Ketika mereka mengajak untuk melestarikan ajaran nenek moyang, aku memilih melestarikan ajaran yang engkau bawa, karena menurutku engkaulah NENEK MOYANGKU yang paling mulia… engkaulah nenek moyang yang paling kucinta.
Ketika mereka mengajak untuk memuliakan kyai, sehingga seringkali mereka memelintir sabdamu agar sesuai dengan perkataan kyai… aku lebih memilih engkau sebagai MAHA KYAI, kubenarkan semua sabdamu, dan kuterima dengan apa adanya sebagaimana dipahami para sahabatmu… sungguh akan kuplintir perkataan siapapun yang menyelisihi sabdamu… karena sabdamu adalah barometer untuk perkataan semua kyai, siapapun dia dan darimanapun asalnya.
Ketika banyak kalangan menyuruh atau bahkan mengharuskan untuk menghidupkan tradisi dalam masyarakat… aku lebih memilih untuk menghidupkan TRADISI yang kau bawa, tradisi yang telah diperaktekkan oleh masyarakatmu, para sahabatmu… memang tradisi yang tidak bertentangan dengan tradisimu akan kutolerir… bukan aku membenci tradisi daerahku, tapi karena aku lebih mencintaimu dan tradisimu melebihi siapapun, melebihi tradisi manapun.
Ketika mereka mengajak beribadah dengan ritual sesepuh yang sudah mendarah daging… aku lebih memilih dan mencintai RITUAL ibadah yang kau ajarkan, tidak akan kutambah karena tidak mungkin aku atau siapapun lebih pintar darimu… dan tidak ingin kukurangi, karena itu akan mengurangi pahalaku… bahkan andai ritual ibadah sesepuh itu sudah mendarah daging pada diriku, aku rela untuk mengganti darah dan daging itu, karena aku memang sangat mencintaimu, engkaulah SESEPUHKU yang paling sempurna.
Ketika banyak orang merasa bangga dengan budaya barat, aku memilih untuk bangga dengan BUDAYAMU, karena budayamu itu mengumpulkan kesucian, kemuliaan, kewibawaan, keindahan, kebahagiaan, dan sifat penyempurna lainnya… aku mencintaimu, oleh karenanya aku merasa bangga dengan budayamu.
Saking besarnya cintaku kepadamu, aku ikrarkan sebagaimana perkataan para sahabatmu: “Demi engkau kurelakan bapak ibu kami sebagai tebusan“.
Semoga Allah meneguhkanku di atas jalanmu dan para sahabatmu… merekalah para salafku… hanya dengan itulah aku pantas berharap; semoga nanti dikumpulkan bersama mereka, di dalam FirdausNya, amin.
Ditulis oleh,
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى
da140915-0634