Cobalah renungkan ayat yang sangat dahsyat penjelasannya berikut ini:
قُلْ لا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعاً وَلا ضَرًّا إِلاَّ ما شاءَ اللَّهُ
“Katakanlah (Muhammad kepada umatmu): “aku TIDAK memiliki untuk diriku satupun manfa’at dan tidak pula satupun mudhorot, kecuali apa yang Allah kehendaki.” [Al-A’rof: 188].
Perhatikanlah dengan mendalam poin-poin yang dikandung ayat ini:
1. Jika NABI yang PALING MULIA saja tidak memiliki daya apapun untuk memberikan manfa’at ataupun mudhorot, lalu bagaimana dengan orang yang kemuliaannya di bawah beliau ?!
2. Jika kepada diri sendiri saja, Beliau tidak mampu memberikan apapun tanpa kehendak Allah, lalu bagaimana akan mampu memberikannya kepada yang lain.
3. Jika hanya satu manfa’at saja Beliau tidak mampu berikan, bagaimana Beliau akan mampu memberikan banyak manfa’at. Itu tidak mungkin tanpa kehendak Allah.
4. Ayat ini diturunkan kepada Beliau saat masih hidup… Jika saat hidup saja Beliau tidak mampu memberikan manfaat dan mudhorot apapun, lalu bagaimana setelah wafatnya ?!
5. Jika SEMUANYA tergantung kehendak Allah, maka mengapa masih menujukan permohonan dan do’a kepada yang selain-Nya ?!
Sungguh ayat yang sangat agung dalam mementahkan dalih mereka yang masih mendua dalam berdo’a, bahkan saat mereka di masjid-masjid Allah.
Ingatlah selalu firman-Nya:
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
“Sungguh masjid-masjid itu milik Allah, maka janganlah kalian berdoa (meminta) kepada SIAPAPUN disamping berdoa kepada Allah” [Al-Jin: 18].
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى
da220914-1252