Agar Lebih Khusyu’ Ketika Berdoa (Bag 1)

Ust Firanda Andirja Lc

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيْمَ

“Ya Allah berilah kami hidayah / petunjuk kepada jalan yang lurus”

Sungguh merupakan perkara yg merugikan jika doa yg sangat agung tsb, yg kita ucapkan berulang-ulang, ternyata kita hanya ucapkan dgn hambar, tanpa penghayatan yg mendalam.

Nah agar kita lebih khusyu’ tatkala mengucapkan doa yg agung tsb maka hendaknya kita merenungkan 2 perkara yaitu : Keutamaan doa & Kandungan doa.

I. Keutamaan doa :

1) Doa ini termaktub dlm surat teragung pada Al-Qur’an yaitu surat Al – Fatihah yg dikenal sebagai ‘Ummul Qur’an’ (induk / intisar Al-Qur’an)

2) Doa ini diucapkan dlm sholat yg merupakan ibadah wajib yg sangat agung

3) Doa ini minimal harus dibaca
sebanyak 17 kali dlm sehari (dalam sholat 5 waktu)

4) Bagaimana lagi jika seorang
hamba memperbanyak sholat
sunnah, maka dalam setiap rakaat ia akan membaca doa ini

5) Barang siapa yang memperhatikan posisi doa tsb dalam surat Al – Fatihah maka ia akan dapatkan bahwa doa tsb tidaklah terucapkan kecuali setelah melalui muqoddimah -muqoddimah yang sangat dahsyat, yaitu :

a. Muqoddimah pertama :
Dalam ucapan
الحمد لله رب العالمين

“Segala puji bagi Allah penguasa alam semesta”,
(mengandung pujian yg sangat
tinggi kpd Allah سبحانه وتعالى )

b. Muqoddimah kedua :
Dalam ucapan

الرحمن الرحيم

“Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”,
(berisi pengakuan hamba akan luasnya kasih sayang Allah terhadap sang hamba, bahkan kasih sayang Allah lebih dari kasih sayang seorang ibu kepada anaknya)

c. Muqoddimah ketiga:
Dalam ucapan

مالك يوم الدين

“Penguasa hari pembalasan”, (mengingatkan kpd hamba bahwasanya ada hari akhirat, hari persidangan & pembalasan amal perbuatan, tidak seorang raja dunia yg berkutik pd hari tsb, hanya Allah yg mengusai hari tersebut)

———-bersambung———-»»»

d. Muqoddimah keempat :
Dalam ucapan

إياك نعبد

“Hanya kepada Engkaulah kami
beribadah”
(mengandung pengakuan & pengikraran sang hamba bahwasanya ia hanya beribadah ikhlas kepada Allah, jauh dari riyaa & sum’ah, sama sekali tdk mengharapkan pujian & sanjungan manusia)

e. Muqoddimah kelima:
Dalam ucapan

وإياك نستعين

“Dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan”,
(mengandung pengakuan hamba bahwasanya segala upaya, usaha & keberhasilan semata-mata
karunia Allah, seorang hamba hanya melakukan sebab, akan tetapi tidak memiliki peran sama sekali dalam keberhasilan, Bahkan usaha hamba itupun karunia Allah, kecerdasannya, tenaganya, kepiawaiannya, pengalamannya, ia bisa menggerakkan anggota badannya, kesehatannya atau ia bisa sampai tempat ia bekerja dgn selamat, semuanya karunia dari Allah.

Jika demikian lantas apa yg hendak ia banggakan??. Maka terjauhkanlah sang hamba dari penyakit ujub

Setelah lima muqoddimah ini lalu terbukalah hati sang hamba tatkala mengucapkan doa yg agung ini :

اهدنا الصراط المستقيم

Seluruh muqoddimah ini menunjukan akan agungnya inti pembicaraan, jika setiap muqoddimahnya / pembukanya sangat agung maka bagaimana lagi keagungan isi kandungan utamanya.

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيْمَ

“Ya Allah berilah kepada kami
hidayah / petunjuk kepada jalan
yang lurus”

———–sambung———-»»»

II. Kandungan doa :

Mungkin ada yg bertanya, kenapa kita terus mengucapkan doa ini (meminta ditunjukan kepada jalan yang lurus)

sementara kita sudah berada di atas jalan yg lurus? Kita sudah berada di atas agama Islam?
Barang siapa yg merenungkan kandungan doa ini maka ia akan mengetahui jawaban pertanyaan ini.

Sesungguhnya hidayah atau petunjuk yang kita minta dalam doa ini memiliki kandungan yg dalam, diantaranya :

1) Meskipun kita telah berada di atas agama Islam akan tetapi ternyata masih banyak praktek-praktek yang keliru, yang disandarkan kpd Islam padahal ia bukan bagian dari Islam.
Karenanya kita meminta petunjuk kepada Allah agar ditunjukan kepada jalan yang lurus, yang benar-benar merupakan bagian dari Islam dan mengantarkan ke surga

2) Jika ternyata kita telah berada
di atas jalan yg lurus, ternyata masih terlalu banyak kebaikan yg belum kita ketahui yang akan memperindah perjalanan kita di atas jalan yang lurus tersebut.
Karenanya kita butuh petunjuk dan hidayah dari Allah agar ditunjukan dan dijelaskan bagi kita kebaikan-kebaikan tsb

3) Setelah mengetahui kebaikan-kebaikan, kitapun masih butuh hidayah Allah dan taufiq-Nya agar menjadikan kita mengamalkan dan mencintai kebaikan-kebaikan tersebut

4) Terkadang kita telah
mengetahui suatu kebaikan secara global, maka kita butuh hidayah dari Allah agar kita ditunjuki sisi-sisi keindahan kebaikan tersebut secara detail dan rinci agar kita semakin cubra dan tegar dalam menjalankan kebaikan tsb.
Tentu berbeda antara seseorang yg mengetahui ibadah sholat itu adalah baik, dengan seseorang yg mengetahui dgn rinci indahnya ibadah sholat serta hikmah-hikmah yg terkandung dalam sholat

————-sambung———–»»»

5) Masih banyak keburukan dan jalan yang miring serta menyimpang yang menggoda kita dalam menempuh jalan yg lurus, karenanya kita butuh petunjuk Allah agar menunjukan batilnya keburukan dan menyimpangnya jalan-jalan tersebut, yang senantiasa mengancam & sewaktu-waktu bisa mwnggelincirkan kita tanpa kita sadari

6) Setelah kita mengetahui kebaikan dan menjalankannya, juga telah mengetahui keburukan dan menjauhinya, maka ketahuilah kita masih terus senantiasa butuh kepada hidayah Allah agar kita bisa isstiqomah di atas jalan yg lurus. Terlalu banyak orng yg di awal perjalanan berada di atas jalan yg lurus, akan tetapi menyimpang dipenghujung jalan. Kita butuh istiqomah terus hingga detik nafas terakhir….

Dari kandungan-kandungan di atas kita mengetahui hikmah mengapa Allah di akhir surat al-fatihah mencela kaum nasrani dan yahudi. Karena diantara jalan yg menyimpang adalah jalannya kaum nasrani yg semangat beribadah namun tanpa ilmu, jadilah mereka dicap sesat oleh Allah. Demikian juga jalannya kaum yahudi yg berilmu namun enggan mengamalkannya.

Semoga penuturan singkat ini dapat membantu dalam meraih kekhusyu’an saat mengucapkan doa yang agung tersebut.

آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

———¤•¤•¤———

Raihlah pahala dan kebaikan dengan membagikan link kajian Islam yang bermanfaat ini, melalui jejaring sosial Facebook, Twitter yang Anda miliki. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda.