Dari Dekapan Bidadari Dunia Ke Pelukan Bidadari Akhirat

Kata orang: ‘Hidup di dunia ini memang serba susah, gini salah gitu salah. .’

Mereka bilang: ‘Punya uang masalah bahkan pusing, bingung nyimpan dan menginvestasikannya. Ndak punya uang juga buat kepala puyeng..’

Memiliki kendaraan bermasalah tidak memiliki kendaraan juga bermasalah..’

‘Punya istri cantik, seakan nyepake tanggane (nyiapkan untuk tetangga). Punya suami guanteng juga repot, makan hati; karena sering jadi godaan banyak wanita. Namun punya istri atau suami jelek juga susah, gini masalah, gitupun masalah, repot..’

‘Aisyah rodhiallahu ‘anha mengisahkan: suatu malam Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam secara diam-diam keluar dari rumahku dan meninggalkanku seorang diri di tempat tidur. Kepergian beliau ini menjadikan aku merasa cemburu. Sekembalinya beliau dari luar rumah, beliau memahami sikapku yang sedang hanyut dalam rasa cemburu. Segera beliau bertanya kepadaku: ‘apakah engkau sedang ditimpa rasa cemburu..?’

Mendapat pertanyaan seperti ini, Aisyah menjawab:

وما لي لا يغار مثلي على مثلك؟

‘Mana mungkin wanita seperti aku tidak terus ditimpa rasa cemburu karena memiliki suami seperti engkau (suami idaman setiap wanita)..?’ (Riwayat Muslim)

Pada kisah lain, suatu hari Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam pulang ke rumah ‘Aisyah rodhiallahu ‘anha seusai mengiringi jenazah ke kuburan Baqi’. Kala itu ‘Aisyah sedang mengeluhkan rasa pening di kepalanya, sehingga ‘Aisyah berkata kepada Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam: ‘aduh, peningnya kepalaku..’

Namun ternyata Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam juga mengeluhkan hal yang sama dan bersabda: ‘aku juga merasakan pening di kepalaku..’ Selanjutnya beliau seakan ingin mencairkan suasana, dan mencandai istrinya dengan bersabda:

«ما ضرك لو مت قبلي، فغسلتك وكفنتك، ثم صليت عليك، ودفنتك؟»

Apa salahnya bila engkau meninggal duluan sebelumku, maka aku sendirilah yang akan memandikanmu, lalu mengkafanimu, selanjutnya menyolatimu, dan aku pula yang akan menguburkanmu..”

Mendengar candaan Rosulullah shollallahu alaihi wa sallam ini, ‘Aisyah berkata:

لكأني بك، والله لو فعلت ذلك لقد رجعت إلى بيتي فأعرست فيه ببعض نسائك،

‘Sungguh aku mengira, bila hal itu terjadi, maka aku sudah bisa bayangkan bahwa sepulangmu ke rumahku dari menguburkanku, niscaya engkau segera bersenang senang dengan sebagian istrimu yang lainnya di rumahku ini..’

Mendengar jawaban ‘Aisyah ini, Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam tersenyum-senyum..” (Riwayat Ahmad dan lainnya)

Demikianlah sobatku, memiliki suami seperti Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam adalah satu kebahagiaan dan kebanggaan. Namun dari sisi lain, membutuhkan jiwa besar dan lapang dada, karena ternyata istri-istri beliau sering dirundung kekawatiran (kecemburuan) kalau kalau suaminya diambil orang, alias menikah lagi dengan wanita lainnya.

Betapa bahagianya ‘Aisyah Rodhiallahu ‘Anha yang telah mendapat karunia menjadi salah satu istri Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam dan bahkan menjadi istri beliau yang paling beliau cintai, sampai-sampai tatkala beliau meninggal dunia, beliau menghembuskan nafas akhirnya di pangkuan dan pelukan Aisyah rodhiallahu ‘anha.

