Sebagian orang berkata, Allah itu berada di hati..
Karena ada hadits: qolbu Mukmin baitullah…
Hati Mukmin itu adalah rumah Allah..
Padahal hadits itu TIDAK ADA ASALNYA..
Dusta atas nama Rasulullah..
Bahkan keyakinan itu lebih kufur dari Nasrani..
Karena Nashrani hanya mengkhususkan pada Yesus saja..
Sedangkan ia menjadikannya pada hati setiap muslim..
Allah bersemayam di atas Arasy-Nya..
Di atas langit ke tujuh sana..
Namun Allah tidak butuh kepada Arasy..
Karena Allah tidak serupa dengan makhluk-Nya..
Tanyakan kepada fitrah mu..
Ketika berdo’a Kemana hatimu menghadap..
Tanyakan kepada dirimu..
Ketika Rasulullah mi’raj, dimana beliau bertemu Allah..
Kalaulah Allah berada di hati..
Atau di mana-mana..
Tidak perlu beliau mi’raj ke langit ke tujuh sana..
Di malam lailatul qodar..
Allah menurunkan Al Qur’an..
Turun itu dari atas ke bawah..
Kalaulah Allah berada di hati atau dimana mana..
Tentu tidak perlu disifati turun..
Namun..
Ketika akal manusia telah lemah..
Ia mengingkari bersemayamnya Allah di atas Arasy..
Karena berkonsekuensi Allah membutuhkan tempat katanya..
Itu karena ia mengira bahwa bersemayamnya Allah sama dengan bersemayamnya makhluk..
Makhluk bila bersemayam ia butuh kepada tempat bersemayam..
Padahal Allah tidak serupa dengan Makhluk-Nya..
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
da060414-1444