JANGAN LEWATKAN YANG BERIKUT INI:
Kumpulan Artikel Terkait Covid-19
MUTIARA SALAF : #COVID_19 : Tawakal Yang Hakiki
Ibnu Rojab rohimahullah berkata,
“Tawakal yang hakiki adalah penyandaran hati yang sebenarnya kepada Allah ‘Azza wa Jalla dalam..
➡️ meraih berbagai kemaslahatan (kebaikan),
➡️ menghindari semua bahaya,
➡️ semua urusan dunia maupun akhirat,
➡️ menyerahkan semua urusan kepada-Nya, dan
➡️ benar-benar meyakini bahwa tidak ada yang dapat memberi, menghalangi, mendatangkan bahaya serta memberikan manfaat kecuali Allah (semata).. “
[ Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam 2/497 ]
ARTIKEL TERKAIT
Mutiara Salaf – KOMPILASI ARTIKEL
Kumpulan Artikel Terkait Covid-19
#COVID_19 : Untukmu Yang Harus Keluar Rumah Untuk Mencari Nafkah
Jangan sampai lupa:
1. Membaca dzikir keluar rumah berikut ini:
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِالله
Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “barangsiapa membaca dzikir ini saat keluar rumah, maka dia akan di berikan petunjuk, dicukupi kebutuhannya, dan akan dilindungi (dari bahaya apapun).” [HR. Abu Dawud: 5095, shahih].
2. Membaca doa singgah di suatu tempat ini:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقْ
Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah bersabda: “barangsiapa yang singgah di suatu tempat, dan dia baca dzikir ini, maka tidak ada sesuatupun yang bisa membahayakannya, sampai dia meninggalkan tempat itu.” [HR. Muslim: 2708]
3. Membaca setiap pagi dan sore, surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas sebanyak 3 kali.
Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah bersabda: “Bacalah Al-Ikhlas dan Al-Mu’awwidzatain, saat pagi dan sore, sebanyak 3 kali, itu akan melindungimu dari segala sesuatu.” [HR. Abu Dawud: 5082, Hasan].
4. Membaca dzikir saat melihat orang yang terkena bala’ ini:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي عَافَانِي مِمَّا ابْتَلَاكُمْ بِهِ وَفَضَّلَنِي عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلًا
Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah bersabda, “barangsiapa melihat orang yang terkena bala’, dan membaca dzikir ini, maka dia akan diselamatkan dari bala’ itu.” [HR. Attirmidzi: 3431, Hasan].
5. Bersedekah semampunya .. meski hanya sedikit.
Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah bersabda, “bahwa sedekah bisa menolak kematian yang buruk.” [HR. Attirmidzi: 664, Hasan].
6. Melakukan usaha lahir (sebab kauni) yang bisa menjaga dan menyelamatkan diri dari bala’ dan musibah .. sebagaimana arahan ahli kesehatan, seperti: memakai masker, makan yang bergizi, istirahat yang cukup, dst.
7. Bertawakkal kepada Allah setelah melakukan semua usaha di atas .. serahkan semuanya kepada Allah, Dialah sebaik-baik penjaga dan penyelamat kita .. dan Dialah yang paling menyayangi para hamba-Nya yang patuh dan taat kepada-Nya.
Allah ta’ala berfirman yang artinya: “Bertawakkallah kalian hanya kepada Allah, jika kalian benar beriman” [QS. Al-Ma’idah: 23]
Semoga Allah menjaga dan menyelamatkan kita semua, dari bala’ dan musibah yang ada, amin.
Ditulis oleh,
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى
JANGAN LEWATKAN YANG BERIKUT INI:
Kumpulan Artikel Terkait Covid-19
Waspadalah !
Jika seseorang mendatangimu lalu menggibahi dan menjatuhkan saudaramu di hadapanmu maka waspadalah. bisa jadi engkau adalah korban berikutnya..
Sebaliknya, jika engkau mendapati seseorang memujimu dengan pujian yang berlebihan yang tidak pantas dengan hakekat dirimu maka waspadalah.. suatu hari jika ia membencimu maka ia akan merendahkanmu juga dengan perendahan yang berlebihan pula.
Maka janganlah terpedaya dengan pujiannya..!
Ditulis oleh,
Ustadz DR. Firanda Andirja MA, حفظه الله تعالى
Semua Pernah Berdosa
Wahai saudaraku..
kita semua pernah berdosa, baik dosa yang dilihat orang banyak, baik dosa yang diketahui orang lain, atau dosa yang hanya kita sendiri yang tahu, hanya Allah yang melihat kita, hanya malaikat yang mencatat dosa-dosa kita..
Maka janganlah ragu, saya dan anda jangan ragu untuk kembali kepada Allah Subhanahu wata’ala, untuk bertaubat untuk meneteskan air mata mengakui dosa-dosa kita. Sesungguhnya Robb kita Allah Subhanahu wata’ala sangat sayang dan gembira jika kita kembali kepadaNya..
Ditulis oleh,
Ustadz DR. Firanda Andirja MA, حفظه الله تعالى
#COVID_19 : Beriman Kepada Qodar Baik Dan Buruk Keduanya Dari Allah
Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam bersabda (yang artinya),
“Tidak beriman salah seorang dari kalian hingga dia beriman kepada qodar baik dan buruknya dari Allah, dan hingga yakin bahwa apa yang menimpanya tidak akan luput darinya, serta apa yang luput darinya tidak akan menimpanya..”
[ HR. at-Tirmidzi – IV/451 ]
Silsilah al-Ahaadits ash-Shohihah no. 2439
JANGAN LEWATKAN YANG BERIKUT INI:
Kumpulan Artikel Terkait Covid-19
#COVID_19 : Physical Distance Juga Bagian Dari Islam
“Wabah itu seperti API .. dan kalian adalah BAHAN BAKARNYA .. maka berpencarlah kalian, agar api itu tidak mendapati sesuatu yang menjadikannya hidup .. hingga dia mati (dengan sendirinya)”
Inilah perkataan sahabat Nabi yang mulia ‘Amr bin ‘Ash -rodhiallahu ‘anhu- kepada penduduk negeri Syam ketika munculnya tho’un di sana.
Jadi.. jangan sampai ada yang mengatakan usaha seperti ini menunjukkan,
“kurang iman”, atau
“seperti orang yang belum ngaji”, atau
“tindakan takut kepada selain Allah”..
Sungguh ini adalah usaha yang juga diperintahkan Allah dan Rosul-Nya shollallahu ‘alaihi wa sallam.
Ditulis oleh,
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى
JANGAN LEWATKAN YANG BERIKUT INI:
Kumpulan Artikel Terkait Covid-19
#COVID_19 : Besarnya Pahala Akan Sesuai Dengan Besarnya Cobaan
Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam bersabda (yang artinya),
“Sesungguhnya besarnya pahala akan sesuai dengan besarnya cobaan, dan sesungguhnya apabila Allah telah mencintai suatu kaum maka Dia pun akan menguji mereka.. oleh karena itu, barangsiapa yang ridho, maka baginya keridhoan (Allah), serta barangsiapa yang murka maka baginya kemurkaan (Allah)..”
[ HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah ]
Shohiihut Targhiib wat Tarhiib – 3407
JANGAN LEWATKAN YANG BERIKUT INI:
Kumpulan Artikel Terkait Covid-19
KAIDAH DALAM AT-TAKFIIR – Hukum Kufur Besar dan Pelakunya Di Dunia dan Akherat
Dari kitab yang berjudul “At Takfiir wa Dhowabithhu“, tentang Kaidah-Kaidah Dalam Pengkafiran, ditulis oleh Syaikh DR. Ibrahim ar-Ruhaili, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Cabang-Cabang Kekufuran Dan Dalilnya) bisa di baca di SINI
=======
.
🌿 Hukum Kufur Besar dan Pelakunya Di Dunia dan Akherat 🌿
Alhamdulillah.. wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosuulillah..
Kita lanjutkan.. kitab At Takfiir wa Dhowabithhu.. kemudian beliau menyebutkan tentang bab..
⚉ HUKUM KUFUR BESAR dan PELAKUNYA DI DUNIA
Beliau membagi kafir menjadi dua,
1⃣ KAFIR ASLI: yang merupakan orang kafir, yang mereka adalah asli kafir bukan muslim.
Dan Beliau mengatakan bahwa hukum kafir asli ini ada 3 macam,
1. Ahli kitab
2. Ada keserupaan dengan ahli kitab
3. Tidak punya kitab, tidak pula (bukan) yang ke 2
⚉ Adapun yang ke 1 adalah AHLI KITAB, yaitu yahudi dan nasrani.
⚉ Adapun yang ke 2 yaitu MAJUSI.
⚉ Adapun yang ke 3 yaitu PARA PENYEMBAH PATUNG DAN BERHALA.
Dan mereka ini ada yang,
⚉ HARBY, dan
⚉ BUKAN HARBY
➡️ Siapa itu HARBY ?
Yaitu yang menampakkan kekafiran dan memerangi kaum muslimin, Maka yang seperti ini diperangi lagi, karena mereka memerangi kaum muslimin.
➡️ Adapun yang BUKAN HARBY, yaitu (ada 3 macam),
⚉ AHLI DZIMMAH atau KAFIR DZIMMI, yang tinggal di negara Islam tapi wajib bayar jiziyah dan wajib melaksanakan hal-hal yang harus diperhatikan oleh ahli dzimmah di negara Islam, seperti mereka membayar jiziyah, kemudian menjalankan sebagian hukum Islam yang wajib atas mereka, kemudian juga tidak boleh memfitnah kaum muslimin, dan yang lainnya.
⚉ KAFIR MUSTA’MAN, yaitu yang diberikan keamanan oleh kaum muslimin atau pemerintah Islam.
⚉ KAFIR MU’AHAD, yang mengadakan gencatan senjata atau perdamaian (dengan) kaum muslimin, maka mereka tidak boleh kita ganggu juga, sebagaimana Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam bersabda (yang artinya), “Siapa yang membunuh orang kafir mu’ahad, dia tidak akan mencium bau surga”
➡️➡️ Ini KAFIR ASLI
2⃣ KAFIR THORI’: yaitu tadinya muslim kemudian kafir, yang di sebut dengan murtad, dan dalam Islam hukum yang murtad itu dibunuh, namun yang melaksanakan pembunuhan tentu pemerintah “Qodhi”, bukan sembarangan orang. Ini hukum mereka di dunia.
⚉ HUKUM KUFUR BESAR dan PELAKUNYA DI AKHERAT
Adapun hukum kufur akbar di akhirat, maka pelakunya kekal dalam api neraka selama-lamanya, mereka tidak akan masuk ke dalam surga.
Oleh karena itulah orang-orang kafirin di dalam kehidupan akhirat disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala: “mereka selama-lamanya dalam api neraka”
Walaupun tentunya tingkat kekufuran itu bertingkat-tingkat.
Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata, “tidak ragu lagi bahwa kekafiran itu bertingkat-tingkat”
Ada yang paling berat, ada yang berat, ada yang demikian, dan tentunya merekapun akan di adzab sesuai dengan tingkat kekafiran mereka di dunia.
.
.
Wallahu a’lam 🌼
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul “At Takfiir wa Dhowabithhu“, tentang Kaidah-Kaidah Dalam Pengkafiran, ditulis oleh Syaikh DR. Ibrahim ar-Ruhaili, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/
.
Artikel TERKAIT :
⚉ PEMBAHASAN LENGKAP – At Takfiir wa Dhowabithhu – Kaidah-Kaidah Dalam Pengkafiran
⚉ PEMBAHASAN LENGKAP – Haqiiqotul Bid’ah wa Ahkaamuhaa – Hakikat Bid’ah dan Hukum-Hukumnya
⚉ PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil Haq – Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉ PEMBAHASAN LENGKAP – Al Ishbaah – Manhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN
AL FAWAID AL ILMIYYAH GROUP
KITAB FIQIH – Adab Sholat Jum’at #9
Dari pembahasan Kitab Fiqih Mausu’ah Muyassaroh, yang ditulis oleh Syaikh Hussain Al Uwaisyah, حفظه الله تعالى
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA – Adab Sholat Jum’at #8 – bisa di baca di SINI
=======
Alhamdulillah.. wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosuulillah…
Kita lanjutkan.. masih tentang..
