Yang Lagi Demam AKIK, Apa Tujuan Anda Memakainya…?

Ustadz Musyaffa Ad Dariny, MA, حفظه الله تعالى

1. Jika tujuan Anda meniru Nabi -shollallohu alaihi wasallam-, ketahuilah bahwa beliau memakainya karena tuntutan keadaan, kalau saja bukan karena tuntutan tentu beliau tidak mengenakannya, cobalah perhatikan hadits berikut:

Sahabat Anas -rodhiallohu anhu- mengatakan:

“Ketika Nabi -shollallohu alaihi wasallam- ingin menulis surat kepada raja kisro (raja persia), qoishor (raja romawi), dan raja najasyi, beliau diberi kabar bahwa mereka tidaklah menerima surat kecuali dengan STEMPEL.

Maka Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- pun membuat CINCIN yang lingkarannya terbuat dari perak, dan diukirlah padanya tulisan ‘Muhammadur Rosululloh’.” [HR. Muslim: 2092].

2. Jika tujuan Anda karena senang memakai cincin, maka silahkan memakainya, tapi janganlah mendakwakan bahwa itu sunnah Nabi -shollallohu alaihi wasallam-, karena beliau memakainya bukan karena kesenangan, tapi karena tuntutan dan kebutuhan.

Pegang teguhlah perkataan Imam Syafi’i -rohimahulloh-: “Aku beriman kepada Rosululloh, dan apapun yang datang dari Rosululloh, sesuai yang DIINGINKAN oleh Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-“. [Lum’atul I’tiqod, hal:7].

3. Jika tujuan Anda ingin menggunakannya untuk “keberuntungan” atau “pesugihan”, atau “pelet”, maka ini tidak hanya bukan sunnah Nabi, tapi sudah masuk dalam ranah kesyirikan, karena ini sama dengan menggunakan jimat, padahal Baginda Nabi -shollallohu alaihi wasallam- telah bersabda:

“Barangsiapa menggantungkan tamimah (jimat), maka dia telah jatuh dalam kesyirikan”. [HR. Ahmad: 17422, shahih].

4. Jika Anda menggunakannya karena ikut-ikutan tren, maka ini tidak sepantasnya dilakukan, karena perangai ikut-ikutan itu menunjukkan tidak adanya prinsip/pegangan hidup.

Abdulloh bin Mas’ud -rodhiallohu anhu- pernah mengatakan:

“Janganlah kalian sekali-kali jadi orang yang ikut-ikutan… yaitu orang yang mengatakan: aku (akan) bersama manusia, jika mereka mendapatkan petunjuk; aku pun mendapatkan petunjuk, dan jika mereka tersesat; aku pun akan tersesat”. [Hilyatul Aulia 1/136].

5. Jika Anda menggunakannya, tanpa alasan apapun… maka hati-hatilah, mungkin saja Anda sedang tidak sadar atau lagi kena guna-guna penjual akik…

Raihlah pahala dan kebaikan dengan membagikan link kajian Islam yang bermanfaat ini, melalui jejaring sosial Facebook, Twitter yang Anda miliki. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda.