Do’a Ibnu Mas’ud agar menyertai Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam di surga tertinggi.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيمَانًا لاَ يَرْتَدُّ ، وَنَعِيمًا لاَ يَنْفَدُ ، وَمُرَافَقَةَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَعْلَى جَنَّةِ الْخُلْدِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu iman yang tidak pernah berbalik menjadi kufur, kenikmatan yang tidak sirna, dan agar mengiringi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam di surga abadi yang paling tinggi.”
[HR Ahmad, Ibnu Hibban, Ath-Thobroni dalam al-Kabiir]
=================================
Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata, Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam masuk Masjid. Beliau ada di antara Abu Bakr dan Umar. Ternyata Ibnu Mas’ud tengah sholat, dengan membaca Surat An-Nisa’. Hingga Ibnu Mas’ud sampai pada penghujung ayat ke-100 dari An-Nisa’, lalu berdo’a, sedangkan ia tengah menunaikan sholat (malam).
Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda (tanpa diketahui Ibnu Mas’ud), “Mintalah, niscaya engkau akan diberi. Mintalah, engkau akan diberi” Lalu Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang merasa senang membaca Al-Quran secara segar sebagaimana ia diturunkan, maka hendaklah ia membacanya dengan bacaan (cara dan sikap membaca) Ibnu Ummi ‘Abd (yaitu Abdullah bin Mas’ud).”
Pagi harinya, Abu Bakr rodhiyallahu ‘anhu bergegas menuju Ibnu Mas’ud rodhiyallahu anhu , untuk memberi kabar gembira tersebut. Abu Bakr rodhiyallahu ‘anhu bertanya, “Apa yang engkau minta kepada Allah Azza wa Jalla tadi malam ?” Ia menjawab, “Aku mengucapkan, “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu iman yang tidak pernah berbalik menjadi kufur, kenikmatan yang tidak sirna, dan agar selalu bersama Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam di surga abadi yang paling tinggi.”
Kemudian Umar rodhiyallahu ‘anhu datang juga kepada Ibnu Mas’ud rodhiyallahu ‘anhu. Dan dikatakan kepada Umar rodhiyallahu ‘anhu bahwa Abu Bakr rodhiyallahu ‘anhu telah mendahuluimu. Umar pun berkata, “Semoga Allah merahmati Abu Bakr rodhiyallahu ‘anhu. Tidaklah aku berusaha untuk mendahuluinya dalam kebaikan sama sekali, melainkan ia telah mendahuluiku.” [HR. Ahmad]
Dalam riwayat lain Ibnu Mas’ud berkata, “Tidaklah aku sholat fardhu maupun sunnah, melainkan aku berdo’a kepada Allah di penghujung sholatku, Ya Allah, sesungguhnya aku meminta …. [lihat Mirqootul Mafaatîh, 11/173]
FAIDAH
1️⃣ Iman yang kokoh merupakan benteng agung yang menjaga seseorang dari kekufuran. Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, apakah amalan yang paling utama ? Di antara jawaban Beliau shollallahu ‘alaihi wa sallam adalah, “Iman yang tak ada keraguan di dalamnya.” [HR. Ahmad dan an-Nasa’i]
2️⃣ Kenikmatan yang tiada sirna adalah kenikmatan surga. Dan itulah kenikmatan hakiki.
3️⃣ Begitu pentingnya untuk memiliki himmah (cita-cita dan kemauan) yang tinggi, dengan meminta yang terbaik. Sebagaimana Ibnu Mas’ud rodhiyallahu ‘anhu meminta untuk menyertai Rosulullah di surga tertinggi. Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bila seorang dari kalian berdoa, janganlah berucap, Ya Allah (berilah kami) bila Engkau menghendaki. Akan tetapi agar ia meminta permohonan yang besar nan agung. Sesungguhnya pemberian yang Allah berikan tidak ada yang berat bagi-Nya.” [HR. Ahmad].”