⚉ KHUTBAH JUM’AT
⚉ Dari Jabir bin ‘Abdillah rodhiallahu ‘anhu ia berkata, adalah Rosulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَطَبَ احْمَرَّتْ عَيْنَاهُ وَعَلاَ صَوْتُهُ وَاشْتَدَّ غَضَبُهُ حَتَّى كَأَنَّهُ مُنْذِرُ جَيْشٍ
“Apabila berkhutbah matanya memerah, suaranya tinggi dan marahnya terlihat, ia sangat berapi api, seakan-akan beliau memberi peringatan akan datangnya pasukan musuh seakan beliau mengatakan, “musuh menyerang kalian diwaktu pagi dan petang” dan beliau berkata, “sesungguhnya sebaik baik ucapan adalah firman Allah/kitabullah dan sebaik baiknya petunjuk adalah petunjuk Muhammad shollallahu ‘alayhi wa sallam seburuk buruknya perkara adalah yang diada-adakan dan setiap bid’ah itu sesat” (HR Imam Muslim dalam shohihnya)
Ini yang selalu Nabi ucapkan dalam khutbah jum’at namun sayang di zaman ini ucapan “kullu bid’atin dholalah” dijadikan perkara yang dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan masyarakat, dan bahkan dianggap radikal, padahal ini sunnah Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam.
Dalam riwayat Muslim juga adalah khutbah Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam pada hari jum’at dengan memuji Allah dan menyanjungnya, kemudian setelah itu menyampaikan khutbah dalam keadaan suara meninggi.
⚉ Kata Syaikh Al Uwaisyah (penulis buku ini), “hadits ini merupakan dalil disunnahkan untuk khotib meninggikan suaranya saat khutbah dan menyampaikan khutbah yang padat dan dalam maknanya, dan berisi targhib (memotivasi agar beramal) dan tarhib (ditakut-takuti dari api neraka agar tidak bermaksiat)”
Dalam hadits yang shohih bahwa Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam bersabda, “setiap khutbah yang tidak ada padanya tasyahud “asyhadu an-laa ilaaha illallah, was asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh” bagaikan tangan yang terputus”
(HR Imam Ahmad dalam musnadnya Abu Daud)
Isi ceramah yang Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam sampaikan adalah tentang kaedah-kaedah islam dan syari’atnya, dan juga perintah dan larangan dan Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam menyuruh agar manusia bertaqwa kepada Allah dan memotivasi mereka dalam melakukan amalan-amalan sholih dengan surga dan neraka..
Ini semua adalah isi ceramah jum’at Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam, tidak seperti yang dilakukan oleh banyak khotib dizaman ini isinya tidak lain adalah tentang politik, ekonomi.. yang sama sekali tidak menghidupkan hati manusia padahal tujuan khutbah adalah untuk menghidupkan hati.
Pendapat yang shohih, khutbah jum’at itu boleh dengan bahasa apapun karena tujuannya adalah untuk memberikan peringatan. Misalnya di Indonesia, khutbah dengan bahasa Indonesia dan masing-masing negeri berkhutbah dengan bahasanya masing-masing yang dipahami karena itu merupakan tujuan dari pada khutbah dan yang khutbah jum’at.
.
.
Wallahu a’lam 🌻
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
.
.
Dari Kitab Fiqih Mausu’ah Muyassaroh, yang ditulis oleh Syaikh Hussain Al Uwaisyah, حفظه الله تعالى
.
.
ARTIKEL TERKAIT
Pembahasan Fiqih Mausu’ah Muyassaroh…
.
.
WAG Al Fawaid Al Ilmiyyah