‘Aisyah rodhiallahu ‘anha mengisahkan kejadian romantis ini dengan berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تُوُفِّيَ فِي بَيْتِي، وَفِي يَوْمِي، وَبَيْنَ سَحْرِي وَنَحْرِي، وَأَنَّ اللَّهَ جَمَعَ بَيْنَ رِيقِي وَرِيقِهِ عِنْدَ مَوْتِهِ: دَخَلَ عَلَيَّ عَبْدُ الرَّحْمَنِ، وَبِيَدِهِ السِّوَاكُ، وَأَنَا مُسْنِدَةٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَرَأَيْتُهُ يَنْظُرُ إِلَيْهِ، وَعَرَفْتُ أَنَّهُ يُحِبُّ السِّوَاكَ، فَقُلْتُ: آخُذُهُ لَكَ؟ فَأَشَارَ بِرَأْسِهِ: «أَنْ نَعَمْ» فَتَنَاوَلْتُهُ، فَاشْتَدَّ عَلَيْهِ، وَقُلْتُ: أُلَيِّنُهُ لَكَ؟ فَأَشَارَ بِرَأْسِهِ: «أَنْ نَعَمْ» فَلَيَّنْتُهُ، فَأَمَرَّهُ،

‘Tatkala Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia, beliau sedang berada di dalam rumahku, pada hari giliranku, di dalam pelukanku, aku medekap beliau dengan dada dan leherku, dan di mulut beliau sungguh demi Allah telah bercampur air liurku bersama air liur beliau..

Ketika saudaraku Abdurrahman masuk ke rumahku, dan di tangannya terselip sebatang kayu siwak, dan aku sedang menyandarkan tubuh Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam ke dadaku, aku melihat beliau memandangi kayu siwak yang ada di tangan Abdurrahman, sehingga aku paham bahwa beliau menginginkan siwak tersebut.

Segera aku bertanya kepada beliau: ‘aku mintakan siwak itu untukmu..?’

Beliau menaganggukkan kepalanya sebagai pertanda beliau benar-benar menginginkannya. Segera aku mengambilnya dari tangan Abdurrahman dan aku serahkan kepada beliau, namun ternyata kayu siwak itu terasa keras bagi beliau.

Segera aku bertanya kepada beliau: ‘apakah engkau mau aku lunakkan terlebih dahulu kayu siwak itu..?’

Kembali beliau mengangguk setuju. Akupun segera melunakkan kayu siwak itu dengan gigiku, setelah lunak aku berikan kepada beliau dan beliau menggosok giginya dengan kayu siwak itu.

Pada riwayat lain ‘Aisyah berkata :

فَجَمَعَ اللَّهُ بَيْنَ رِيقِي وَرِيقِهِ فِي آخِرِ يَوْمٍ مِنَ الدُّنْيَا، وَأَوَّلِ يَوْمٍ مِنَ الآخِرَةِ

‘Dengan demikian, Allah menyatukan air liurku dengan air liur beliau pada hari terakhir beliau di dunia dan hari pertama beliau di alam akhirat..’ (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Romantis sekali, bidadari dunia menghantar suami tercinta ke pelukan bidadari akhirat dari pangkuannya.

Ya Allah, karuniakan hamba-Mu ini keharmonisan dalam rumah tangga seperti yang Engkau karuniakan kepada Nabi-Mu shollallahu ‘alaihi wa sallam bersama istri beliau tercinta ‘Aisyah rodhiallahu ‘anha. Amiin

Dan semoga Allah Ta’ala membinasakan orang orang yang membenci ‘Aisyah rodhiallahu ‘anha.

Ditulis oleh,
Ustadz DR. Muhammad Arifin Badri MA, حفظه الله تعالى

Raihlah pahala dan kebaikan dengan membagikan link kajian Islam yang bermanfaat ini, melalui jejaring sosial Facebook, Twitter yang Anda miliki. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda.