Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى
1. Nabi Muhammad rmenikahi ‘Aisyah bintu Abi Bakar radhiallahu ‘anhu.
Orang pertama yang menjalin hubungan pernikahan antara kedua keluarga besar ini ialah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau menikahi ‘Aisyah putri Abu Bakar radhiallahu ‘anhuma. Tidak ada satu orangpun, baik dari kalangan Syi’ah ataupun Ahlis Sunnah yang mengingkarinya. Walau demikian, sedikit sekali tokoh agama Syi’ah, baik yang hidup pada zaman dahulu atau sekarang yang sudi untuk mengucapkan doa “semoga Allah meridhoinya” (radhiallahu ‘anha) . Yang tejadi malah sebaliknya, banyak sekali dari mereka yang dengan terus menerus mengutuknya dan menuduh ‘Aisyah radhiallahu ‘anha telah berzina. Bahkan mereka juga dengan tanpa rasa malu menjadikan kutukan kepada sahabat Abu Bakar radhiallahu ‘anhu sebagai bagian dari bacaan dalam sholat .wirid
2. Al Hasan bin Ali Bin Abi Thalib.
Muhammad Baqir Al Majlisi, wafat thn 1111 H, menyebutkan bahwa A Hasan bin Ali bin Abi Thalib, yang oleh agama Syi’ah dinobatkan sebagai imam mereka yang ke-2, telah menikahi Hafshah binti Abdurrahman bin Abi Bakar As Shiddiq.([1])
Fakta ini menunjukkan bahwa Abu Bakar As Shiddiq dan Ali bin Abi Thalib, dan juga anak keturunannya tidak saling bermusuhan. Bahkan antara mereka terjaling hubungan yang sangat harmonis dan persaudaraan yang sangat erat.
3. Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal ‘Abidin bin Al Husain.
Imam ke-5 agama Syi’ah ini menikahi Ummu Farwah binti Al Qaasim bin Muhammad bin Abi Bakar As Shiddiq. Pernikahan ini diungkapkan oleh As Syeikh Al Mufid dalam kitabnya Al Irsyad2/176, juga oleh Al Kulainy dalam kitabnya Al Kaafi 1/472, Abul Faraj Al Ashfahaany dalam kitabnya Maqaatilut Taalibiyyin 109 & Al Majlisy dalam kitabnya Bihaarul Anwaar 47/5.
Dari pernikahan ini, Muhammad Al Baqir dikaruniai putra yang kemudian diberi nama Ja’far As Shaadiq, yang oleh agama Syi’ah dinobatkan sebagai imam mereka yang ke-6.
Pada suatu hari, Ja’far As Shaadiq berbangga-bangga dengan silsilah nasabnya dengan berkata:
وَلَدَنِي أَبُو بَكَر مَرَّتَينِ
“Aku telah dilahirkan oleh Abu Bakar dua kali”.([2])
Maksud ucapan Ja’far As Shadiq ini – Abul Qasim Al Musawi Al Khu’i- adalah: Ibu kandung Ja’far As Shaadiq adalah Ummu Farwah binti Al Qasim bin Muhammad bin Abi Bakar, sedangkan ibu kandung Ummu Farwah adalah Asma’ binti Abdurrahman bin Abi Bakar As Shiddiq.
Menurut hemat anda, mungkinkah seorang imam agama Syi’ah berbangga-bangga dengan nasabnya yang tersambung dengan Khalifah Rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam Abu Bakar As Shiddiq, bila antara imam-imam agama Syi’ah dan para khulafa’ Rasulullah r dan juga sahabat lainnya terjadi permusuhan?
Perlu diketahui bahwa Ali Zainal Abidin dan Al Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar adalah saudara sepupu, yang demikian itu dikarenakan Ibu mereka berdua adalah dua bersaudara, yaitu kedua putri raja Persia yang bernama Yazdajird bin bin Syahriyar bin Kisra.([3])
Yang lebih unik lagi adalah perihal Asma’ bintu ‘Umais radhiallahu ‘anha, ia adalah istri Ja’far bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu saudara kandung Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu. Sepeninggal Ja’far radhiallahu ‘anhu, ia dinikahi oleh Abu Bakar As Shiddiq radhiallahu ‘anhu, dan dari pernikahan ini terlahirlah Muhammad bin Abi Bakar. Lalu sepeninggal Abu Bakar radhiallahu ‘anhu, Asma’ bintu Umais radhiallahu ‘anha dinikahi oleh Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, sehingga Muhammad bin Abu Bakarpun diasuh oleh ayah tirinya, yaitu Ali bin Abi Thalib. Selanjutnya dari pernikahan ini mereka berdua (Ali & Asma’) dikaruniai dua orang putra yang diberi nama Yahya dan ‘Aun.([4])
Saudaraku! Apa perasaan anda setelah mengetahui fakta yang membutikan akan adanya saling santun menyantuni antara keluarga Abu Bakar radhiallahu ‘anhu dan keluarga Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu. Mungkinkah anda masih bisa menolerir anggapan agama Syi’ah bahwa Abu Bakar As Shiddiq radhiallahu ‘anhu telah merebut kekuasaan dari tangan Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, sehingga terperciklah api permusuhan yang tak kunjung padam antara mereka dan keturunannya hingga hari qiyamat?
[1] ) Biharul Anwar oleh Al Majlisy 44/173.
[2] ) Al Irsyad oleh As Syeikh AL Mufid 2/176, Maqatilut Taalibiyyin oleh Abul Faraj AL Ashfahaany 109 & Bihaarul Anwaar oleh Al Majlisy 47/5.
[3] ) Al Irsyad oleh As Syeikh Al Mufid 2/137 & Wafayaatul A’yan oleh Ibnu Khalikaan 3/267.
[4] ) Al Ishabah oleh Ibnu Hajar Al Asqalaany 7/489 & Al Irsyad oleh As Syeikh Al Mufid 1/354.
Ref : http://arifinbadri.com/ikatan-cinta-ahlul-bait-dengan-keluarga-abu-bakar-radhiallahu-anhu/