Dari kitab yang berjudul “At Takfiir wa Dhowabithhu“, tentang Kaidah-Kaidah Dalam Pengkafiran, ditulis oleh Syaikh DR. Ibrahim ar-Ruhaili, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Syarat Mengkafirkan Individu dan Penghalang-Penghalangnya – Syarat Ke 4) bisa di baca di SINI
=======
.
? Contoh Dari Ulama Salaf Terdahulu Terkait Kehati-Hatian Mengkafirkan ?
Alhamdulillah.. wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosuulillah..
Kita lanjutkan kitab At Takfiir wa Dhowabithhu.. kemudian Beliau masuk ke pembahasan yang ke 3..
⚉ CONTOH-CONTOG DARI ULAMA SALAF TERDAHULU DALAM MASALAH KEHATI-HATIAN MENGKAFIRKAN
⚉ CONTOH 1
Yaitu sikap Imam Ahmad bin Hambal rohimahullah terhadap para Khalifah yang meyakini keyakinan jahmiyah, yaitu AlQur’an makhluk.. Itu Khalifah Ma’mun, Khalifah Mu’tasim dan Khalifah Alwasiq.. Bahkan Imam Ahmad disiksa selama 2 tahun hanya untuk mengatakan AlQur’an makhluk.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Bersama dengan ini para Ulatul ‘umur (para Khalifah) yang berpendapat dengan pendapat jahmiyah bahwa AlQur’an makhluk, bahwa Allah tidak terlihat di akhirat, dan keyakinan-keyakinan lain yang menyesatkan dan kufur bahkan mereka menyuruh manusia kepadanya, dan menyiksa mereka jika tidak mau berpendapat dengannya, bahkan mengkafirkan orang-orang yang tidak mau berkeyakinan dengannya, bahkan apabila ada tawanan mereka lepaskan kalau mau meyakini dengan keyakinan jahmiyah, bahwa AlQur’an itu makhluk..
Bahkan mereka tidak mau memberikan rezeki dari baitul maal kepada orang yang tidak mau berkeyakinan seperti itu.. namun Imam Ahmad tetap mendo’akan supaya Allah merahmati mereka dan memohonkan ampun untuk mereka karena Imam Ahmad memandang bahwa mereka bukan orang-orang yang mendustakan Rosul, tidak pula mengingkari ajaran Rosulullah..
Tapi mereka terkena syubhat dan mereka salah dalam memahami dalil.. disini Imam Ahmad masih tetap mendo’akan mereka..
[Dalam Majmu Fatawa jilid 23/ hal 348-349]
Lihatlah padahal Imam Ahmad mengatakan siapa yang mengatakan AlQur’an mahluk maka dia kafir, tapi ternyata Imam Ahmad tidak mengkafirkan Khalifah Ma’mun, tidak pula Mu’tasim, tidak pula Alwasiq yang menyeru manusia supaya punya keyakinan seperti itu.
⚉ CONTOH 2
Demikian pula Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahullah, dimana Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah tidak mudah mengkafirkan orang-orang yang jatuh kepada ucapan atau perbuatan yang kufur. Beliau berkata di dalam Majmu Fatawaa’ di jilid 3/ hal 229 :
هذا مع أني دائمًا ومن جالسني يعلم ذلك مني ، أني من أعظم النا س نهيًا عن أن ينسب معين إلى تكفير وتفسيق ومعصية ، إلا إذا علم أنه قد قامت عليه الحجة الر سالية ، التي من خالفها كان كافرًا تارة ، وفا سقًا أنه قد قامت عليه الحجة الر سا لية ، التي من خالفها كان كافرًا تارة ، وفاسقًا أخرى ، و عا صيًا أخرى وإني أقرر أن اللَّه قد غفر لهذه الأ مت خطأها ، وذلك يعم الخطأ في المسائل الخبرية القولية ، والمسا ئل العملية
“Dan orang yang duduk di mejelisku, pasti tahu bahwa Aku ini orang yang paling melarang untuk menisbatkan seorang individu kepada kekafiran atau kefasikan atau maksiat kecuali ia sudah tegas atau jelas sudah tegak padanya hujjah risalah.. apabila orang menyelisihinya tentu dengan hujjah itu akhirnya ia menjadi kafir atau fasik atau pelaku maksiat.. maka Aku menetapkan bahwa Allah mengampuni dosa ummat ini.. dan ini mencakup dosa atau kesalahan yang berhubungan dengan masalah-masalah aqidah, ucapan, maupun juga amalan..”
Demikian pula ucapan-ucapan Beliau ditempat-tempat yang lain yang menunjukkan Beliau sangat berhati-hati di dalam masalah kafir-mengkafirkan.
⚉ CONTOH 3
Demikian pula Syaikh Muhammmad bin Abdul Wahab rohimahullah, dimana Beliau berkata didalam Kitab Fatawa wa Masaail Syaikh Muhammad bin Abdil Wahab hal 11, Syaikh Muhammmad bin Abdul Wahab berkata:
وإذا كنا لا نكفر من عَبَدَ الصنم الذي على قبة عبد القادر ، والصنم الذي على قبر أحمد البدوي ، وأمثالهما ، لأ جل جهلهم وعدم من ينبههم ، فكيف نكفر من لم يشرك باللَّه إذا لم يها جر إلينا ولم يكفر ، ويقاتل ؛ سبحا نك هذا بهتان عظيم
“Kalau kami belum berani mengkafirkan orang yang menyembah patung yang berada di atas kubahnya kuburan Abdul Qodir Jaelani, demikian pula yang menyembah patung yang ada di kuburan Ahmad Al Badawy dan yang sejenisnya karena kebodohan mereka dan tidak ada yang mengingatkan mereka, bagaimana kami berani mengkafirkan orang yang tidak mempersekutukan Allah hanya karena tidak mau hijrah kepada kami.. Maha suci Allah, ini tuduhan yang besar..” (kata Beliau)
Disini Beliau di dalam rangka membantah tuduhan bahwa Beliau mudah mengkafirkan, maka orang yang menisbatkan kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab tetapi ternyata mudah mengkafir-kafirkan orang, seperti yang kita lihat di zaman sekarang, para penuntut-penuntut ilmu yang belum kokoh keilmuannya, ini jelas kedustaan atas nama Beliau.
Ahlussunnah wal Jama’ah bukanlah orang yang mudah untuk mengkafirkan..
.
Wallahu a’lam ?
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul “At Takfiir wa Dhowabithhu“, tentang Kaidah-Kaidah Dalam Pengkafiran, ditulis oleh Syaikh DR. Ibrahim ar-Ruhaili, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/
.
Artikel TERKAIT :
⚉ PEMBAHASAN LENGKAP – At Takfiir wa Dhowabithhu – Kaidah-Kaidah Dalam Pengkafiran
⚉ PEMBAHASAN LENGKAP – Haqiiqotul Bid’ah wa Ahkaamuhaa – Hakikat Bid’ah dan Hukum-Hukumnya
⚉ PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil Haq – Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉ PEMBAHASAN LENGKAP – Al Ishbaah – Manhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN
AL FAWAID AL ILMIYYAH GROUP