Sebenarnya Allah-lah yang telah menutupi aib-aib dan dosamu, sehingga manusia tidak tahu kekurangan yang sangat banyak pada dirimu…
Kalau bukan karena karunia Allah, niscaya aib-aib dan dosamu akan terbongkar, karena Allah Ta’ala Maha Mengetahui setiap maksiat yang terang-terangan maupun yang tersembunyi…
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَىٰ مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ ، وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيْمٌ
“…Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorangpun di antara kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya…” (QS. An-Nuur [24]: 21)
Ketahuilah, dengan sebab amal yang sangat sedikit dan sederhana yang telah Allah tampakkan kepada orang lain, sehingga orang pun akhirnya menghargai dan menghormati serta memuliakan dirimu…
Ketahuilah, bahwa para ulama itu sangat layak untuk mendapatkan pujian, tetapi justru mereka merasa tidak pantas untuk dipuji dan dikagumi…
(1). Muhammad bin Waasi’ rahimahullah berkata :
“Seandainya dosa itu punya bau maka tidak seorang pun dari kalian yang sanggup mendekatiku” (Al-Waro’ no. 527)
(2). Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata :
“Jika ada yang mengetahui orang yang tidak ikhlas (orang yang riya’), maka lihatlah pada diriku” (Ta’thirul Anfas hal 299)
(3). Dawud ath-Tha’i rahimahullah berkata :
“Jika manusia mengetahui sebagian kejelekanku, tentu lisan manusia tidak akan pernah lagi menyebutkan kebaikanku” (Ta’thirul Anfas hal 301)
(4). Ibnul Mubarok rahimahullah berkata :
“Aku mencintai orang-orang shalih, meskipun aku tidak termasuk dari mereka. Dan aku membenci orang-orang thalih (pelaku dosa dan maksiat) meskipun sebenarnya aku lebih jelek dari mereka” (Hilyatul Auliyaa’ VIII/170)
(5). Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata:
“Kami memang orang-orang yang memiliki banyak kekurangan, seandainya bukan karena Allah yang menutupinya, tentu telah terbongkar aib-aib kami” (Hilyatul Auliyaa’ IX/181)
Dari seseorang, ia berkata : “Aku melihat wajah Imam Ahmad sangat muram setelah dipuji seseorang (dengan ucapan) : “Semoga Allah membalas jasa-jasamu kepada Islam dengan balasan lebih baik“, maka beliau menjawab : “Justru semoga Allah membalas jasa Islam kepadaku dengan balasan yang lebih baik. Siapakah aku ? Apalah aku ?” (Siyar A’lamin Nubala XI/225)
(6). Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata :
“Wahai sekalian manusia…
Sungguh aku akan memberikan nasihat kepada kalian, padahal aku bukanlah orang yang paling shalih dan yang paling baik di antara kalian. Sungguh aku memiliki banyak maksiat dan tidak mampu untuk mengontrol dan mengekang diriku supaya selalu taat kepada Allah. Andaikan seorang mukmin tidak boleh memberikan nasihat kepada saudaranya kecuali setelah mampu mengontrol dirinya, niscaya hilanglah para pemberi nasihat dan minimlah orang-orang yang mau mengingatkan…” (Tafsir al-Qurthubi 1/410)
Subhanallah, alangkah mulianya akhlak para ulama…
Saudaraku, jika orang memujimu, maka berdoalah :
اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ
“Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri, dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangka, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka“
اللهم إن كنت شهرتني في الدنيا لتفضحني في الآخرة فاسلبه مني
“Ya Allah, jika Engkau menjadikan diriku terkenal di dunia ini untuk Engkau bongkar aibku di akhirat nanti, maka cabutlah ketenaran itu dariku“
Ustadz Najmi Umar Bakkar, حفظه الله تعالى