Sa’iid bin Jubair rohimahullah berkata,
“Seseorang mendatangi Ibnu ‘Abbas rodhiyallahu ‘anhumaa lalu bertanya, ‘Wahai Ibnu ‘Abbas, apakah pendapatmu tentang firman Allah,
فَمَا بَكَتْ عَلَيْهِمُ السَّمَاءُ وَالْأَرْضُ وَمَا كَانُوا مُنْظَرِينَ
’Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan mereka pun tidak diberi penangguhan waktu..’ (QS. Ad-Dukhan/44: 29)
Apakah langit dan bumi itu akan menangisi seseorang..?’
Ibnu ‘Abbas rodhiyallahu ‘anhumaa berkata,
“Ya.. sesungguhnya tidak ada satupun dari makhluk kecuali memiliki pintu di langit yang menjadi tempat turunnya rezeki dan tempat naiknya amal perbuatan..
Apabila seorang mukmin itu meninggal dunia maka pintu langit tempat naiknya amal dan turunnya rezeki itu ditutup. Pada saat itulah langit merasa kehilangan dan ia pun menangis..
Demikian juga bumi, ketika tempat sholatnya yang ada di bumi yang sebelumnya dipakai untuk sholat dan berdzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla juga merasa kehilangan, maka bumi pun menangis..
Sementara itu Fir’aun dan kaumnya, karena tidak ada kebaikan yang mereka lakukan di bumi, serta tidak ada kebaikan dari mereka yang naik kepada Allah ‘Azza wa Jalla, maka langit dan bumi pun tidak menangis atas (kematiannya) mereka..”
[ Al Misbaahul Muniir Fii Tahdziib Tafsiir Ibnu Katsiir – 1096 dan Tafsir Ath-Thobari 22/34 ]
ARTIKEL TERKAIT
Mutiara Salaf – KOMPILASI ARTIKEL