi no.2792).

» Do’a ini merupakan doa yang paling sering dipanjatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

(*) DOA KEEMPAT:

اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

‘Allaahumma Mushorrifal Quluub, Shorrif Quluubanaa ‘Alaa Tho’atika’

Artinya: “Ya Allah, Dzat yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk selalu taat kepada-Mu.” (HR. Muslim).

Demikianlah beberapa doa dari Al-Quran dan Hadits Shohih yg sepantasnya dipanjatkan oleh kita semua agar Allah ta’ala
memberikan kpd kita taufiq dan pertolongan-Nya serta kemudahan untuk senantiasa sabar dan tegar serta istiqomah dalam memegang teguh agama Islam dan melaksanakan ketaatan kepada-Nya hingga akhir hayat. Smg menjadi ilmu yg bermanfaat dan kita dapat mengamalkannya. آمِيْنَ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ
(Klaten, 30 Agustus 2013)

» Artikel BBG Majlis Hadits, chat room Bening Hati.

Perkataan Para Ulama Sunnah Tentang Pentingnya Mempelajari Adab-Adab Dalam Menuntut Ilmu

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

1. Di dalam hadits yg SHOHIH, Rasulullah shallallahu laihi wasallam bersabda:
إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
(Innamaa Bu’itstu Li Utammima Makaarimal Akhlaaq)

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus oleh Allah hanyalah untuk menyempurkan akhlak yg mulia.” (Dikeluarkan oleh Az-Zarqoni di dlm Mukhtashor Al-Maqooshid no.184).

2. Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إن المؤمن ليدرك بحسن خلقه درجة الصائم القائم
(Innal Mu’mina Layudriku Bihusni Khuluqihi Darojata Ash-Shoo-imi Al-Qoo-imi)

Artinya: “Sesungguhnya seorang mukmin dengan akhlaknya yg mulia dapat menyamai derajat orang yg (rajin) berpuasa dan qiyamul lail.” (Hadits ini dinyatakan SHOHIH oleh syaikh Al-Albani rahimahullah).

3. Sebagian ulama salaf berkata: “Mempelajari Adab-adab islami yg dapat mensucikan jiwa itu semestinya dilakukan sebelum mempelajari adab-adab yg berkaitan dengan materi pelajaran.”

Maksudnya, mempelajari adab-adab islami yg dapat mensucikan jiwa manusia dari akhlak yg tercela dan sifat-sifat yg buruk seperti sifat sombong, dengki, dusta, kikir, khianat, bangga diri, riya (pamer) dan selainnya harus lebih di dahulukan sebelum memulai mempelajari ilmu syar’i itu sendiri.

4. Yusuf bin Husain rahimahullah berkata: “Dengan (memahami n mengamalkan) adab islami engkau dapat memahami ilmu agama (dengan baik n benar).” (Lihat Iqtidho’ul ‘Ilmi Al-‘Amal karya Al-Khothib Al-Baghdadi hal.170)

5. Imam Malik bin Anas rahimahullah berkata kepada seorang pemuda dari suku Quraisy: “Wahai anak saudaraku, pelajarilah olehmu adab-adab (islami) sebelum engkau mempelajari ilmu agama.” (Lihat Hilyatul Auliya’ karya Abu Nu’aim Al-Ashbahani VI/330)

6. Zakariya Al-‘Anbary rahimahullah berkata: “Ilmu tanpa adab bagaikan api tanpa kayu bakar. Dan adab tanpa ilmu bagaikan ruh tanpa jasad.”

7. Disebutkan bahwa jumlah jama’ah yg hadir di majlis ta’limnya imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah mencapai 5000 (lima ribu) orang. Akan tetapi yg mencatat ilmu (hadits yg disampaikan oleh imam Ahmad, pent) hanya 500 (lima ratus) orang. Sedangkan yg lainnya hanya mempelajari akhlak n adab (sopan santun) yg baik dari beliau.”

8. Muhammad bin Sirin rahimahullah berkata: “Mereka (para sahabat n tabi’in) mempelajari adab-adab islami sebagaimana mereka mempelajari ilmu syar’i.”

9. Ibunya imam Malik berkata kpd imam Malik rahimahullah: “Pergilah engkau ke Robi’ah (seorang ulama salaf), lalu pelajari adab-adab (sopan-santun)nya sebelum engkau pelajari ilmu yg dimilikinya.”

10. Muhanna (salah seorang murid imam Ahmad) rahimahullah berkata: “Aku pernah berguru kepada imam Ahmad bin Hanbal, dan aku telah belajar dari beliau tentang adab dan ilmu beliau.”

11. Para ulama yg mulia menceritakan kpd kita ttg beberapa adab imam Malik rahimahullah, yaitu bahwa beliau apabila hendak menyampaikan dan mengajarkan Hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam beliau mandi terlebih dahulu, lalu mengenakan pakaiannya yg paling bagus dan memakai wewangian. Ini merupakan bentuk pengagungan beliau terhadap hadits-hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

12. Ibnu Wahb rahimahullah berkata: “Apa yg telah kami pelajari dari Adab (sopan santun)nya imam Malik lebih banyak drpd apa yg telah kami pelajari dari ilmunya.” (Lihat Siyaru A’laami An-Nubala’ karya imam Adz-Dzahabi VIII/113).

Demikianlah beberapa perkataan para ulama sunnah tentang pentingnya memahami dan mengamalkan adab-adab menuntut ilmu syar’i. Smg menjadi ilmu yg bermanfaat. Dan smg Allah memberikan taufiq n kemudahan kpd kita utk menghiasi diri kita dengan akhlak n adab islami yg mulia.
(Jakarta, 26 Agustus 2013)

» Artikel BBG Majlis Hadits, chat room Bening Hati.

(*) Blog Dakwah Kami:
http://abufawaz.wordpress.com

Faedah Mempelajari Adab-Adab Menuntut Ilmu Terlebih Dahulu Sebelum Belajar Ilmu Agama

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Mempelajari adab-adab islami secara umum merupakan perkara yg sangat urgen dan memiliki kedudukan yg tinggi dlm agama Islam. Bahkan mempelajari n memahami adab-adab menuntut ilmu sangat dianjurkan bagi para penuntut ilmu sebelum mereka mulai mempelajari ilmu-ilmu syar’i itu sendiri.

Yang demikian ini dikarenakan perjalanan dlm menuntut ilmu agama sangat panjang dan ilmu yg harus dipelajari sangat banyak n luas, sedangkan umur manusia di dlm kehidupan dunia ini sangatlah pendek dan terbatas. Oleh karenanya, memahami n mengamalkan adab-adab menuntut ilmu dengan baik n benar dapat memberikan beberapa faedah, diantaranya:

1. Dapat mempersingkat dan memendekkan panjangnya perjalanan seorang hamba dlm menimba ilmu agama.

2. Dapat mengetahui ilmu-ilmu syar’i apa sj yg harus ia prioritaskan untuk dipelajari terlebih dahulu sebelum ilmu2 syar’i lainnya.

3. Mampu berakhlak mulia dan beradab islami kpd para guru (ustadz)nya, teman-temannya, kedua ortunya, dan manusia secara umum.

4. Menjadikan ilmu dan amalnya lebih bermanfaat dan penuh berkah bagi dirinya n orang lain.

5. Dapat menghiasi dirinya dengan akhlak yg mulia n sifat2 terpuji spt jujur, amanah, sabar, tawadhu’ (rendah hati), lemah lembut n kasih sayang, menghormati orang lain, sikap bijak, dsb.

6. Dapat menjaga dirinya dari akhlak tercela n sifat2 buruk spt dusta, khianat, ingkar janji, sombong, bangga diri, pamer, kikir, dsb.

KEWAJIBAN SABAR & TEGAR DALAM MENGIKUTI JALAN KEBENARAN

Oleh : Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz MA حفظه الله تعالى

قال الفضيل ابن عياض رحمه الله: ” عليك بطريق الهدى وإن قل السالكون، واجتنب طريق الردى وإن كثر الهالكون “.

Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata: “Wajib atas kalian untuk mengikuti jalan petunjuk (kebenaran) meskipun sedikit orang yg menempuhnya, dan jauhilah jalan kesesatan, meskipun banyak orang-orang yang binasa.” (Atsar ini disebutkan Oleh imam Asy-Syathibi di dalam kitab Al-I’tishoom I/183, An-Nawawi di dalam Al-Majmu’ VIII/275, Dan di dalam Al-Idhooh Hal.219, Dan As-Suyuthi di dalam Al-Amru bil Ittiba’ wa An-Nahyu ‘An Al-Ibtida’ Hal. 152).

» Atsar yg mulia ini menunjukkan kpd kita bahwa para pengikut kebenaran itu sangat sedikit. Sedangkan para pengikut kesesatan dan kekufuran itu jauh lebih banyak.

Oleh karenanya, kita wajib bersabar dan tegar dalam menghadapi berbagai celaan dan gangguan dari orang-orang yg menentang dan menyelisihi kita dalam masalah aqidah, manhaj, dan tata cara ibadah yg sesuai dengan sunnah (tuntunan) Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

» Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika ditanya oleh sebagian sahabat; “Siapakah Al-Ghuroba’ (yakni orang-orang asing yg dijanjikan akan masuk Surga) itu?” Beliau jawab: “Mereka adalah orang-orang SHOLIH yg SEDIKIT jumlahnya berada di tengah manusia yg banyak. Orang-orang yg menentang mereka jauh lebih banyak daripada orang yg menaati (dan mengikuti) mereka.”

Ya Allah jadikanlah kami sebagai hamba-hamba-Mu yang mendapat Taufiq Dan pertolongan-Mu untuk senantiasa mengikuti jalan KEBENARAN. Dan jangan Engkau jadikan kami termasuk orang-orang binasa yang mengikuti jejak jalannya orang-orang kafir, musyrik, dan orang-orang sesat dengan anugerah dan kemuliaan-Mu. (Cirebon, 17 Agustus 2013)

» SUMBER: BBG Majlis Hadits, chat room Faedah dan Mau’izhoh Hasanah.

(*) Blog Dakwah Kami:
http://abufawaz.wordpress.com

– – – – – – 〜✽〜- – – – – –

Kewajiban Sabar & Tegar Dalam Mengikuti Jalan Kebenaran

Oleh : Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz MA حفظه الله تعالى

قال الفضيل ابن عياض رحمه الله: ” عليك بطريق الهدى وإن قل السالكون، واجتنب طريق الردى وإن كثر الهالكون “.

Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata: “Wajib atas kalian untuk mengikuti jalan petunjuk (kebenaran) meskipun sedikit orang yg menempuhnya, dan jauhilah jalan kesesatan, meskipun banyak orang-orang yang binasa.” (Atsar ini disebutkan Oleh imam Asy-Syathibi di dalam kitab Al-I’tishoom I/183, An-Nawawi di dalam Al-Majmu’ VIII/275, Dan di dalam Al-Idhooh Hal.219, Dan As-Suyuthi di dalam Al-Amru bil Ittiba’ wa An-Nahyu ‘An Al-Ibtida’ Hal. 152).

» Atsar yg mulia ini menunjukkan kpd kita bahwa para pengikut kebenaran itu sangat sedikit. Sedangkan para pengikut kesesatan dan kekufuran itu jauh lebih banyak.

Oleh karenanya, kita wajib bersabar dan tegar dalam menghadapi berbagai celaan dan gangguan dari orang-orang yg menentang dan menyelisihi kita dalam masalah aqidah, manhaj, dan tata cara ibadah yg sesuai dengan sunnah (tuntunan) Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

» Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika ditanya oleh sebagian sahabat; “Siapakah Al-Ghuroba’ (yakni orang-orang asing yg dijanjikan akan masuk Surga) itu?” Beliau jawab: “Mereka adalah orang-orang SHOLIH yg SEDIKIT jumlahnya berada di tengah manusia yg banyak. Orang-orang yg menentang mereka jauh lebih banyak daripada orang yg menaati (dan mengikuti) mereka.”

Ya Allah jadikanlah kami sebagai hamba-hamba-Mu yang mendapat Taufiq Dan pertolongan-Mu untuk senantiasa mengikuti jalan KEBENARAN. Dan jangan Engkau jadikan kami termasuk orang-orang binasa yang mengikuti jejak jalannya orang-orang kafir, musyrik, dan orang-orang sesat dengan anugerah dan kemuliaan-Mu. (Cirebon, 17 Agustus 2013)

» SUMBER: BBG Majlis Hadits, chat room Faedah dan Mau’izhoh Hasanah.

(*) Blog Dakwah Kami:
http://abufawaz.wordpress.com

– – – – – – 〜✽〜- – – – – –

Inilah Do’a-Do’a Keburukan Yang Dipanjatkan Oleh Husain Bin Ali Bin Abu Thalib Atas Para Penganuat Agama Syi’ah

Berikut ini akan disebutkan DOA-DOA KEBURUKAN yang dipanjatkan oleh Husain bin Abu Tholib radhiyallahu ‘anhuma (cucu Nabi) kepada Allah Ta’ala untuk orang-orang Syi’ah Kufah yang telah menipu dan mengkhianatinya sebelum ia dan sejumlah keluarganya dibunuh oleh mereka:

“اللهم إن متعتهم إلى حين ففرقهم فرقا (أي شيعا وأحزابا) واجعلهم طرائق قددا, و لا ترض الولاة عنهم أبدا, فإنهم دعونا لينصرونا, ثم عدوا علينا فقتلونا”

“Ya Allah, jika Engkau memberikan kepada mereka (orang-orang Syi’ah dan pengikutnya, pent) kenikmatan pada suatu waktu, maka cerai-beraikanlah mereka (menjadi kelompok-kelompok dan golongan-golongan), jadikanlah mereka menempuh jalan yang berbeda-beda, dan janganlah Engkau jadikan para pemimpin (kaum muslimin) merestui mereka selamanya, karena mereka telah mengundang kami untuk menolong kami, namun ternyata malah memusuhi kami dan membunuh kami! “.

(Lihat kitab-kitab referensi Syi’ah berikut: Al-Irsyaad karya Al-Mufiid, Hal.241, i’laamu Al-Waraa karya Ath-Thabrasi Hal.949, Dan Kasyfu Al-Ghummah II/18, 38).

Imam Husain bin Abu Tholib juga pernah mendoakan keburukan untuk mereka dengan mengatakan kepada mereka:

“Binasalah kalian! Tuhanku (Allah) akan membalas (perbuatan) kalian untuk membelaku (dan keluarga) di dunia dan di akhirat … kalian akan menghukum diri kalian sendiri dengan memukulkan pedang-pedang di atas tubuh dan wajah kalian, Dan kalian akan menumpahkan darah kalian sendiri. Kalian tidak akan mendapat keberuntungan di dunia dan tidak akan sampai kepada hajat (dan tujuan) kalian. Ketika kalian mati, maka Tuhanku telah menyiapkan azab (siksaan) untuk kalian di akhirat. Kalian akan menerima azab sebagaimana azab yang akan diterima oleh orang-orang kafir yang paling keras kekafirannya. “(Lihat Jilaa-u Al ‘Uyuun, karya Mullah Baqir Majlisi, hal.409).
.
Demikianlah DOA keburukan yang dipanjatkan Oleh Husain bin Ali bin Abu Tholib radhiyallahu anhu, cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan penghulu pemuda penduduk Surga untuk orang-orang Syi’ah yang terlaknat. Dan kita telah menyaksikan bahwa doa-doa beliau telah DIKABULKAN oleh ALLAH di dunia.

Semoga postingan ini bermanfaat bagi setiap pembaca, Dan dapat menyadarkan pemahaman kaum muslimin bahwa Orang-orang Syi’ah pada hakekatnya bukan dari golongan kaum muslimin, dan bukan pembela dan pengikut setia Imam Husain bin Ali bin Abu Tholib dan Ahlul Bait.

(Klaten, 27 Juni 2013)
Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Hubungan Erat Antara Terorisme Dan Pemikiran Takfir

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Para ulama Ahlus SUNNAH wal Jama’ah menjelaskan di dalam kitab-kitab Aqidah Dan Manhaj mereka maupun melalui ceramah-ceramah mereka bahwa tersebarnya pemikiran Dan gerakan TERORISME di negeri-negeri kaum muslimin sepanjang sejarah Islam memiliki sebab-sebab, Dan diantara sebabnya yang paling utama adalah SIKAP EKSTRIM DALAM MASALAH TAKFIR (mengkafirkan seorang Muslim, baik rakyat maupun pemerintah).

Oleh karenanya, hampir-hampir dapat dipastikan bahwa tidaklah seorang Muslim melakukan aksi TERORISME (radikalisme), baik dengan pembunuhan, pengeboman, pemberontakan terhadap pemerintah, perampokan Dan semisalnya melainkan ia memiliki sikap EKSTRIM dalam masalah TAKFIR. Dengan pemahaman TAKFIRNYA tersebut ia menganggap dirinya sedang menegakkan amar ma’ruf Dan nahi mungkar, serta merasa sedang berjihad di jalan Allah yang belasannya adalah masuk Surga.

Ketahuilah wahai saudara dan saudariku seiman, bahwa sikap EKSTRIM dalam masalah TAKFIR ini merupakan pemahaman yang SESAT dan menyimpang dari Aqidah Dan Manhaj Nabi shallallahu alaihi wasallam Dan para sahabat radhiyallahu anhum. Karena seorang yang menganut paham TAKFIR Akan mudah mengkafirkan seorang Muslim yang berbuat dosa-dosa besar (seperti mabuk, mencuri, zina, Judi, riba, berhukum dengan selain hukum Allah, dsb) tanpa memperhatikan kaedah-kaedah, Syarat-syarat Dan penghalang TAKFIR sebagaimana yang telah ditetapkan Oleh Allah Dan Rasul-Nya di dalam Al-Quran Dan Hadits-hadits yg SHOHIH.

Maka Dari itu, hendaknya kita menjaga diri kita, anak-anak dan keluarga kita Dari da’i-da’i Dan majlis-majlis taklim yang mengajarkan doktrin TAKFIR. Karena Manhaj (pemahaman) TAKFIRI sangat besar bahayanya bagi individu, masyarakat, Dan negara.

(*) BAHAYA KEKUFURAN DI DUNIA DAN AKHIRAT:

Apabila seorang Muslim telah dihukumi sebagai orang KAFIR, maka konsekuensinya adalah sebagai berikut:

1. Ia menjadi orang MURTAD, karena Islamnya dianggap batal.
2. Darahnya halal ditumpahkan (dibunuh).
3. Hartanya Halal dirampas/dirampok, Dan piutangnya boleh Tidak dilunasi.
4. Kehormatannya menjadi halal untuk ditikam atau digunjing.
5. Kalau ia mati, maka jenazahnya Tidak berhak dimandikan, dikafani Dan disholatkan.
6. Akad nikahnya batal.
7. Ia tidak berhak mendapat jatah warisan.
8. Ia Masuk neraka secara kekal nan abadi.

Demikian tulisan singkat tentang hubungan erat antara TERORISME dengan MANHAJ TAKFIRI. Semoga menjadi ilmu yg bermanfaat. Wallahu a’lam bish-showab. Wabillahi at-Taufiq. (Mekkah, 27 Romadhon 1434 / 5 Agustus 2013).

(*) Untuk MELURUSKAN PEMAHAMAN TAKFIR dengan memahami kaedah-kaedah, syarat-syarat dan penghalang pengkafiran terhadap seorang muslim, serta membongkar syubhat-syubhat Jama’ah Takfir, silakan KLIK Link berikut ini dan dengarkan kajiannya:

» Bagian 1.
http://www.kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Muhammad%20Wasitho/Meluruskan%20Faham%20Takfir/Meluruskan%20Faham%20Takfir%2001.mp3?l=12

» Bagian 2.
http://www.kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Muhammad%20Wasitho/Meluruskan%20Faham%20Takfir/Meluruskan%20Faham%20Takfir%2002.mp3?l=12

» SUMBER: BBG Majlis Hadits, chat room Faedah & Mau’izhoh Hasanah.

(*) Blog Dakwah Kami:
http://abufawaz.wordpress.com

(BM 2/2. Selesai. اَلْحَمْدُ لِلّهِ ) 🙂