Ringkasan 12 Adab Bertanya Di Group WA, BB, Facebook, Telegram dll
(1). Ikhlaskanlah diri karena Allah dalam bertanya dan niatkan itu sebagai ibadah kepada-Nya.
(2). Tidak bertanya kecuali kepada orang yang berilmu atau menurut dugaannya yang kuat ia mampu untuk menjawab.
(3). Memulai pertanyaan dengan ucapan salam.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Ucapan salam sebelum bertanya. Barangsiapa yang bertanya kepadamu sebelum ia mengucapkan salam, maka janganlah kalian menjawabnya” (HR. Ibnu an-Najar, hadits dari Jabir, lihat Shahiihul Jaami’ ash-Shaghiir no.3699 dan HR. Ibnu ‘Adi dalam al-Kaamil II/303, hadits dari Ibnu Umar, lihat Silsilah ash-Shahiihah no.816 serta Zaadul Ma’aad II/379).
Para sahabat pernah bertanya tanpa ucapan salam, tapi tetap dijawab oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka dipahami bahwa mengucapkan salam sebelum bertanya bukanlah sesuatu yang wajib, tetapi sangat dianjurkan dan telah menghidupkan sunnah.
(4). Hendaknya memperbagus pertanyaan tentang ilmu yang bermanfaat, yang menunjukkan kepada berbagai kebaikan dan mengingatkan dari segala kejelekan.
(5). Gunakanlah cara yang baik dalam bertanya dan berdiskusi, dengan bahasa yang penuh sopan santun, lemah lembut dan tidak mengandung penghinaan serta kemarahan.
(6). Ketika telah selesai menulis pertanyaan maka sampaikanlah perkataan terima kasih dan mendoakan ustadz yang akan menjawabnya.
(7). Janganlah mengadu domba diantara ahli ilmu. Seperti berkata : “Tapi ustadz fulan telah berkata begini dan begitu”, dan cara seperti ini termasuk kurang beradab dan sangat tidak sopan. Hati-hatilah terhadap hal seperti ini.
(8). Hendaknya bersabar dalam menunggu jawaban yang telah diajukan. Karena bisa jadi ustadz tersebut sedang sibuk dengan berbagai aktivitasnya atau sedang beristirahat, sakit, melayani tamu, safar dll.
(9). Janganlah menceritakan aib atau dosa yang pernah dilakukan sendiri, keluarga atau orang lain sehingga diketahui oleh semua anggota group.
Jika masalah itu harus juga disampaikan karena ingin mendapatkan solusi dan pencerahan, maka hendaknya disampaikan secara pribadi saja kepada ustadz tertentu yang dianggap bisa memberikan solusi dan menyimpan rahasia.
(10). Hendaknya yang bertanya tidak marah atau tersinggung ketika diluruskan pemahamannya atau cara bertanyanya yang salah dll.
(11). Janganlah bertanya hanya sekedar untuk menambah wawasan tanpa mau mengamalkan, atau sekedar mencari-cari keringanan hukum.
Misalnya, penanya bertanya kepada seorang ustadz, lalu karena jawabannya tidak berkenan dalam hatinya, lalu ia pun bertanya lagi ke ustadz lainnya, dan jika jawabannya sesuai dengan hawa nafsunya maka ia pun menerimanya. Ini merupakan bukti bahwa penanya tidak menghendaki syariat kecuali yang sesuai dengan hawa nafsunya.
(12). Jangan merendahkan dan melecehkan ustadz jika suatu saat ia tidak bisa menjawab pertanyaan.
Dari Haitsam bin Jamil, ia berkata : “Aku menyaksikan Malik bin Anas pernah ditanya tentang 48 pertanyaan. Ia menjawab 32 pertanyaan dengan berkata : “Aku tidak tahu” (Adabul Mufti wal Mustafti hal 79 oleh al-Hafizh Ibnu Shalah).
Adapun contoh cara bertanya yang terbaik seperti :
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
Afwan ustadz, saya mau bertanya mengapa diri ini selalu cenderung kepada dosa dan maksiat serta sulit diajak untuk mentaati Allah dan Rasul-Nya, padahal saya sudah berusaha untuk senantiasa menghadiri majelis ilmu dan berdoa kepada Allah agar dikuatkan iman ? Semoga ustadz beserta keluarga selalu dirahmati dan diberkahi Allah Ta’ala…
شكرا و جزاك الله خيرا
Wahai Saudaraku…
Sudahkah engkau mengamalkan 12 macam adab bertanya yang benar dan berpahala ini ?
Najmi Umar Bakkar, حفظه الله تعالى