Dari Abdullah bin Amru rodhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ أَكَلَتْ طَيِّبًا وَوَضَعَتْ طَيِّبًا وَوَقَعَتْ فَلَمْ تَكْسِر ولم تُفْسِد
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tanganNya, sesungguhnya perumpamaan mukmin itu bagaikan lebah yang selalu memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik. Ia hinggap (di ranting) namun tidak membuatnya patah dan rusak..” (HR Ahmad dan dishohihkan oleh Ahmad Syakir)
Itulah mukmin bagaikan lebah, ia hanya memakan yang halal dan menjauhi makanan yang haram.
ia selalu mengeluarkan ucapan dan perbuatan yang baik dan bermanfaat sebagimana lebah yang mengeluarkan madu yang bermanfaat untuk manusia.
Dimanapun ia berada, tak pernah berbuat kerusakan. Bahkan ia menjadi pintu pintu pembuka kebaikan untuk manusia.
Ia selalu rajin berusaha dan tak pernah malas. Ulet dan tak pernah menyerah. Bahkan ia tak mau makan dari hasil kerja keras orang lain.
Al Munawi rohimahullah berkata:
: “ووجه الشبه: حذق النحل، وفِطنته، وقلة أذاه، وحقارته، ومنفعته، وقنوعه، وسعيه في النهار، وتنزُّهه عن الأقذار، وطيب أكله، وأنه لا يأكل مِن كسب غيره، وطاعته لأميره، وأن للنحل آفاتٍ تقطعه عن عمله، منها: الظلمة، والغَيْم، والريح، والدخَان، والماء، والنار، وكذلك المؤمن له آفات تُفقِره عن عمله؛ ظلمة الغفلة، وغَيْم الشك، وريح الفتنة، ودخَان الحرام، ونار الهوى
“Sisi kesamaannya adalah bahwa lebah itu :
– cerdas,
– ia jarang menyakiti,
– rendah (tawadhu),
– bermanfaat,
– selalu merasa cukup (qona’ah),
– bekerja di waktu siang,
– menjauhi kotoran,
– makanannya halal nan baik,
– ia tak mau makan dari hasil kerja keras orang lain,
– amat taat kepada pemimpinnya, dan
– lebah itu berhenti bekerja bila ada gelap, mendung, angin, asap, air dan api..
Demikian pula mukmin.. amalnya terkena penyakit bila terkena gelapnya kelalaian, mendungnya keraguan, angin fitnah, asap haram, dan api hawa nafsu..”
(Faidhul Qodiir 5/115)
Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى