Pada akhir zaman akan semakin sedikit kebaikan, banyak yang menentang, dan banyak fitnah yang menyesatkan, fitnah syubhat, keraguan, berpaling dari kebenaran, fitnah syahwat dan condongnya manusia kepada dunia…
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالقَابِضِ عَلَى الجَمْرِ
“Akan datang suatu masa, dimana orang yang bersabar (berpegang teguh) pada agamanya seperti orang yang sedang menggenggam bara api” (HR. At-Tirmidzi no. 2260, hadits dari Anas bin Malik, lihat Shahiihul Jaami’ ash-Shaghiir no. 8002)
فَإِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامَ الصَّبْرِ الصَّبْرُ فِيهِ مِثْلُ قَبْضٍ عَلَى الْجَمْرِ لِلْعَامِلِ فِيهِمْ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلًا يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِهِ
“Sesungguhnya setelah kalian akan ada hari-hari kesabaran, dimana bersabar pada hari-hari itu seperti menggenggam bara api. Orang yang beramal tatkala itu memperoleh pahala sama dengan 50 orang yang beramal seperti amalannya” (HR. At-Tirmidzi no. 3058 dan Ibnu Majah no. 4014, hadits dari Abu Tsa’labah al-Khusyani). Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan tambahan :
قِيلَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْهُمْ قَالَ أَجْرُ خَمْسِينَ منكم
Ditanyakan : “Wahai Rasulullah, sama dengan pahala 50 orang dari mereka atau kami ?“. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “50 orang dari kalian” (lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 3172)
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :
“Pahala yang besar ini karena keterasingannya di antara manusia, dan karena dia berpegang teguh dengan “SUNNAH” di antara kegelapan hawa dan akal pikiran” (Madarijus Salikin III/199)
Maka Syaikh al-Albani rahimahullah berkata :
اعرف السنة تعرف البدعة، أما إذا عرفت البدعة فلا يمكنك أن تعرف السنة.
“Pelajarilah as-Sunnah, otomatis engkau akan mengetahui bid’ah, adapun jika engkau hanya mengetahui bid’ah, maka tidak mungkin bagimu untuk mengenal as-Sunnah” (Silsilah al-Huda wan Nur no. 715)
Imam Hasan al-Bashri rahimahullah berkata :
“Sesungguhnya Ahlussunnah adalah “Yang Paling Sedikit” dari manusia pada zaman yang telah lewat dan mereka paling sedikit dari manusia pada “Zaman Yang Tersisa”. Mereka adalah orang-orang yang tidak ikut-ikutan dengan orang-orang yang bermewah-mewahan, dan tidak juga dengan ahli bid’ah dalam kebid’ahan mereka, dan mereka sabar di dalam menjalankan “SUNNAH” hingga bertemu Rabb mereka” (Sunan ad-Darimi 1/83 dan Ta’dzimu Qodzrus Shalat Lil Marwazih II/678).
Imam Yahya bin Ma’in rahimahullah berkata :
لأن يكونوا خصمائي أهل البدع يوم القيامة خير من أن يكون خصمي رسول الله بتركي الذب عن سُنته.
“Sungguh lebih baik ahli bid’ah yang akan menjadi musuh-musuhku pada hari Kiamat nanti, daripada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang akan menjadi musuhku, karena aku tidak mau membela sunnah beliau” (Al-’Alamusy Syamikh hal 388)
Syaikh Shalih Fauzan hafizhahullah berkata :
ولزوم السنة ماهو بالأمر السهل ، فيه ابتلاء وامتحان، هناك ناس يعيرونك ويؤذونك ويتنقصونك، ويقولون : هذا متشدد متنطع إلى آخره ، أو ربما أنهم لا يكتفون بالكلام، ربما أنهم يقتلونك أو يضربونك، أو يسجنونك ولكن اصبر إذا كنت تريد النجاة وأن تشرب من هذا الحوض، اصبر على التمسك بسنة رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى أن تلقاه على الحوض
“Komitmen dengan sunnah itu bukanlah perkara yang mudah. Di dalamnya penuh dengan berbagai ujian dan cobaan. Akan selalu ada orang-orang yang mencelamu, menyakitimu dan merendahkanmu. Mereka mengatakan : “ini radikal ekstrem” dll. Bahkan kadang kala tidak cukup hanya ucapan saja, mereka pun bisa membunuhmu, memukulmu atau memenjarakanmu. Tetapi tetaplah bersabar, jika engkau ingin keberhasilan dan bisa menenggak air dari telaga Rasulullah ﷺ. Bersabarlah dalam berpegang dengan sunnah Rasulullah ﷺ sampai engkau bertemu dengan beliau di telaganya kelak” (Syarah ad-Durroh al-Madhiyyah fî Aqdi Ahlil Firoqil Mardhiyyah hal 190)
Ustadz Najmi Umar Bakkar, حفظه الله تعالى