Pak Ustadz! Buat apa rajin ibadah dan pandai ngaji, kalau hidup miskin..?
Sebagian orang berpikir, seperti di atas, karenanya ia berusaha sekuat tenaga menjadi orang kaya dan berkuasa, bahkan paling kaya dan paling berkuasa, agar dapat hidup layak dan bahagia.
Sah-sah saja sih, berpikir demikian, karena itu adalah pilihan anda.
Namun izinkan saya bertanya kepada anda: manakah yang lebih anda dahulukan, membeli bunga-bunga indah yang harum semerbak atau memiliki rumah, tempat yang kelak akan anda hiasi dengan bunga ?
Kemakmuran dan kesejahteraan dunia sejatinya bagaikan bunga-bunga yang tentu saja menjadikan rumah anda menjadi indah dan semerbak harum.
Namun apalah artinya memiliki bunga yang indah dan harum semerbak bila ternyata anda hidup di kolong jembatan, beralaskan bumi dan beratapkan langit, bersandingkan sampah yang menebar aroma busuk dan menjijikkan?
Apalah artinya anda mengenakan baju mewah, menyantap hidangan lezat, menghuni rumah megah, menduduki jabatan tinggi, kalau ternyata jiwa anda gersang jauh dari ketenangan dan kedamaian hidup?
Mana mungkin anda bisa tenang dan damai, kalau ternyata anda selalu dirundung kekawatiran kekayaan anda akan habis atau direnggut orang, atau jabatan anda direbut orang?
Mungkinkah anda merasakan kedamaian hidup, bila jiwa anda dipenuhi oleh rasa hasad, iri dan dengki ?
Akankah anda merasakan ketenangan bila ternyata jiwa anda dipenuhi oleh keserakahan sehingga selalu merasa kurang dan kecewa atas apa yang anda dapatkan ?
Sobat, sepatutnya sebelum anda membeli bunga anda membangun rumah, sebagaimana sebelum anda menghiasi raga anda, dengan baju bagus, rumah megah, kendaran mewah, terlebih dahulu kondisikan jiwa anda dengan iman dan takwa. Hanya dengan keduanya anda dapat menikmati semua harta dan jabatan yang anda dapatkan.
Sebelum anda mengumpulkan harta dan menduduki jabatan, persiapkan rasa syukur dalam diri anda, sehingga anda dapat berbahagia atas apapun yang anda dapatkan. Allah Ta’ala berfirman:
فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى (123) وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا
Barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit. (Thaha 123-124)
Selamat menemukan kehidupan bahagia.
DR. Muhammad Arifin Badri, MA حفظه الله تعالى