Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala .. padahal keadaan agamanya sangat istimewa.
=====
Diceritakan oleh Imam Bukhari -rahimahullah-:
“Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit..
Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan: “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?”
Maka Hammad mengatakan: “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251]
—————————-
Pelajaran berharga dari kisah ini:
1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah.
2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang.
3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita.
4. Pentingnya menyeimbangkan antara khauf (rasa takut) dan roja’ (rasa harap) kepada Allah.
5. Bila kita melihat teman kita dominan rasa takutnya, maka ingatkan dia kepada kasih sayang Allah yang sangat besar kepada hamba-Nya.
Wallahu a’lam.
Silahkan dishare .. semoga bermanfaat dan Allah berkahi.
Ditulis oleh,
Ustadz Dr. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى