Allah Ta’ala berfirman kepada para wanita:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ
“Dan tinggallah kamu di rumah rumahmu.” (Al Ahzaab: 33)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَبُيُتُهُنَّ خَيْرٌ لَهُنَّ
“Rumah mereka lebih baik untuk mereka” (HR Ahmad dll.)
Nabi juga mengatakan bahwa sedekat dekat wanita kepada Allah adalah bila mereka berada di rumah rumah mereka. HR ibnu Khuzaimah.
Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya kepada Abu Hurairah ia berkata:
“Ada beberapa wanita datang kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam dan berkata, “Kami tidak mampu atasmu di majelis laki laki. Sediakanlah waktu satu hari untuk kami datangi engkau ?”
Beliau bersabda, “Tempat bertemu kita di rumah fulan.”
Dalam hadits ini Nabi menyuruh mereka berkumpul di rumah untuk menuntut ilmu kepada beliau shallallahu alaihi wasallam.
Syaikh Al Bani rahimahullah berkata:
ذلك خير لهن ، كيف لا والنبي صلى الله عليه وسلم قال في صلاة الجماعة في المسجد : ((وبيوتهن خير لهن)) ، فإذا كان الأمر هكذا في الصلاة التي تضطر المسلمة أن تلتزم فيها من الأدب والحشمة ما لا تكثر منه خارجها فكيف لا يكون العلم في البيوت أولى لهن
Itu lebih baik buat mereka. Bagaimana tidak? Bukankah nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda tentang sholat berjamaah di masjid: “Rumah mereka lebih baik buat mereka.”
Jika untuk sholat saja lebih baik di rumah dimana seorang muslimah sangat membutuhkan untuk menjaga adab dan kehormatan dan agar tidak sering keluar rumah. Maka rumah pun yang terbaik untuk mereka menuntut ilmu.” (Silsilah shahihah 6/401)
Bahkan Syaikh AlBani menganggap keluarnya para wanita ke masjid untuk menuntut ilmu kepada seorang ustadzah wanita termasuk bid’ah yang tidak pernah ada di zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam tidak pula zaman salafushalih. Lihat silsilah shahihah 6/401.
Renungkanlah ini, terutama bagi sebagian ikhwah yang suka menyindir kajian akhwat di rumah.
Baarokallahu fiikum
Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى