“Sumber kekuatan sebuah do’a adalah ketika ia lahir dari lubuk hati.”
(Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Majmu’ Al Fatawa 22/489).
Kekuatan do’a anda ditentukan dari sumber doa itu sendiri, doa yang lahir dari hati yang penuh harap dan cemas, hati yang mampu menyelami setiap kata yang terucap oleh lisan.
Namun saat do’a itu hanya menjadi sebuah permainan lisan, tanpa penghayatan bahkan paham-pun tidak, maka do’a pun menjadi lemah dan tak berdaya.
Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
“ALLAH tidak akan mengabulkan do’a yang berasal dari hati yang lalai dan tidak peduli (apa yang diminta oleh lisan).”
(HR. Timidzi)
Muhammad Nuzul Dzikri, حفظه الله تعالى