Kewajiban Menahan Pandangan… (Nasihat Untuk Ukhti Muslimah)

Di ambil dari kitab ‘Al Jamaal’ (ketampanan), yaitu kumpulan dari tulisan-tulisan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qoyyim rohimahumallah tentang ketampanan.

Salah seorang Sahaabat yang paling tampan adalah Dihyah bin Kholiifah Al Kalbi rodhiyallahu ’anhu, oleh karena sangking tampannya beliau, (malaikat) Jibriil ’alayhissalam kalau datang menemui Nabi shollallahu ’alayhi wasallam menjelma dalam bentuk manusia, paling suka menjelma dalam bentuk wajah Dihyah bin Kholiifah rodhiyallahu ’anhu.

Selain tampan dan gagah, Dihyah juga pandai berdiplomasi sehingga dijadikan oleh Rasulullah sebagai utusan untuk membawa surat-surat Rasulullah kepada raja-raja dunia ketika itu seperti Heraclius, Muqawkis (penguasa Mesir), dll.

Tapi Dihyah ini karena sangat tampannya, disebutkan dalam satu riwayat, wanita hamil kalau melihat Dihyah terperanjat dan mengakibatkan keguguran. Akhirnya, dikarenakan banyaknya wanita yang terkena fitnah, ’Umar bin Khoththob rodhiyallahu ’anhu memerntahkan Dihyah untuk bercadar.

Setelah Dihyah memakai cadar, matanya menjadi indah dan banyak lagi orang yang terfitnah sehingga ’Umar rodhiyallahu ’anhu memerintahkan Dihyah untuk mengungsi keluar kota Madiinah agar orang tidak lagi terfitnah.

Ustadz Abu Zubair Al Hawaary, hafizhohullah ta’ala

Ref : https://bbg-alilmu.com/archives/10348

_______________

Faedah :

Allah berfirman (yang artinya) : ” Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan sebagian pandangannya dan memelihara kemaluannya. Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya…”

Ukhty muslimah tentunya sudah tidak asing lagi mendengar terjemahan ayat di atas, yaitu firman Allah yang terdapat pada Al-Qur’an surat an-Nur ayat 31 yang menjelaskan tentang beberapa hal, diantaranya kewajiban untuk menahan pandangan (godhul bashor).

Apa yang salah dengan pandangan? Bukannya kita diberi mata untuk memandang??  Kita memang diberi mata untuk melihat ciptaan Allah, namun semua itu ada aturannya. Kita diminta untuk memalingkan pandangan dari hal-hal yang Allah haramkan, seperti lawan jenis yang bukan mahrom.

Lalu, kenapa ya kita harus menjaga pandangan ini? Berikut ini beberapa alasannya, yaitu:

1)  Pandangan yang liar  adalah sarana menuju yang haram.
Tentang keharamannya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai Ali, janganlah pandangan pertama kau ikuti dengan pandangan berikutnya. Untukmu pandangan pertama, tetapi bukan untuk berikutnya.” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Hakim sesuai dengan syarat Muslim)

2)  Membiarkan pandangan lepas adalah bentuk kemaksiatan kepada Allah.
Allah berfirman dalam Al Qur’an surat An-Nur ayat 30, yang artinya, “Katakanlah kepada orang-orang yang beriman, agar mereka menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”

3)  Masuknya setan ketika seseorang itu memandang.           Masuknya setan  lewat jalan ini melebihi kecepatan aliran udara ke ruang hampa. Parahnya, setan akan menjadikan wujud yang dipandang sebagai berhala tautan hati, mengobral janji dan angan-angan. Lalu ia menyalakan api syahwat dan ia lemparkan kayu bakar maksiat. Pintarnya lagi, setan  akan menyesatkan manusia secara bertahap. Ada pepatah yang mereka pegangi; berawal dari pandangan, lalu berubah menjadi senyuman, kemudian beralih menjadi percakapan, kemudian berganti menjadi janjian, yang pada akhirnya berubah menjadi pertemuan. Begitu hebatnya setan  melemparkan panah beracun pada diri kita  dan setan  melemparkannya secara bertahap sehingga kadang kita tidak menyadarinya. Astaghfirullah…Tidak percaya? Masih ingat dengan kisah Yusuf dan para bangsawati yang mengiris-ngiris jari ‘kan?

4)  Pandangan tersebut akan menyibukkan hati.
Seseorang yang hatinya sibuk akan menyebabkannya lupa akan hal-hal yang bermanfaat baginya. Akhirnya, ia akan selalu lalai dan hanya mengikuti hawa nafsunya.

5) Kita dapat merusak hati orang lain.
Seringkali, pandangan seorang wanita kepada laki-laki tak hanya merusak hati si pemandang. Ketika dicampur dengan senyum, tunduk atau berbisik dengan rekannya sesama perempuan, lalu bayangan ini tertangkap oleh laki-laki yang dipandang atau yang merasa GR (gede rasa) karena merasa dipandang, pasti ada lagi hati yang rusak. Wah, hanya menambah dosa saja!!

Para pakar akhlak pun bertutur bahwa antara mata dan hati ada kaitan eratnya. Bila mata telah rusak dan hancur, maka hatipun akan rusak dan hancur. Hati ini bagaikan tempat sampah yang berisikan segala najis. Kalau kita membiarkan pandangan lepas, berarti kita memasukkan kegelapan di dalam hati. Sebaliknya, bila kita menundukkan pandangan karena Allah berarti kita memasukkan cahaya ke dalamnya.

Allah lagi-lagi mengingatkan, masih pada surah An Nur, di ayat 35, Allah berfirman, yang artinya, “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus , yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya) , yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Bila hati ini telah bersinar, berbagai amal kebaikan akan berdatangan dari berbagai penjuru, untuk dilaksanakan. Jangan sampai kita masih terus melanggar perintah-Nya karena tidak merasa diawasi oleh Allah. Bukankah Allah Maha Mengetahui apa yang kita perbuat?? Jadi, kita tinggal memilih, ingin memiliki pandangan yang terjaga atau tidak ?? Tentunya, dengan segala konsekuensi yang ada.

Ref : http://muslimah.or.id/akhlak-dan-nasehat/nikmatnya-godhul-bashor.html

Raihlah pahala dan kebaikan dengan membagikan link kajian Islam yang bermanfaat ini, melalui jejaring sosial Facebook, Twitter yang Anda miliki. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda.