Sobat! Mana yang lebih baik bagi anda; harga BBM menurun, namun ternyata rejeki anda juga turut turun dan bahkan lebih jauh turun, hingga anda kesusahan beli BBM walau hanya Rp. 1.000 per liternya.
Atau
Rejeki anda terus menaik, sehingga walaupun BBM Rp.15.000, anda tetap saja enjoy, tanpa pernah risau dengan harga BBM yang terus dikerek dan dikerek?
Atau
Rejeki anda tetap alias tiada nambah dan tiada kurang sedangkan harga BBM juga tetap tidak naik dan tidak turun?
Menurut logika anda, lebih baik fokus pada urusan naiknya BBM atau naiknya rejeki anda?
Berdoa meminta naik dan lapangnya rejeki anda atau turunnya harga BBM?
Sobat! Tahukah ada bahwa Allah Ta’ala senantiasa kuasa mewujudkan praduga atau harapan anda. Sebagaimana anda praduga dan harapan anda, maka seperti itu pula yang akan Allah wujudkan pada diri anda.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah berfirman:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي فَلْيَظُنَّ بِي مَا شَاءَ
Aku kuasa mewujudkan pada diri hamba-Ku apa saja yang dia harapkan dari-Ku, karenanya silahkan ia membuat harapan dari-Ku apa saja yang ia mau. (Ahmad dan lainnya)
Kalau saya sih, sederhana; saya mengharap rejeki saya tuh pas banget,
giliran mau beli rumah pas ada rejeki,
mau Umrah pas saja ada rejekinya,
giliran mau beli mobil baru pas saja rejekinya datang,
giliran mau belanja kebutuhan, pas saja dengan datangnya rejeki,
mau beli BBM, juga pas banget ada uangnya,
pokoknya paas banget gitu.
Jadi saya males mikir naik turunnya BBM, saya lebih milih untuk menyusun iman dan doa kepada Allah agar rejeki saya selalu pas dengan kebutuhan saya. Amiin.
Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى