Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata,
ما أخذ العبد ما حرم عليه إلا من جهتين: إحداهما: سوء ظنه بربه، وأنه لو أطاعه وآثره لم يعطه خيراً منه حلال. والثانية: أن يكون عالماً بذلك، وأن من ترك لله شيئاً أعاضه خيراً منه (أعطاه خيراً منه)، لكن تغلب شهوته صبره، وهواه عقله. فالأول من ضعف علمه، والثاني من ضعف عقله وبصيرته.
“Hamba yang mengambil rezeki yang haram ada dua keadaan :
1. Berburuk sangka kepada Robbnya bahwa jika ia mentaati-Nya, Allah tidak akan memberinya ganti dengan yang lebih baik dari yang halal.
2. Ia berilmu tentang itu. Bahwa orang yang meninggalkan yang haram akan diganti oleh Allah dengan yang lebih baik dari itu, namun..
– kesabarannya kalah oleh syahwatnya,
– akalnya ditutupi oleh hawa nafsu.
Yang pertama akibat lemahnya ilmu (tentang Allah).. dan yang kedua akibat lemah akal dan bashirohnya..”
(Al Fawaid hal 62)
Diterjemahkan oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
ARTIKEL TERKAIT
Mutiara Salaf – KOMPILASI ARTIKEL