Dari buku yang berjudul “Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan حفظه الله تعالى.
.
KAIDAH SEBELUMNYA (KE-39) bisa di baca di SINI
=======
? Kaidah yang ke 40 ?
.
⚉ Alhussunnah meyakini bahwa mengatur manusia, maksudnya yaitu berhubungan dengan politik wajib sesuai dengan Alqur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam dan pemahaman Salafush Sholih.
.
Maka mereka tidak pernah menghalalkan apa yang Allah haramkan dengan alasan memberikan kemudahan kepada manusia atau untuk menarik simpati mereka.
Atau dalam rangka sampai pada kedudukan, sehingga mereka jatuh di hadapan syahwat dan tipuan-tipuan media (i’lan alqodir)
.
Jadi ini keyakinan yang harus diyakini, bahwa masalah siyasah/politik, yang tentunya politik dalam Islam tujuannya adalah untuk mengatur manusia untuk lebih kemaslahatan yang besar dan menghindarkan dari mereka kemudhorotan.
Itu semua harus sesuai dengan Alqur’an dan Hadits. Tidak boleh di sesuaikan dengan hawa nafsu manusia, harus sesuai dengan pemahaman para Salafush Sholih, tidak boleh di sesuaikan dengan pemahaman sendiri-sendiri.
.
?? Maka tidak boleh ada istilah namanya tujuan menghalalkan segala cara, akhirnya yang haram jadi halal dulu demi untuk mendapatkan kedudukan.
Maka yang seperti ini jelas sama sekali bukan untuk menegakkan agama, justru hal seperti itu hanya merusak agama.
.
Oleh karena itulah saudara-saudaraku sekalian, seperti di zaman sekarang, yang namanya politik penuh dengan kelicikan, saling menjatuhkan, sudah begitu banyak mereka yang masuk dalam dunia politik pasti tidak lepas dari kotoran-kotoran berupa menghalalkan apa yang Allah haramkan.
.
Karena mereka harus mendapatkan suara, sementara untuk mendapatkan suara pasti mau tidak mau harus ikut-ikutan dulu dengan keinginan manusia, akhirnya mereka ikut-ikutan berbuat bid’ah, bahkan mereka sudah hilang wala’ dan baro’ lagi, demi untuk mendapatkan apa?… kedudukan
Sehingga apa yang terjadi ?… yang terjadi hukum-hukum agama di injak-injak hanya untuk mendapatkan kedudukan…. Allahul musta’aan.
.
?? Maka kewajiban para Ulama hendaklah mereka tegak diatas Kitabullah dan Sunnah Rasulillah shallallahu ‘alayhi wasallam
.
⚉ para ulama hendaknya tidak mendatangi pintu-pintu penguasa
⚉ hendaknya para ulama menasehati mereka, aga mereka itu betul-betul bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka janganlah tentunya demi untuk mendapatkan kedudukan atau simpati manusia atau suara, akhirnya batasan-batasan agama sudah tidak diperhatikan lagi.
.
Ibnul Qayyim rohimahullah berkata:
“Orang yang mempunyai pengalaman terhadap apa yang Allah utus dengan Rasul-Nya, dan mempunyai pengetahuan tentang kehidupan para sahabat, ia akan melihat ternyata di zaman sekarang ini, orang yang dianggap agamis, justru orang-orang yang sebetulnya paling sedikit agamanya.”
.
Maksudnya kata beliau, contohnya:
⚉ Ketika ia melihat keharaman-keharaman Allah …..dilanggar.
⚉ Batasan-batasan Allah ……di sia-siakan .
⚉ Agama-agama Allah ….di hina.
⚉ Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam ……dijauhi,
Tapi ternyata hatinya dingin, lisannya diam bagaikan setan yang bisu, karena takut, karena khawatir kedudukannya jatuh, karena takut kehilangan pengikut dan yang lainnya, akhirnya diam seribu bahasa.
.
Maka kata beliau (Ibnul Qayyim):
?? Maka kebaikan-kebaikan apa pada orang seperti ini dalam agama, kalau ternyata ketika ia melihat semua itu dia diam, dan dia tidak berusaha untuk memberikan nasehat, tidak berusaha sekuat tenaga untuk mengadakan islah perbaikan dan perubahan.
.
Wallahu a’lam ?
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari buku yang berjudul “Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel : https://t.me/aqidah_dan_manhaj
Artikel TERKAIT :
DAFTAR LENGKAP PEMBAHASAN – Al Ishbaah – Manhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN