Menemukan kebenaran adalah satu “kehebatan”, namun tahukah anda bahwa mengamalkan kebenaran itu lebih hebat dibanding sekedar menemukannya?
Dan tahukah anda bahwa bersabar dalam mengamalkan kebenaran itu lebih hebat dibanding sekedar orang yang mengamalkannya? Betapa banyak orang mengamalkan kebenaran namun disertai oleh keluh kesah dan rasa keterpaksaan.
Dan tahukah anda bahwa menjadikan orang lain mengetahui kebenaran hingga akhirnya turut mengamalkan kebenaran, lebih hebat dibanding orang yang hanya mampu mengamalkan kebenaran pada dirinya sendiri?
Hebat, benar hebat, akan tetapi orang yang mampu menjaga hatinya agar tetap rendah hati ketika berhasil menjadikan orang lain mengamalkan kebenaran tentu lebih hebat lagi, karena betapa banyak orang yang berhasil menjadikan orang lain mengamalkan kebenaran akhirnya membusungkan dadanya, merasa dirinya orang paling hebat, dan hobinya nyinyir orang yang dia anggap di bawahnya. Mereka merasa bahwa dirinya benar benar hebat, lupa bahwa kebenaran yang ia amalkan dan dia ajarkan sejatinya adalah karunia Allah Ta’ala bukan kehebatan dirinya.
Sobat sadarilah bahwa hidup bersama orang orang yang berpegang teguh pada kebenaran membutuhkan kebesaran jiwa sehingga tetap rendah hati dan tabah sehingga tidak dijangkiti rasa hasad dan dengki.
Inilah kesabaran para nabi dan rasul, sabar hidup bersama orang orang baik, bukan sekedar sabar menghadapi orang orang jelek atau tatkala ditimpa musibah. Sabar mengamalkan kebenaran, dan menerima saudaranya sesama orang yang mengamalkan kebenaran, tanpa ada kesombongan atau perasaan bahwa dirinya paling hebat dibanding yang lainnya.
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
“Dan bersabarlah engkau bersama orang orang yang menyeru Tuhan mereka di pagi hari di di sore hari, mereka mengharapkan keridhaan Allah, dan janganlah engkau palingkan wajahmu dari mereka karena engkau mengharapkan kehidupan dunia.” ( al kahfi 28 )
Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى