Allah ta’ala berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
“Katakanlah (wahai Muhammad kepada umatmu): Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian”. [QS. Alu Imron: 31].
Renungkanlah kandungan ayat ini:
1. Ayat ini berkenaan tentang cinta kepada Allah, yang harusnya menjadi derajat cinta paling tinggi di hati kaum mukminin. [QS. Albaqoroh: 165].
Itu saja dalam mengejewantahkannya harus mengikuti Nabi -shollallohu ‘alaihi wasallam-, apalagi bila cinta itu kepada makhluk-Nya.
Sehingga dalam mencintai Nabi -shollallohu ‘alaihi wasallam- kita LEBIH wajib mengikuti cara dan tuntunan beliau, begitu pula dalam mecintai keluarga beliau, ka’bah, Alqur’an, dst…
2. Ayat ini memerintahkan kita untuk mengikuti Nabi -shollallohu ‘alaihi wasallam- SAJA dalam mengejewantahkan cinta kita kepada Allah.
Sehingga kita tidak boleh mencintai Allah dengan cara para NABI selain beliau, apalagi cara para ulama, apalagi cara kita sendiri, jika cara-cara tersebut tidak sesuai dengan yang disyariatkan oleh Nabi -shollallohu ‘alaihi wasallam-.
3. Ayat ini menjelaskan bahwa Allah akan mencintai kita jika kita mengikuti Nabi -shollallohu ‘alaihi wasallam- dalam mengejewantahkan cinta kita kepada-Nya.
Maka sebaliknya Allah akan menjadi MURKA, bila kita mengejewantahkan cinta tersebut dengan mengikuti tuntunan dari selain beliau.
———-
Semoga Allah memberikan TAUFIQ kepada kita, sehingga kita dapat mencintai Dia, Nabi, para ulama, dan yang lainnya, sebagaimana dituntunkan oleh Nabi -shollallohu ‘alaihi wasallam-.
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى
da0901151655