All posts by admin

(*) Masalah 320: BENARKAH BERPAKAIAN LUSUH DAN SEDERHANA ADALAH BAGIAN DARI IMAN?

(*) Masalah 320: BENARKAH BERPAKAIAN LUSUH DAN SEDERHANA ADALAH BAGIAN DARI IMAN?

Tanya:
Dari member MHA 23:
Assalamualaikum ustadz mohon dijelaskan status hadits yg berbunyi “berpakaian lusuh /sederhana adalah sebagian dari iman.” (hr ibnu majah no 4118).

Jawab:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Bismillah. Derajat hadits tsb adalah SHOHIH, sbgmn dinyatakan oleh syaikh Al-Albani rahimahullah di dlm Silsilatu Al-Ahaadiitsi Ash-Shohiihati nomor.341, dan di dlm Shohihu Al-Jaami’i Ash-Shoghiir nomor. 2879, dari jalan Abu Umamah Al-Haritsi radhiyallahu anhu.

Adapun Lafazh hadits tsb adalah sbb:
(Al-Badzaadzatu Minal iimaan)

Artinya: “Berpakaian sederhana itu bagian dari Iman.”. (Diriwayatkan oleh Abu Daud II/474 no.4161, n Ibnu Majah II/1379 no.4118).

Makna hadits tsb bukanlah berarti kita tidak boleh memakai pakaian yg bagus n berharga. Akan tetapi maksudnya adalah anjuran bagi kita pada sebagian waktu (kadang-kadang) agar memakai pakaian yg sederhana dan tidak berlebihan dlm harga n tidak terlalu mewah meskipun kita punya kemampuan untuk membeli n memakai pakaian yg berharga n mewah. Dan ini sebagai bentuk tawadhu’ (sikap rendah hati) kita.

Dan makna hadits tsb bukan berati kita harus berpakaian compang camping atau kumuh atau kotor n tidak rapih. Karena agama Islam mengajarkan kpd umatnya kebersihan n keindahan dlm merawat badan n berpakaian. Karena Allah Dzat yg Maha Indah n mencintai keindahan, sbgmn dikabarkan oleh Rasulullah di dlm haditsnya yg shohih. Beliau bersabda:
(Innallaaha Jamiilun Yuhibbu al-Jamaal)

Artinya: “Sesungguhnya Allah adalah Dzat yg Maha Bagus (indah), Dia mencintai keindahan.”

Jadi, seorang muslim n muslimah dibolehkan n bahkan dianjurkan utk memakai pakaian yg bagus, bersih n tanpa berlebihan, apalagi ketika akan pergi ke masjid (utk beribadah kpd Allah). Hal ini sbgmn firman Allah:

(Yaa Banii Aadama Khudzuu Ziinatakaum ‘inda Kulli Masjidin Wa Kuluu wasyrobuu wa Laa Tusrifuu, innahuu Laa Yuhibbul Musrifiin)

Diantara Perilaku Jahiliyah

(Ust.Badrussalam, Lc)

Menilai kebenaran karena pengikutnya adalah orang-orang kaya, bangsawan, para ilmuwan dan orang-orang yang berkedudukan. Adapun bila pengikutnya rakyat jelata dan orang-orang lemah, ia anggap sesuatu yang batil.

Ini adalah parameter kaum jahiliyah yang tertipu dengan kedudukan dan pangkat. Dahulu para Nabi diikuti oleh orang-orang yang lemah.

Dalam Shahih Bukhari disebutkan kisah perbincangan raja Heraklius dengan Abu Sufyan yang masih kafir.
Diantara pertanyaan Heraklius tentang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah, “Apakah pengikutnya dari kalangan rendahan atau para bangsawan?”
Abu Sufyan menjawab, “Justru kebanyakan dari kaum yang lemah.”

Padahal dahulu kaum ‘Aad dan Tsamud adalah kaum yang kuat dan berkedudukan. Namun Allah menghancurkan mereka akibat kekafiran mereka.
Di zaman ini, masih banyak orang yang yang mempunyai parameter seperti ini. Bila yang berbicara orang tidak punya titel ia acuhkan, walaupun yang diucapkan adalah kebenaran. Tapi bila yang mengucapkannya adalah orang yang bertitel apakah itu profesor atau doktor atau pejabat tinggi, maka ia anggap sebagai sebuah kebenaran.

Padahal kebenaran tidak terletak pada titel atau kedudukan. Kebenaran adalah yang berasal dari Allah dan Rasul-Nya. Yang dapat mengikuti dakwah para Nabi hanyalah orang-orang yang menundukkan dirinya di hadapan Rabbnya dan membuang semua kesombongan dan keangkuhannya.

Adapun orang yang tertipu oleh kecerdasan, kekayaan dan kedudukan, amat sulit untuk tunduk dan taslim kepada Rabbnya. Masih menimbang-nimbang dengan akalnya, kekayaan dan kedudukan yang ia banggakan.

Maka sungguh mengagumkan orang yang tidak tertipu oleh semua itu, lalu ia tunduk dan mengakui kelemahannya di hadapan sang pencipta. Ia mengakui dirinya seorang hamba, kalaulah bukan karena Allah yang memberinya nikmat tentu ia akan binasa.

# 4 Amalan menggapai cinta ilahi #

Ust. Kholid syamhudi LC

عَنْ مُعَاذ بْنِ جَبَلٍ رَِضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْ لُ الله صلَّى الله عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : قَالَ اللهُ تَعَالَى : حَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَحَابِّينَ فِيَّ وَ حَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْْمُتَوَاصِلِين فِيَّ وَ حَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَنَاصِحِيْنَ فِيَّ وَ حَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ ;الْمُتَحَابُّوْنَ فِيَّ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُوْرٍ يَغْبِطُهُمْ بِمَكَانِهِمُ النَّبِيُّوْنَ وَ الصِّدِّيْقُوْنَ وَ الشُّهَدَاءُ
Dari Mu’adz bin jabal –Radhiyallahu ‘anhu- beliau berkata: Telah bersabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم : Allah l berfirman :

”Orang yang saling mencintai karena-Ku pasti diberikan cinta-Ku, orang yg saling menyambung kekerabatannya karena-Ku pasti diberikan cintaKu dan orang yg saling menasehati karena-Ku pasti diberikan cintaKu serta orang yg saling berkorban karena-Ku pasti diberikan cinta-Ku. Orang2 yg saling mencintai karena-Ku (nanti di akherat) berada di mimbar2 dari cahaya. Para Nabi, shiddiqin dan orang2 yg mati syahid merasa iri dengan kedudukan mereka ini.”

(Riwayat imam Ahmad dalam kitab al-Musnad dan dishahihkan al-Albani dalam kitab Shahih Jami’ ash-Shaghir no. 4198).

Dalam hadits qudsi ini Allah memerintahkan kita untuk mewujudkan empat hal yang menjadi sebab kita menjadi hambaNya yang dicintai.

1. Perintah saling mencintai karena Allah

2. Perintah saling menasehati karena Allah

3. Perintah saling menyambung persaudaraan karena Allah

4. Perintah saling berkorban karena Allah.

Demikianlah Allah tunjukkan kepada kita empat amalan menggapai kecintaan ilahi.

Diantara langkah-langkah mewujudkannya adalah:

1. Memperbaiki aqidah dan iman kita menjadi sempurna

2. Mengingat keempat amalan ini dicintai dan diridhai Allah

3. Menelaah benar siroh (sejarah kehidupan) Rasulullah n dan para salaf ash-shalih dan mempraktekkannya. Caranya dengan mengetahui konsep dan tuntunan ajaran mereka sehingga akan muncul keinginan dan kecintaan untuk meniti dan mengikuti jejak langkah mereka.

Mengingat akibat baik dan pahala yang didapatkan dari empat amalan ini.
Semoga kita dapat mewujudkannya.

Tj Jenggot – AI 311

Pertanyaan: Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh. Ust pengasuh Al-ilmu, Saya membiarkan jenggot tumbuh antara 10 cm-we cm, namun tidak rapi panjangnya. Apakah boleh dipotong sedikit utk dirapikan? شُكْرًا كَثِيْرا

Jawab :
Al-Akh Aditya Prabawa @
Bismillah. Tidak Boleh Memotong atau Memendekkan JenggoT dengan alasan agar tampil rapih n indah. Biarkan sj Jembot tumbuh apa adanya sesuai dengan yg Allah kehendaki. Apalagi tumbuhnya jenggot hanya baru 10 cm-we cm, belum smp 30 cm (sepanjang penggaris). Maksud kami, jenggot sepanjang yg disebutkan penanya tidak terlalu mengganggu pemiliknya.

Hal ini berdasarkan hadits-hadits Nabi yg memerintahkan kita (pra lelaki) agar memelihara, memanjangkan n membiarkan jenggot tumbuh apa adanya, dlm rangka menyelisi kebiasaan orang2 musyrik, n Yahudi yg hobinya mencukur / memendekkan jenggot , n memanjangkan KUMIS.
Wallahu a’lam bish-showab. Wabillahi at-Taufiq.

Tj Makanan Ta’ziah

Tj – 161

Pertanyaan:
Ustadz, Mohon penjelasannya utk pertanyaan dari AI 161: Afwan, ana sekarang lagi, ta’ziah, di tempat ta’ziah di sediakan makan siang untuk para tamu dan yang mau kubur ! Bagaimana hukumnya makanan tersebut ? Apa bisa kita makan ? Syukron.

Jawab :
Ust. M Wasitha:
Waalaikumsalam warahmatullah wabarakatuh.

Bismillah. Hukum makanan tsb tetap HALAL, BOLEH dimakan dan BOLEH tidak dimakan. Meskipun penyediaan makanan pada hari kematian oleh keluarga mayit tersebut menyelisihi sunnah (tuntunan) Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Akan tetapi acara dan perbuatan bid’ah tidak menyebabkan haramnya makanan yg pd asalnya Halal.

Hanya saja yg perlu diperhatikan oleh kita, hendaknya kita tidak ikut makan2 di tempat keluarga mayit pada saat ta’ziyah karena dikhawatirkan timbul anggapan dari orang2 awam yg hadir dan menyaksikan kita bahwa apa yg kita lakukan berupa makan2 di rumah mayit adalah benar sesuai tuntunan Rasul. Sehingga mereka yg ditimpa musibah kematian salah satu anggota keluarga terus menerus melakukan penyediaan makanan bagi para penTa’ziyah setiap kali ada kematian. Wallahu a’lam bish-showab. Wabillahi at-Taufiq.

 

Di Bawah Naungan Sedekah

Ust. Badrusalam LC

Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

“Setiap orang akan berada di bawah naungan sedekahnya hingga diputuskan hukum antara manusia.”

Yazid berkata, “Abul Khair tidak pernah melewati satu haripun melainkan ia bersedekah dengan sesuatu walaupun hanya dengan sebuah kue ka’kah atau lainnya.”

(HR Ahmad dan dishahihkan oleh Syaikh Al Bani).

Kecemburuan Wanita

By Abu Faiz

Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan al-ghairah (CEMBURU) merupakan derivasi dr kata taghayyurul qalb (perubahan hati) dan haijanul ghadhab (kobaran amarah) yg disebabkan pihak lain dlm sebuah urusan.

Cemburu yang tercela yaitu cemburu yang disebabkan oleh zhan (prasangka) yg tanpa ada alasan. Cemburu karena hawa nafsu dan tanpa bukti acapkali menghancurkan rumah tangga yg rapuh.

Seorang wanita Muslimah yg bertaqwa akan menjaga lisannya dr membicarakan hal2 yg diharamkan akibat kecemburuan yg disebabkan oleh prasangka. Ia jg tdk akan melepaskan perasaan cemburunya secara liar demi menjalankan firman ALLAH Ta’ala:

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa apabila mereka ditimpa was-was dr syaitan, mereka ingat kpd ALLAH. Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS. Al-A’raf: 201)

Perasaan cemburu bukanlah sesuatu yg harus dienyahkan/ditolak, akan tetapi ia harus dikelola berdasarkan kaidah2 syari’at.

Sa’ad bin ‘Ubadah mengatakan, “Seandainya aku melihat seorang laki2 sdg bersama istriku pasti aku pukul dia dg sisi pedangku yg tajam!” Mendengar ucapannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak herankah kalian kecemburuan Sa’ad? Sungguh aku lebih cemburu drpd Sa’ad, dan ALLAH lebih cemburu lagi drpd aku.”

(HR. Bukhari No. 5220)

Sejumlah wanita berusaha menyembunyikan kecemburuannya. Sebetulnya hal ini berlawanan dengan watak mereka. Akan tetapi hal ini sah2 saja selama tdk menyusahkan dirinya sendiri dan tdk sampai memadamkannya sama sekali.

Apabila seorang wanita sengaja menyucikan jiwanya dgn mengendalikan kobaran api kecemburuan yg ada dlm hatinya, maka ia akan mendapatkan pahala.

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yg ALLAH karuniakan kpd sebagian kamu lebih banyak drpd sebagian yg lain. (Karena) bagi laki2 ada bagian dr apa yg mereka usahakan, dan bagi wanita (pun) ada bagian dr apa yg mereka usahakan. Dan mohonlah kpd ALLAH sebagian dr karunia-NYA. Sesungguhnya ALLAH Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(An-Nisa’:32)

Seorang Muslimah yg bertaqwa, hanya mengharapkan pahala dr setiap amal yg dilakukannya. Dia tdk akan merugikan keimanannya demi seseorang, siapapun dia. Segala perbuatan dilakukannya dg timbangan syari’at agar tdk terperosok dlm perangkap syaitan. Dia lebih suka menutup jurang perselisihan karena keimanan yg berakar didalam hati. Dalam hatinya tidak ada kecintaan yg melebihi kecintaannya kpd ALLAH Azza wa Jalla.

DUHAI WANITA,,,

UNTUK APA MELALAIKAN SESUATU YG KEKAL DEMI IMAGINASI YG DANGKAL

BAGAIMANA MUNGKIN ORG YG AMBISINYA HANYA SYAHWAT DAN HAWA NAFSU DUNIAWI AKAN MENJADI HAMBA ALLAH YG SEBENARNYA..

BAGAIMANA MUNGKIN MENJADI SEORANG MUKMINAH SEJATI JIKA ENGKAU TENGGELAM DALAM POLA PIKIR MATREALISTIK..

Dari Usamah bin Zaid, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Aku berdiri dipintu Surga, ternyata mayoritas penghuninya adalah orang2 miskin. Dan aku berdiri dipintu Neraka, ternyata penghuninya didominasi kaum wanita.”

(Muttafaq’alaih, Syarhus Sunnah XIV/265)

Bahaya Ghibah

Saudara-saudariku yang berbahagia diatas hidayah islam dan sunnah….. dipagi yang sangat cerah ini saya membawakan dua buah hadits yang bersifat ancaman yang sangat keras bagi manusia yang suka membuka aib saudaranya…..
Semoga dua buah hadits yang mulia ini mendapat tempat dihati kita, sehingga diawal hari kita dan seterusnya اِنْ شَآءَ اللّهُ​ kita sibukkan lisan kita untuk sesuatu yang dapat memberikan manfaat untuk dunia dan akhirat kita….
Renungkanlah dan memohon kepada ALLAH agar dimudahkannya untuk mengamalkan lisan ini utk sesuatu yang bermanfaat…

BAHAYA GHIBAH:

1. Mendapat siksa atau adzab yang sangat pedih.
Dari Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah bersabda, “Tatkala aku dinaikkan saat Isra’ Mi’raj, aku melewati sekelompok orang yang kuku-kuku mereka dari tembaga. Mereka mencakar wajah dan dada-dada mereka dengan kuku tersebut. Aku pun bertanya kepada malak Jibril tentang perihal mereka. Jibril menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia (ghibah) dan merusak kehormatan orang lain. (HR.Abu Dawud 4870 )

2. Dimasukkan radghatal Khabal kedalam mulutnya, sampai keluar dari mulutnya apa2 yg pernah dia ucapkan kepada saudaranya yg tdk benar.
Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam:
Brgsiapa yg membicarakan sesuatu yang tidak ada pada diri seorang Mu’min,maka akan dimasukkan kedalam mulut mereka Radghatal Khabal (lubang yang penuh dengan darah dan nanah yang mengalir dari penghuni-penghuni neraka), sehingga dia dibersihkan (dari hukuman) dosa-dosa yang diucapkannya (keluar dari mulutnya apa yang pernah dia ucapakan)/sampai dia bertaubat dan MINTA HALAL ” (terhadap apa yang pernah dia tuduhkan didunia ini). (HR. Abu Dawud 3594 )

Semoga bermanfaat.

Akhukum Ahmad ferry Nasution

TJ amal jariyah ke Masjid

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بَارَكَ اللَّهُ فِيْك

Ustadz, afwan mau tanya. Bagaimana hukumnya, bila ada seorang hamba yg alhamdulillahh rutin masukin sisihan pendapatannya kekotak amal sebuah mushalla namun setelah sekian waktu, kita dapati mushalla itu mengadakan maulid (selama berjamaah 2-3tahun sebelumnya belum pernah ada maulid). Bolehkah kita masih beramal dimushalla tsb? Ataukah dialihkan ke mushalla/masjid yg lebih nyunnah?

Mohon bimbingannya

شُكْرًا جَزَاك اللّهُ خَيْرًا كَثِيْرً

Tdk d ragukan lagi amal jariyah yg anda sumbangkan k masjid adalah baik dan patut d istiqomahkan. Hanya saja pihak pengurus masjid yg akan d mintai pertanggung jawaban kelak d hari kiyamat, yg mana ia salah dlm menggunakan infak yg ada. Akan tetapi bila sudah d ketahui penggunaan infak spt d sebutkan, maka ia berhak dan di anjurkan utk memilah dan memilih masjid yg akan d sedekahi, supaya manfaat dari infak tsb lebih mengenai sasaran dan tdk melenceng. Hendaknya memilih masjid yg d kooardinir kawan2 yg bermanhaj ahlussunnah wal jamaah. Supaya d harapkan lbh tepat penggunaannya.

Aqiqah Setelah Anak Berumur Satu Tahun Lebih?Daging Dibagikan Mentah?

Aqiqah Setelah Anak Berumur Satu Tahun Lebih?Daging Dibagikan Mentah?

Rabu, 27 Februari 2013 , 16:28:32
Penanya : Akhwat
Daerah Asal : jakarta

assalamualaikum

saya dzulfa saya ingin bertanya 2 hal .
yang pertama mohon jawaban nya untuk bagaimana caranya mengqiqah anak di usia yg sdh 1thn lebih ,terlambatnya qiqah di karnakan orang tua si anak kurang begitu mampu??

yang ke dua ,apa boleh seumpama qiqah dengan menyembelih kambing tanpa mengadakan acara di rumah cukup dengan membagikan kambing tersebut ke tetangga skitar ,karna rumah yg sempit dan hanya kontrakan.

sbelum nya saya ucapkan terima kasih
wasalamualaikum

Jawab :

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Jawaban Pertama:
Ada pertanyaan yang diajukan kepada syaikh Ibnu Baz:
Ada orang yang memiliki dua anak laki-laki, yang pertama berumur 4 tahun dan yang kedua berumur 3 tahun, orang tersebut belum mengaqiqahi keduanya, apakah dia boleh melaksanakannya sekarang..?

Jawaban Beliau:
Beliau menjawab: sunnahnya adalah mengaqiqahi keduanya meski keduanya sudah besar, untuk setiap anak laki-laki tersebut dua sembelihan, adapun anak perempuan maka dia hanya disembelihkan satu. http://www.binbaz.org.sa/mat/11698

Adapun metode pelaksanaannya maka Aqiqah dilaksanakan seperti biasa, sebagaimana mengaqiqahi anak yang berumur 7 hari

Jawaban Kedua:
Seseorang yang mengadakan Aqiqah hendaknya memakan sebagian dan bershadaqah dengan sisanya, boleh dibagikan dalam keadaan matang atau mentah. Ini adalah fatwa audio dari syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad di link berikut http://audio.islamweb.net/audio/index.php?page=FullContent&audioid=172361

Dalam fatwa diatas disebutkan bahwa daging boleh dibagikan dalam keadaan mentah, ini menunjukkan (meski tidak secara langsung) bahwa boleh langsung membagikan daging tanpa ada acara khusus seperti kumpul-kumpul dan semacamnya

وعليكم السلام ورحة الله وبركاته

Oleh : Ustadz Mukhsin Suaidi, Lc