Dari buku yang berjudul “Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan حفظه الله تعالى.
Ahlus Sunnah wal Jama’ah berkeyakinan bahwa tidak boleh Alqur’an berdiri sendiri tanpa Sunnah karena Alqur’an harus di jelaskan dengan Sunnah. Dan Alqur’an tidak mungkin berdiri tanpa Sunnah. Karena Sunnahlah yang menjelaskan Alqur’an
Allah berfirman; “Hai orang-orang yang beriman taati Allah dan ta’ati Rasul dan Ulil Amri di antara kalian.”
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam hadits yang di riwayatkan Imam Ahmad, Abu Dawud, at-Tarmidzi mengabarkan akan adanya orang yang akan menolak Sunnah. Beliau berkata: “Ketahuilah sesungguhnya aku di berikan oleh Allah Alqur’an dan yang semisal bersamanya itu Sunnah.”
Ketahuilah hampir nanti ada orang yang kenyang duduk di atas dipannya dan berkata cukup Alqur’an saja. Yang kalian dapatkan dalam Alqur’an halalkan dan yang kalian dapatkan dalam Alqur’an haramkan.
Jadi Rasulullah mengabarkan disini bahwa nanti ada suatu kaum yang mengatakan cukup Alqur’an saja tidak perlu sunnah dan سُبْحَانَ اللّهِ … benar yang Rasulullah kabarkan dan itu muncul di zaman sebagaimana kita lihat di zaman inipun juga banyak sekali.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam hadits Al ‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu
Dan kami peganglah, gigitlah ia dengan gigi geraham dan jauhi oleh kamu perkara-perkara yang di ada-adakan, karena setiap bid’ah itu sesat [HR Abu Dawud dan Tarmidzi]
Dan Tarmidzi berkata: Hadits ini hasan shahih. Maka ini Hadits menunjukkan. Bahwa wajib kita berpegang kepada sunnah Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Oleh karena itu sebagian Ulama berkata, bahwa Sunnahlah yang menjelaskan Alqur’an . Tidak kebalikan.
Sekarang kalau ada orang berkata kita tidak butuh Sunnah cukup Alqur’an , lalu apakah ada dalam Alqur’an penjelasan-penjelasan rinci tentang tata cara sholat, di mulai dari Takbiratul Ihram sampai salam. Penjelasan sholat-sholat sunnah dan yang lainnya, sama sekali tidak ada. Tentang jumlah raka’atnya juga tidak ada.
Maka orang yang tidak percaya kepada Sunnah dan hanya mengandalkan Alqur’an pasti mau tidak mau dia akan buat sendiri tata cara sholat yang tidak pernah dituntunkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Demikian pula di Alqur’an tidak ada disebutkan tentang tata cara zakat secara terperinci, haji secara terperinci. Puasa dan banyak lagi hukum-hukum yang lainnya. Makanya Sunnah menjelaskan Alqur’an. Karena Sunnah itu menjelaskan Alqur’an
“Dan sesungguhnya kami telah menurunkan kepada engkau Az-Zikr (Alqur’an) agar kamu hai Muhammad menjelaskan kepada manusia apa yang di turunkan kepada mereka tersebut.“
?? Artinya : Sunnah Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam itu menjelaskan Alqur’an.
?? Maka wajib kita memahami Alqur’an dengan pemahaman Rasulillah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Demikian pula pemahaman para sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Wallahu a’lam ?
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
Dari buku yang berjudul “Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan حفظه الله تعالى.
Dari buku yang berjudul “Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan حفظه الله تعالى.
Bahwa landasan persyariatan demikian pula landasan dalam berdakwah beribadah adalah Alqur’an dan Sunnah yang shohihah. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan dalam Alqur’an untuk mentaati Allah dan Rasulnya.
Allah memerintahkan nabinya untuk berpegangan kepada wahyu. Berarti kalau Rasulullah saja berpegangan kepada wahyu, kewajiban kita adalah untuk berpegang kepada wahyu seluruhnya.
“Hai orang-orang yang beriman, jangan kamu mendahului Allah dan Rasulnya.”
Yaitu mendahului Allah dan Rasulnya dengan akal kita, pemikiran kita, dengan hawa nafsu atau mendahulukan pendapat siapapun diatas Allah dan Rasulnya. Itu semua dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Aku tinggalkan kepada kalian 2 perkara. Kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, selama berpegang pada 2 perkara tersebut, yaitu Kitabullah dan Sunnahku.”
Kata Beliau (Syaikh Al Ubailaan): “Ini sebetulnya penyempurnaan dari kaidah yang pertama. Bahwa tidak akan di terima di sisi Allah kecuali apabila sesuai dengan apa yang di turunkan oleh Allah dalam Alqur’an dan Sunnah. Kalau tidak sesuai dengan apa yang di turunkan, maka itu tertolak.
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Barang siapa yang beramal setengah suatu amalan yang dengan tidak ada perintah kami, maka itu tertolak.“
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah, taatilah Rasul dan Ulil Amri di antara kalian.”
Allah tidak mengatakan, dan taati ulil amri. Karena ketaatan kepada ulil amri — dan ulil amri yang dimaksud di sini ulama dan umaro — Ketaatan kepada mereka mengikuti ketaatan kepada Allah dan Rasulnya.
Para ulama berkata: Allah memerintahkan manaati Allah, manaati Rasulnya dan menaati Ulil Amri dari kalangan ulama dan umaro.
Dan yang di maksud dengan ulil amri adalah ulama dan Umaro
Tapi ketaatan kita kepada ulil amri itu apabila sejalan dengan perintah Allah dan rasulnya.
Bukan dalam perkara yang menyelisihi perintah Allah dan perintah rasulnya.
Karena tidak boleh kita menaati mahluk untuk memaksiati Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka inilah ya akhowati islam dasar kita dalam beraga, di dalam ibadah, dalam berdakwah.
Di dalam persyariatan semuanya harus berdasarkan kepada Alqur’an, yang kedua berdasarkan kepada hadits yang shohih.
Wallahu a’lam ?
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
Dari buku yang berjudul “Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan حفظه الله تعالى.