Mengingat keistimewaan hari tasyrik, sebagai orang yang beriman, hendaknya kita maksimalkan upaya untuk mendapatkan limpahan rahmat dan pahala dari Allah di hari itu. Berusaha untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Memperbanyak amal soleh dan berbagai bentuk ibadah kepada Allah. Hanya saja, ada beberapa amal yang disyariatkan untuk dilakukan di hari tasyrik :
PERTAMA : anjuran memperbanyak berdzikir
Allah berfirman,
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ
“Ingatlah Allah di hari-hari yang terbilang..” (QS. Al-Baqarah: 203). Yaitu di hari tasyrik.
Dari Nubaisyah al-Hudzali rodhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرٍ لِلَّهِ
“Hari Tasyrik adalah hari makan, minum, dan banyak mengingat Allah..” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Daud, Nasa’i).
Menyemarakkan dzikir pada hari tasyrik, bisa dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya (Lathoiful Ma’arif, 504 – 505):
1. Melakukan Takbiran setiap selesai sholat wajib. Ini sebagaimana yang dilakukan para sahabat. Sebagaimana praktek Umar bin Khottob rodhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau dulu bertakbir setelah sholat shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai setelah dzuhur pada tanggal 13 Dzulhijjah. (Ibn Abi Syaibah dan al-Baihaqi dan sanadnya dishohihkan al-Albani)
Demikian juga dari Ali bin Abi Thalib rodhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau bertakbir setelah sholat shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai ashar tanggal 13 Dzulhijjah. Beliau juga bertakbir setelah ashar. (HR. Ibn Abi Syaibah dan al-Baihaqi. Al-Albani mengatakan: “Shohih dari Ali”).
2. Mengingat Allah dan berdzikir ketika menyembelih. Karena penyembelihan qurban, bisa dilaksanakan sampai hari tasyrik berakhir.
Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ ذَبْحٌ
“Di setiap hari tasyrik, boleh menyembelih..” (HR. Ahmad, ibn Hibban, Ad-Daruquthni, dan yang lainnya).
3. Mengingat Allah dengan membaca basmalah sebelum makan dan hamdalah setelah makan. Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن الله عزَّ وجل يرضى عن العبد أن يأكل الأكلة فيحمده عليها ، ويشرب الشَّربة فيحمده عليها
“Sesungguhnya Allah ridho terhadap hamba yang makan sesuap makanan kemudian memuji Allah, atau minum seteguk air dan memuji Allah karenanya..” (HR. Muslim 2734)
4. Mengingat Allah dengan melantunkan takbir ketika melempar jumrah di hari tasyrik. Yang hanya dilakukan jamaah haji.
5. Mengingat Allah dengan memperbanyak takbiran secara mutlak, di manapun dan kapanpun. Sebagaimana yang dilakukan oleh Umar radhiyallahu ‘anhu. Beliau melakukan takbiran di kemahnya di Mina, kemudian diikuti oleh banyak orang, sehingga Mina bergetar karena gema takbir. (HR. Bukhari sebelum hadis no.970)
KEDUA : memperbanyak berdo’a kepada Allah
Sebagian ulama menganjurkan untuk memperbanyak berdo’a di hari ini.
Ikrimah (murid Ibn ‘Abbas rodhiyallahu ‘anhumaa) mengatakan:
كان يستحب أن يقال في أيام التشريق : { رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ }
Do’a berikut dianjurkan untuk dibaca pada hari tasyrik: ROBBANAA AATINAA FID-DUN-YAA HASANAH WA FIL AA-KHIROTI HASANAH, WA QINAA ADZAABAN-NAAR. (Lathoiful Ma’arif, Hal. 505).
Do’a ini kita kenal dengan do’a sapu jagad. Dan memang demikian, do’a ini dianggap sebagai do’a yang isinya mengumpulkan semua bentuk kebaikan dan menolak semua bentuk keburukan. Karena itulah, do’a ini menjadi pilihan yang sangat sering dilantunkan oleh manusia terbaik, Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam.
Anas bin Malik rodhiyallahu ‘anhu mengatakan,
كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي
الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ»
“Do’a yang paling banyak dilantunkan oleh Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam adalah ROBBANAA AATINAA FID-DUN-YAA HASANAH WA FIL AA-KHIROTI HASANAH, WA QINAA ADZAABAN-NAAR..” (HR. Bukhari 6389 dan Muslim 2690).
Disamping itu, do’a merupakan bentuk mengingat Allah yang sangat agung. Berisi pujian dan harapan manusia kepada Tuhannya. Sehingga, hari ini menjadi hari yang istimewa untuk memperbanyak do’a.
Ziyad Al-Jasshas meriwayatkan dari Abu Kinanah al-Qurasyi, bahwa beliau mendengar Abu Musa al-Asy’ari rodhiyallahu ‘anhu berceramah dalam khutbahnya ketika Idul Adha:
بعد يوم النحر ثلاثة أيام التي ذكر الله الأيام المعدودات لا يرد فيهن الدعاء فارفعوا رغبتكم إلى الله عز و جل
“Setelah hari raya qurban ada tiga hari, dimana Allah menyebutnya sebagai al-Ayyaam al-Ma’dudaat (hari-hari yang terbilang), do’a pada hari-hari ini, tidak akan ditolak. Karena itu, perbesarlah harapan kalian..” (Lathoiful Ma’arif, Hal. 506).
Demikian, semoga Allah memudahkan kita untuk senantiasa istiqamah dalam menggapai ampunan-Nya.
Allahu a’lam
Penulis,
Ustadz Ammi Nur Baits, حفظه الله تعالى
https://konsultasisyariah.com/14538-amalan-di-hari-tasyrik.html