Penyakit Setelah Beramal

Betapa agungnya amalan sholih di bulan ramadhan.

Namun keagungan amal dan kemuliaannya menjadi hancur ketika kita tak menjaga hati.
Penyakit yang dikhawatirkan bagi orang senantiasa beramal dengan ikhlas adalah ujub setelah beramal.

● Ibnul Mubaarok rohimahullah berkata :

وَلاَ أَعْلَمُ فِي الْمُصَلِّيْنَ شَيْئًا شَرٌّ مِنَ الْعُجْبِ

“Aku tidak mengetahui pada orang-orang yang sholat perkara yang lebih buruk daripada ujub..”

(Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Sy’abul Iman no 8260).

● Syaikh Ibnu Al ‘Utsaimin rohimahullah mengatakan bahwa ujub itu dapat membatalkan amal. Beliau mengatakan,

“kelompok yang kedua, yaitu orang-orang yang tidak memiliki tahqiq (kesungguhan) dalam pokok iman kepada takdir. Mereka melakukan ibadah sekadar yang mereka lakukan. Namun mereka tidak sungguh-sungguh dalam ber-isti’anah kepada Allah dan tidak bersabar dalam menjalankan hukum-hukum Allah yang kauni maupun syar’i..

Sehingga dalam beramal mereka pun malas dan lemah, yang terkadang membuat mereka terhalang dari beramal dan menghalangi kesempurnaan amal mereka, dan membuat mereka UJUB dan SOMBONG setelah beramal yang terkadang bisa menjadi sebab amalan mereka hangus dan terhapus..”

(Majmu’ Fatawa war Rasail 4/250)

● Perkataan beliau sepadan dengan sabda Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam :

ثَلاَثُ مُهْلِكَاتٍ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ

“Tiga perkara yang membinasakan, rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikui dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri..”

(HR at-Thobroni dalam Al-Awshoth no 5452 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shohihah no 1802).

● Demikian pula sabda beliau :

لَوْ لَمْ تَكُوْنُوا تُذْنِبُوْنَ خَشِيْتُ عَلَيْكُمْ مَا هُوَ أَكْبَرُ مِنْ ذَلِكَ الْعُجْبَ الْعُجْبَ

“Jika kalian tidak berdosa maka aku takut kalian ditimpa dengan perkara yang lebih besar darinya (yaitu) ujub..! ujub..!”

(HR Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no 6868, hadits ini dinyatakan oleh Al-Munaawi bahwasanya isnadnya jayyid (baik) dalam at-Taisiir, dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shohih Al-Jaami’ no 5303).

Bila kita merasa telah menjadi orang yang baik saja dianggap ujub, sebagaimana ditanyakan kepada ‘Aisyah rodliyallahu ‘anha siapakah orang yang terkena ujub, beliau shollallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Bila ia memandang bahwa ia telah menjadi orang yang baik..”

(Syarah Jaami’ As Shoghier).

Bagaimana bila disertai dengan menganggap remeh orang lain..?

Inilah kesombongan..

Semoga Allah melindungi kita dari ujub dan kesombongan..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Raihlah pahala dan kebaikan dengan membagikan link kajian Islam yang bermanfaat ini, melalui jejaring sosial Facebook, Twitter yang Anda miliki. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda.