Category Archives: Muhammad Arifin Badri

Pernyataan Yang Cukup Mengejutkan

Ust. DR. Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى

Imam Taqiyyuddin Al Hishny berkata: Sepatutnya pada pelaksanaan shalat istisqa (meminta hujan) diajak serta kakek-kakek dan nenek-nenek tua yang fisiknya telah lemah, orang-orang yang sedang berduka, demikian juga anak-anak kecil, karena biasanya doa mereka lebih pantas untuk dikabulkan. Dan waspadalah, jangan engkau ajak serta pada shalat istisqa para qadhi (hakim) yang hobi menerima suap, dan juga kaum fakir yang hobinya menghuni sudut-sudut masjid atau sekolahan, yang hidupnya dari pemberian orang-orang zhalim, dan beribadah dengan sarana alat-alat musik.

Alasannya, karena sejatinya mereka itu adalah orang-orang fasik yang meyakini bahwa memainkan seruling-seruling setan (alat-alat musik) adalah bagian dari ibadah. Demikian pula waspadai dari mengajak orang-orang munafik, karena mengajak serta mereka untuk turut berdoa dalam sholat istisqa bisa saja menambah kemurkaan Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kepada penduduk setempat. (Kifayatul Akhyar 251).

– – – – – •(*)•- – – – –

View

Woow, Cantiknya Istri Anda !

Ust. DR. Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى

Sobat, sebagai seorang suami, bagaimana perasaan anda tatkala mendengar ucapan di atas ?

Anda merasa bangga dan bahkan segera memperkenalkan istri anda kepada teman anda tersebut atau sebaliknya, anda tersinggung dan marah ?

Sobat! Sadarkah anda bahwa ucapan kagum sahabat anda kepada istri anda tersebut bisa saja menjadi awal kehancuran rumah tangga anda.

Coba anda bayangkan: apa yang akan terjadi bila sahabat anda ternyata rajin memuji istri anda sedangkan anda setelah menikahinya jarang atau bahkan tidak lagi merasa perlu untuk memuji kecantikannya ?

Atau bayangkan: kalau ternyata sahabat anda itu sering menelpon atau berkirim SMS ke istri anda dan lagi-lagi mengutarakan kekagumannya kepada kecantikan istri anda?

Menurut hemat anda: Salahkah istri anda bila merasa tersanjung dengan pujian sahabat anda ?

Salahkah istri anda bila merasa mendapat perhatian dari sahabat anda yang nampaknya “dengan tulus” memuji kecantikan istri anda ?

Dan salahkah istri anda bila akhirnya semakin rajin berdandan dan bersolek agar semakin dikagumi dan dipuji oleh sahabat anda ?

Sobat! Bila anda kecewa, marah dan cemburu bila istri anda merasa tersanjung dan semakin rajin bersolek agar terus dipuji oleh sahabat anda, lalu mengapa anda tidak rajin memujinya agar dia tersanjung dan semakin rajin bersolek untuk anda ?

Aisyah radhiallahu ‘anha mengisahkan: suatu hari di saat beberapa lelaki etiopia bermain anggar (perang-perangan) di dalam masjid, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilku dengan berkata:

يا حميراء أتحبين أن تنظري إليهم ؟ فقلت : نعم

“Wahai, gadis kecil yang berkulit putih merona (kemerahan), maukah engkau menonton permainan mereka ? Akupun menjawab: tentu saja.” (An Nasai dll)

 Ditulis oleh Ustadz DR. Muhammad Arifin Badri حفظه الله تعالى

– – – – – •(*)•- – – – –

View

Resep Panjang Umur

Ust. DR. Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى

Sobat ! Pernahkah anda mendengar tentang resep atau kiat panjang umur ? Ada yang meyakini bahwa yoga dapat memanjangkan umur, ada pula pernapasan, ada lagi minuman mineral atau jamu atau lainnya.

Dan barang kali anda kini sedang menjalani serangkaian kiat untuk dapat memanjangkan umur anda.

Sobat, ketahuilah bahwa ajal anda adalah urusan takdir ilahi, tidak mungkin diajukan atau ditunda walau hanya sekejap.

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

“Setiap ummat telah memiliki ajal, dan bila ajal mereka telah tiba maka mereka tidak dapat menundanya walau hanya sesaat dan tidak pula menyegerakannya.” (Al-Aaraf 34)

Bila demikian, apa gunanya semua kiat yang anda lakukan untuk memanjangkan umur ?

Bukankan lebih bijak bila anda memikirkan kiat agar dapat mengoptimalkan waktu yang ada dengan melipat gandakan amal dalam waktu atau umur yang ada? Demikianlah dahulu pesan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

وحياتك قبل موتك

“Dan optimalkan hidupmu sebelum tiba ajalmu.” (Al Hakim dll).

Dan kalaupun umur anda benar dapat diperpanjang, apa yang akan anda lakukan ? Bukankah dengan umur yang sekarang benar-benar anda miliki, terlalu sedikit ibadah yang anda lakukan dan sebaliknya terlalu banyak dosa yang anda kerjakan ?

 Ditulis oleh Ustadz DR. Muhammad Arifin Badri حفظه الله تعالى

https://id-id.facebook.com/DrMuhammadArifinBadri

– – – – – •(*)•- – – – –

View

Buat Apa Bekerja Keras Sampai Lembur Segala ? Kan Urusan Rejeki Sudah Ditakdirkan Alias Telah Dijamin ? Sedangkan Surga Atau Neraka Harus Diupayakan, Alias Belum Ada Jaminan…

Ust. DR. Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى

Satu motivasi untuk beribadah dan mengutamakan urusan akhirat yang nampak indah dan menyejukkan hati. Terlebih bagi anda yang telah memahami bahwa urusan dunia begitu hina dina sedangkan akhirat begitu mulia, dan memahami bahwa urusan rejeki benar-benar urusan kodrat ilahy.

(يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا الله وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْساْ لَنْ تَمُوَت حَتىَّ تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا، فَاتَّقُوا الله وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ، خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرَمَ). رواه ابن ماجة

“Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rizqi, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-ebnar telah mengenyam seluruh rizqinya, walaupun telat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rizqi. Tempuhlah jalan-jalan mencari rizki yang halal dan tinggalkan yang haram.” (Riwayat Ibnu Majah)

Mendengar motivasi ini, anda semakin tergugah untuk meningkatkan ibadah, dan zuhud terhadap urusan dunia. Tentu saja ini adalah sikap yang begus dan patut diapresiasi.

Walau demikian, sadarkah anda bahwa ungkapan di atas walau bertujuan baik, namun disadari atau tidak mengandung kesalahan besar. Karena ternyata urusan surga dan neraka juga telah menjadi bagian dari kodrat ilahy.

Suatu hari Nabi shallallahu alaihi wa sallam menghadiri penguburan seorang jenazah. Sambil menanti proses penggalian selesai, berliau duduk lalu bersabda:

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ مَا مِنْ نَفْسٍ مَنْفُوسَةٍ إِلاَّ وَقَدْ كَتَبَ اللَّهُ مَكَانَهَا مِنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ وَإِلاَّ وَقَدْ كُتِبَتْ شَقِيَّةً أَوْ سَعِيدَةً ».

“Tiada seorang jiwapun melainkan Allah telah menuliskan tempat kembalinya, baik di surga atau di neraka, dan juga telah dituliskan apakah ia berbahagia atau sengsara.

Tak ayal lagi, pernyataan Nabi shallallahu alaihi wa sallam ini mengejutkan para sahabat, sehingga salah seorang dari mereka segera bertanya: Wahai Rasulullah , bila demikian apa tidak lebih baik kita mengandalkan catatan takdir kami dan meninggalkan segala bentuk amalan (usaha)?

Menanggapi pertanyaan ini, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ فَسَيَصِيرُ إِلَى عَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ فَسَيَصِيرُ إِلَى عَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ أَمَّا أَهْلُ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُونَ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ وَأَمَّا أَهْلُ الشَّقَاوَةِ فَيُيَسَّرُونَ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ

“Siapapun yang ditakdirkan termasuk dari orang yang berbahagia niscaya ia berhasil mengamalkan amalan orang-orang yang berbahagia. Sebaliknya orang yang ditakdirkan menjadi bagian dari orang-orang serangsara, niscaya ia hanyut dalam amalan orang-orang sengsara.”

“Beramallah kalian, karena setiap orang pastilah mendapat kemudahan. orang-orang yang berbahagia pastilah dimudahkan untuk mengamalkan amalan orang-orang yang berbahagia. Sedangkan orang-orang sengsara pasti pula dimudahkan untuk hanyut dalam amalan orang-orang sengsara.”

Selanjutnya beliau membaca ayat berkut:

( فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى)

“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan memudahkan baginya jalan yang mudah (kebahagiaan). Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan memudahkan baginya (jalan) yang sukar (kesengsaraan).” (Al Lail 5-10)

Semoga bermanfaat.

– – – – – •(*)•- – – – –

View

Kesombongan, Kok Didakwahkan !

Ust. DR. Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى

Sobat! Orang bersikap sombong pasti tercela dan berdosa. Bahkan, Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لا يدخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذرة من كبر

“Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan.”
(Muslim)

Dan tentu kesombongan itu lebih buruk lagi bila dijadikan sebagai ajaran yang diajarkan dan disosialisasikan kepada masyarakat umum.

Diantara bentuk kesombongan ialah dengan berkata: andai, atau semoga saja atau saya rindu, atau tangan saya gatal untuk ketemu musuh. Andai ketemu musuh niscaya saya akan habisi dan ini dan itu ….

Ucapan dan sikap mencari-cari atau paling kurang berangan-angan apalagi bercita-cita untuk bertemu musuh adalah bentuk kesombongan.

Betapa banyak orang yang berkata demikian, namun pada gilirannya ketemu musuh beneran, mereka segera lari tunggang langgang.

Dahulu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لا تتمنوا لقاء العدو وأسالوا الله العافية ولكن إذا لقيتموهم فاصبروا واعلموا أن الجنة تحت ظلال السيوف

“Janganlah kalian berangan angan untuk bertemu dengan musuh dan mohonlah keselamatan/kebebasan dari cobaan. Namun bila benar benar berjumpa dengan musuh maka sabarlah (hadapi dengan gagah berani) dan ketahuilah bahwa surga berada dibawah kilauan pedang senjatamu.”
(Muslim)

Hadis di atas tentu menyelisihi ucapan sebagian pemuda yang berkata : “kenapa sih, pada takut syiah berkuasa di negri ini ?”

“Biarkan saja mereka masuk pemerintahan, nanti kalau mereka berulah kita hadapi dan kobarkan jihad melawan mereka. Saya tidak takut mati, kan mati syahid dan masuk surga.”

Ucapan ini nampaknya baik, namun sejatinya ucapan itu adalah kesombongan dan kecerobohan dalam bertutur kata.

Oleh Ust. DR. Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى

⌣̊┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈⌣̊

View

Asyiiiik! Wooow, Merdu Musiknya Atau Syahdu Senandungnya

Ust. DR. Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى

Betapa seringnya anda mendengarkan lantunan musik atau lagu yang begitu merdu atau syahdu. Tanpa terasa kedua kaki anda bergerak gerak mengikuti irama musiknya, bibir andapun ikut komat-kamit menirukan lirik lagunya.

Mungkin anda berkata: Asyiik dan senaaang terasanya. Walaupun demikian, coba anda raba kembali hati anda setelah mendengarkan dan menikmati lagu dan musik yang merdu tersebut. Apakah yang anda rasakan di hati anda seusai mendengarkan musik atau lagu dari penyanyi favorit anda ?

Jiwa terasa gersang, hampa dan mungkin lelah, emosi diri tidak menentu apalagi bila yang melantunkannya adalah lawan jenis, maka bisa jadi pikiran kotor mulai merasuki jiwa anda: andai ….. dan andai…

Namun coba anda luangkan waktu sejenak untuk duduk bersimpuh guna membaca Al Qur’an atau paling kurang mendengarkannya. Asyiik rasanya, Menyejukkan dan mendatangkan kedamaian. Seusai membaca atau mendengarkannya, jiwa anda masih merasakan kedamaian dan tentram. Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Sejatinya orang orang yang beriman hanyalah orang orang yang bila disebut nama Allah. Hati mereka menjadi gentar dan bila dilantunkan kepada mereka ayat ayat-Nya maka imannya bertambah dan hanya kepada Tuhan, mereka menyerahkan seluruh urusannya.” (Al Anfal 2)

Oleh Ust. DR. Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى

⌣̊┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈⌣̊

View

Rahasia Rumput Tetangga Lebih Hijau

Ust. DR. Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى

Sobat, anda pernah melihat wanita yang aduhai cantiknya, sehingga memikat hati anda ? Atau barang kali anda merasa bahwa “ladang tetangga” senantiasa nampak lebih hijau nan menyegarkan dibanding “ladang anda “sendiri ?

Pernahkah anda berpikir, mengapa semua itu bisa terjadi ?

Ketahulah sobat ! Sejatinya yang menyebabkan anda begitu tergoda dan “ladang tetangga” nampak lebih hijau dibanding “ladang” sendiri adalah nafsu birahi setan.

Setan menipu pandangan anda dan menggoyang-goyang jantung anda sehingga setiap melihat “ladang tetangga” atau wanita yang tidak halal spontan jantung anda terasa berdebar-debar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إن المرأة عورة، فإذا خرجت استشرفها الشيطان

“Sejatinya wanita itu adalah aurat, sehingga setiap kali mereka keluar dari rumahnya, maka setan pasti mengesankan mereka nampak begitu cantik rupawan. (Ahmad)

Inilah yang terjadi, jantung anda berdebar-debar karena sedang digoyang-goyang oleh setan sehingga darah anda mengalir dengan deras dan nafsu andapun bangkit.

Segera baca ta’awuz (memohon perlindungan kepada Allah) dari godaan setan dan segera palingkan pandangan anda setiap melihat wanita yang tidak halal, agar setan tidak terus menggoyang-goyang jantung anda.

Dan kalau sudah menikah, segera pulang karena istri anda memiliki semua yang dimiliki oleh wanita yang anda anggap aduhai tersebut. Bahkan bisa jadi istri anda lebih spesial dibanding wanita tersebut.

إِذَا رَأَى أَحَدُكُمُ الْمَرْأَةَ الَّتِي تُعْجِبُهُ فَلْيَرْجِعْ إِلَى أَهْلِهِ حَتَّى يَقَعَ بِهِمْ، فَإِنَّ ذَلِكَ مَعَهُمْ»

“Bila engkau melihat seorang wanita yang menjadikanmu tertegun kagum maka segeralah engkau pulang menjumpai istrimu dan lampiaskanlah hasratmu padanya, karena semua yang ada pada wanita tersebut ada pula pada istrimu. (Ibnu Hibban dan lainnya).

– – – – – •(*)•- – – – –

View

Kambing, Walaupun Telah Terbang

Oleh Ust. DR. Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى

Ucapan di atas, adalah terjemahan harfiah dari satu pepatah arab yang berbunyi:

عنزة وإن طارت

Konon: dikisahkan ada dua orang sahabat yang sedang berjalan bersama. DI tengah perjalanan, salah saorang dari mereka tiba tiba melihat satu bendak hitam, lalu ia berkata: “apakah engkau meilhat burung gagak yang berada nun jauh di sana itu ?”

Sahabatnya menjawab: “ya, saya melihat, namun itu bukan burung gagak, akan tetapi itu adalah kambing.”

Tak ayal lagi mereka berdua segera hanyut dalam perdebatan tentang benda berwarna hitam tersebut. Di tengah-tengah perbedebatan berlangsung sengit, benda berwarna hitam itu terbang, sehingga terbuktilah bahwa benda itu lebih tepat disebut buruk gagak.

Walau demikian, betapa mengejutkan orang yang berpendapat bahwa benda itu adalah seekor kambir menyeletuk berkata:

عنزة وإن طارت

“Aku tetap pada pendapatku semula bahwa benda itu adalah kambing walaupun telah terbang.”

Pepatah ini menggambarkan betapa “orang ngeyel” walaupun anda telah menegakkan dalil atau mendatangkan bukti yang tidak terbantahkan lagi maka ia tidak akan bergeming. Ia tetap saja bersikukuh mempertahankan pendapatnya yang telah terbukti salah.

Berdiskusi dengan orang semacam ini, jelas saja tiada gunanya, menyia-nyiakan waktu dan bahkan bentuk dari kebodohan.

Wajar saja bila dahulu Nabi shallallahu alaihi wa sallam berpesan kepada kita semua agar menjauhi diskusi dengan orang-orang semacam ini:

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا

“Aku memberikan jaminan untuk mendapatkan rumah di tepi surga kepada siapa saja yang dapat menjauhi debat kusir walaupun ia berada pada pihak yang benar.” (Abu Dawud dan lainnya).

– – – – – •(*)•- – – –

View

Pasukan Nasi Bungkus

Oleh Ust. DR. Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى

Akhir akhir ini sering kita dengar dan baca tentang sebutan “pasukan nasi bungkus”.

Satu sebutan untuk sekelompok orang yang diberi sebingkisan “nasi bungkus” alias bayaran untuk satu pekerjaan ringan, yaitu menggugah informasi atau opini positif tentang satu figur capres, atau menyerang balik setiap orang yang berkomentar negatif tentang “tuan mereka”.

Sobat, mungkin bagi banyak orang berprofesi sebagai ” pasukan nasi bungkus” adalah hal sepele alias oke oke saja. Padahal tidaklah demikian, karena ketahuilah bahwa setiap ucapan, komentar dan sikap kita pastilah kita pertanggung jawabkan di hadapan Allah Azza wa Jalla.

Bila informasi positif yang berfungsi sebagai rekomendasi ini salah maka itu adalah bentuk dari pengkhianatan. Dan bila benar, maka rekomendasi model “nasi bungkus” alias komersial seperti ini adalah perbuatan nista, dan keji karena tidak dilandasi dari ketulusan hati, namun karena adanya pamrih. Dengan demikian, dapat ditebak bila ada pembawa ” nasi bungkus” yang lebih besar niscaya mereka segera berbalik arah.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ شَفَعَ لِأَحَدٍ شَفَاعَةً فَأَهْدَى لَهُ هَدِيَّةً عَلَيْهَا فَقَبِلَهَا فَقَدْ أَتَى بَابًا عَظِيمًا مِنْ أَبْوَابِ الرِّبَا
“Barang siapa memberi rekomendasi kepada seseorang lalu orang itu memberinya suatu hadiah, dan iapun menerimanya, maka ia telah memasuki satu pintu besar dari sekian banyak dari pintu pintu riba.” ( Ahmad dan lainnya)

Semoga Allah Azza wa Jalla melindungi kita dari perilaku keji yang memperbudakkan diri kepada materi, sehingga tidak berada di barisan “pasukan nasi bungkus.”

– – – – – •(*)•- – – –

 

 

Derita Mengundang Bahagia…

Sobatku!

Dalam kehidupan di dunia ini, betapa banyak derita yang membawa bahagia.

Bahkan fakta telah membuktikan bahwa orang yang tidak siap untuk menderita biasanya adalah orang yang paling susah untuk bahagia.

Anda tidak percaya ?
Coba ingat kembali betapa sering anda menderita karena kepedasan namun anda dengan senang melakukan itu karena anda percaya bahwa rasa pedas menambah nikmat hidangan anda. Makan semakin lahap dan hidangan semakin terasa sedap dengan derita lidah kepedasan.

Berolah raga, melelahkan dan sering kali memakan biaya dan waktu. Namun demikian olah raga diyakini menjadi salah satu kunci hidup sehat.

Masih banyak lagi hal serupa yang awalnya berupa derita namun membawa bahagia. Itulah dunia, nikmatnya harus diimbangi dengan derita yang setimpal dan nikmatnya harus ditebus dengan derita yang sepadan.

Imam Ibnul Qoyyim berkata:

بقدر التعب تنال الراحة ولا راحة لمن لا تعب له

“Sebesar rasa lelah/pengorbananmu engkau mendapatkan kesenangan dan tiada kesenangan bagi orang yang tidak pernah merasakan rasa lelah.”

Ustadz DR. Muhammad Arifin Badri MA, حفظه الله تعالى

da3004141951