Salaf Dan Syukur

Imam Ahmad meriwayatkan didalam kitab Musnad nya, Bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم berpesan kepada Mu’adz serayaya bersabda,” Demi Allah, Aku mencintaimu, Aku bepesan kepadamu agar kamu tidak melupakan disetiap akhir sholatmu do’a ” Ya Allah mudahkan untukku agar senantiasa mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu dan beribadah kepada-Mu dengan baik “. HR Ahmad dan Tirmidzy.

Syukur adalah pengikat dan sebab yang menjadikan bertambahnya suatu nikmat.
Berkata Umar ibn Abdul Aziz,” Ikatlah suatu nikmat agar terus menerus turun dengan banyak besyukur kepada Allah”.

Berkata Aly ibn Abi Tholib,” Sesungguhnya suatu nikmat akan terus bersambung dengan bersyukur, dan syukur pula yang akan menjadikan nikmat bertambah, dan keÐuanya terikat dalam satu ikatan, bertambahnya nikmat tdk akan putus selagi hamba senantiasa bersyukur”.

Abul-Mughiroh bila ditanya, Bagaimana keadaanmu pagi ini? Ia menjawab,” Pagi ini kami penuh dengan kenikmatan, akan tetapi tidak pandai untuk mensyukurinya”. Dikatakan kepada Abu Hazim, bagaimana bersyukurnya mata? Ia menjawab; Bila kamu melihat kebaikan maka kamu ceritakan, dan bila melihat keburukan maka kamu menutupinya. Bagaimana bersyukurnya telinga? Ia menjawab; Bila engkau mendengar kebaikan maka kamu hafalkan, dan jika mendengar keburukan maka engkau tinggalkan. Bagaimana bersyukurnya tangan? Ia menjawab; jangan engkau mengambil yang bukan hak kamu, dan jangan kamu menahan hak Allah yang telah dititipkan kepadamu.

 Ditulis oleh Ustadz Rochmad Supriyadi, Lc حفظه الله تعالى

– – – – – – 〜✽〜- – – – – –

Raihlah pahala dan kebaikan dengan membagikan link kajian Islam yang bermanfaat ini, melalui jejaring sosial Facebook, Twitter yang Anda miliki. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda.