Dari pembahasan Kitab Fiqih Mausu’ah Muyassaroh, yang ditulis oleh Syaikh Hussain Al Uwaisyah, حفظه الله تعالى
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA – Qodho Sholat… – bisa di baca di SINI
=======
Alhamdulillah.. wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosuulillah…
Kita lanjutkan fiqihnya..
⚉ SHOLATNYA ORANG YANG SAKIT
Kata beliau, “siapa yang tidak mampu sholat dengan berdiri karena sakit maka boleh ia sholat dalam keadaan duduk, dan siapa yang tidak mampu sholat dalam keadaan duduk boleh ia sholat diatas rusuknya yaitu yang kanan menghadap ke kiblat.”
Didalam QS Ali Imran : 191
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, sambil duduk dan diatas rusuk mereka.”
Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda dari hadits Imron bin Husain,
صَلِّ قَائِمًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ
“Sholatlah dalam keadaan berdiri, jika kamu tidak mampu maka duduklah, dan jika kamu tidak mampu maka berbaringlah diatas rusukmu.” (HR. Imam Bukhori dan yang lainnya)
➡️ YANG MENJADI PATOKAN SESEORANG DIKATAKAN TIDAK MAMPU ADALAH SESUATU YANG MEMBERATKAN MELEBIHI KEBIASAAN /KHAWATIR AKAN BERTAMBAH SAKITNYA/ KHAWATIR SEMBUHNYA AKAN LAMA
Ini adalah menjadi patokan kapan seseorang dikatakan tidak mampu.
Dalam kitab ‘Arrodhotunnadiyah hal 291 jilid 1 dikatakan, “apabila ada udzur pada orang yang sholat untuk melakakuan sifat-sifat sholat maka ia boleh melakukan sifat lain sesuai yang ditunjukan oleh dalil karena udzur. Ia melakukan sesuai kemampuannya sebagaimana Allah berfirman “bertaqwalah kamu sesuai dengan kemampuan kamu”
Syaikh al-Albani rohimahullah ditanya, “apakah lebih utama bersila bagi orang yang duduk atau sesuai dengan kemudahan ?”
Maka Syaikh al-Albani berkata, “kita pilih cara duduk yang ditunjukkan oleh sunnah seperti duduk iftirosh, jika ternyata iftirosh bagi dia sulit dan mudah bagi dia untuk tawaruk (duduk diatas pantat kirinya) maka silahkan ia lakukan, tapi ternyata tawaruk tidak bisa, iftirosh tidak bisa, maka pada waktu itu boleh bersila sesuai dengan kemampuan dia dan kemudahan dia.”
Walaupun memang di sebutkan dalam hadits ‘Aisyah, aku melihat Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam sholat dalam keadaan bersila akan tetapi Rosulullah melakukan itu karena itulah yang mudah bagi beliau.
⚉ SHOLAT ORANG YANG TAKUT
Alllah berfirman dalam QS An Nissa’ : 102
وَإِذَا كُنْتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلَاةَ فَلْتَقُمْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا أَسْلِحَتَهُمْ فَإِذَا سَجَدُوا فَلْيَكُونُوا مِنْ وَرَائِكُمْ وَلْتَأْتِ طَائِفَةٌ أُخْرَىٰ لَمْ يُصَلُّوا فَلْيُصَلُّوا مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ ۗ وَدَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ تَغْفُلُونَ عَنْ أَسْلِحَتِكُمْ وَأَمْتِعَتِكُمْ فَيَمِيلُونَ عَلَيْكُمْ مَيْلَةً وَاحِدَةً ۚ وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِنْ كَانَ بِكُمْ أَذًى مِنْ مَطَرٍ أَوْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَنْ تَضَعُوا أَسْلِحَتَكُمْ ۖ وَخُذُوا حِذْرَكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا
“Apabila engkau berada pada mereka dan engkau mendirikan sholat untuk mereka, hendaklah sekelompok berdiri bersamamu dan hendaklah mereka mengambil senjata mereka, apabila mereka sujud hendaklah mereka dibelakang kalian dan datanglah kelompok lain yang belum sholat maka sholatlah bersamamu dan hendaklah mereka mengambil kewaspadaan dan senjata mereka.”
Al hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Barri mengatakan, dari Ahmad bin Hambal ia berkata, “telah tsabit dalam suatu khauf 6 atau 7 hadits manapun yang dilakukan silahkan”, dan beliau lebih condong kepada hadits Sahl bin Abi Hasmah (nanti akan disebutkan), demikian pula itu yang dirojihkan oleh Imam Syafi’i rohimahullah sementara Imam Ishaq tidak menganggapnya sesuatupun juga, dan Imam Ath-Thobari juga merojihkan seperti yang dirojihkan Imam Ahmad, demikian pula Ibnu Mundzir bahkan beliau menyebutkan pula 8 cara, bahkan Ibnu Hibban menyebutkan 9 cara, Ibnu Hazm mengatakan telah shohih padanya 14 cara, sementara penulis kitab Al Huda berkata, pokok pokoknya ada 6 sifat saja namun bercabang cabang cara-cara yang lainnya dari 6 tsb.
.
Wallahu a’lam ?
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
.
.
Dari Kitab Fiqih Mausu’ah Muyassaroh, yang ditulis oleh Syaikh Hussain Al Uwaisyah, حفظه الله تعالى
.
.
ARTIKEL TERKAIT
Pembahasan Fiqih Mausu’ah Muyassaroh…
.
.
WAG Al Fawaid Al Ilmiyyah