Shalih bin Hassan berkata : “Suatu ketika, al-Hasan al-Bashri berpuasa, lalu kami datang kepadanya dengan membawa makanan saat maghrib tiba“
Ketika Shalih bin Hassan berada di dekat al-Hasan al-Bashri, Shalih bin Hassan berkata, Aku bacakan ayat ini kepada al-Hasan al-Bashri : “Sesungguhnya di sisi Kami ada belenggu-belenggu (yang berat) dan Neraka yang menyala-nyala. Dan (ada) makanan yang menyumbat di kerongkongan dan adzab yang pedih” (QS. Al-Muzammil [73]: 12-13).
Al-Hasan al-Bashri tidak menjamah makanan yang dibawa untuknya. Ia berkata : “Bawa ke sana makanan ini !” Kami pun mengambil makanan itu. Ia meneruskan puasanya sampai esok paginya.
Ketika ia ingin berbuka puasa, ia ingat ayat tadi, lalu berbuat seperti kemarin. Pada hari ke-3, anaknya pergi kepada Tsabit al-Bunani, Yahya al-Buka’ dan beberapa rekan al-Hasan al-Bashri, lalu berkata :
“Tolong temui ayahku, sebab ia tidak makan makanan sedikit pun sejak 3 hari yang lalu. Setiap kali aku menghidangkan makanan untuk berbuka puasa, ia ingat ayat ini : “Sesungguhnya di sisi Kami ada belenggu-belenggu (yang berat) dan Neraka yang menyala-nyala. Dan (ada) makanan yang menyumbat di kerongkongan dan adzab yang pedih” (QS. Al-Muzammil [73]: 12-13).
Lalu teman-teman al-Hasan al-Bashri datang menemui al-Hasan al-Bashri dan lama berada di tempatnya, hingga akhirnya menyuapinya dengan seteguk tepung” (Az-Zuhd hal 284 oleh Imam Ahmad).
Subhanallah, rupanya ia takut akan dosa yang pernah ia lakukan dan tidak pernah melupakannya, sehingga selalu tertanam di hati rasa takut akan adzab Allah…
Hasan al-Bashri rahimahullah berkata :
إن الرجل يذنب الذنب فما ينساه، وما يزال متخوفا منه حتى يدخل الجنة
“Sesungguhnya ada orang yang berdosa kemudian tidak melupakannya, dan selalu merasa takut (kepada Allah karenanya) hingga ia pun masuk Surga” (Az-Zuhd no. 338 oleh Imam Ahmad).
Seseorang yang dosanya sedikit, maka mereka pun tahu dari dosa manakah datangnya suatu musibah…
Muhammad bin Sirin rahimahullah pernah mendapat musibah, maka ia pun berkata : “Ini adalah pembalasan atas dosaku yang kutunggu selama 40 tahun“
Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata :
“Salah seorang generasi salaf telah mengevaluasi dirinya sejak usia baligh, ternyata kesalahannya tidak lebih dari 36 kesalahan. Kemudian ia mohon ampun kepada Allah sebanyak 100.000 kali untuk setiap kesalahan, shalat 1000 raka’at untuk setiap kesalahan, dan khatam (membaca al-Qur’an) satu kali dalam setiap ruku’. Kendati demikian, ia berkata : “Aku tetap khawatir kekuatan Allah menyiksaku karena kesalahan tersebut, dan penerimaan taubatku dalam bahaya” (Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam hal 539)
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنَ الذُّنُوْبِ الَّتِيْ تُحِلُّ النِّقَم
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari dosa-dosa yang akan dibalas dengan siksaan…“
Ustadz Najmi Umar Bakkar, حفظه الله تعالى