Abu Riyadl Nurcholis, حفظه الله تعالى
Abu Dzar rodhiyallahu ‘anhu pernah berkata, “Wahai manusia, injakkan kakimu ke tanah. Sesungguhnya sebentar lagi ia akan menjadi kuburmu.
Wahai manusia, sesungguhnya hidupmu hanya beberapa hari, tiap kali waktu berlalu, berarti sebagian hidupmu telah pergi.
Wahai manusia, engkau sekarang ini selalu menghabiskan umurmu sejak lahir dari rahim ibumu.
”Seorang penyair mengatakan:
نَسِيْرُ إِلَى اْلآجَالِ مِنْ كُلِّ لَحْظَةٍ وَأَيَّامُنَا تُطْوَى وَهُنَّ مَرَاحِلُ
وَلَمْ أَرَ مِثْلَ الْمَوْتِ حَقًّا كَأَنَّهُ إِذَامَا تَخَطَّتْهُ اْلأَمَانِيَّ بَاطِلُ
وَمَا أَقْبَحَ التَّفْرِيْطَ فِيْ زَمَنِ الصِّبَا فَكَيْفَ بِهِ وَالشَّيْبُ لِلرَّأْسِ شَاعِلُ
تَرَحَّلْ مِنَ الدُّنْيَا بِزَادٍ مِنَ التُّقَى فَعُمْرُكَ أَيَّامٌ وَهُنَّ قَلاَ ئِلُ
Kita berjalan menuju ajal dalam setiap detiknya
Hari-hari kita selalu berlalu, dan memiliki tahapan-tahapan
Aku belum pernah melihat ada sesuatu yang lebih meyakinkan daripada kematian…setiap apa yang kau bayangkan tanpa diakhiri kematian itu hal mustahil…
Alangkah buruknya perbuatan kita disaat muda belia tak mau menengok agamanya… Lantas, bagaimana nasib seseorang yang tetap meninggalkan agama, padahal ubannya telah menyala
Berjalanlah kamu di dunia ini dengan bekal takwa
Karena, umurmu hanyalah hitungan hari yang kian purna…
Semoga bisa menjadi renungan wahai sobat.