973. BBG Al Ilmu – 425
Tanya:
Ada sebuah hadits:
“Saya adalah sayyid keturunan adam pada hari kiamat. Sayalah orang yang pertama kali terbelah kuburnya.” (HR.Muslim 2278)
Berdasarkan hadits diatas, mengapa kata “sayyid” tidak dipakai dalam shalawat ?
Jawab:
Ust. Fuad Hamzah Baraba’, Lc حفظه الله تعالى
Karena ketika Rasulullah mengajarkan shalawat kepada Para sahabat tidak menggunakan kata sayyid. Para sahabat Nabi, orang yang paling mencintai beliau jauh lebih cinta dari kita semua, mereka tidak pernah mengarang-ngarang shalawat. Mereka bahkan bertanya kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam cara bershalawat:
يا رسول الله ، أما السلام عليك فقد عرفناه ، فكيف الصلاة ؟ قال : ( قولوا :اللهم صل على محمد وعلى آل محمد ، كما صليت على إبراهيم ، إنك حميد مجيد ، اللهم بارك على محمد وعلى آل محمد ، كما باركت على إبراهيم ، إنك حميد مجيد )
“Wahai Rasulullah, tata cara salam terhadapmu, kami sudah tahu. Namun bagaimana cara kami bershalawat kepadamu ? Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam bersabda: ‘Ucapkanlah: Allahumma Shalli ‘ala Muhammad Wa ‘ala Aali Muhammad, Kamaa Shallaita ‘ala Ibrahim Innaka Hamiidum Majid. Allahumma Baarik ‘ala Muhammad Wa ‘ala Aali Muhammad, Kamaa Baarakta ‘ala Ibraahim, Innaka Hamiidum Majid‘”. (HR. Al-Bukhari 4797).
Dalam hadits itu sangat jelas, para sahabat bertanya cara bershalawat, dan
Nabi صلى الله عليه و سلم mengajarkan tanpa adanya lafzdz SAYYID.
Jadi harus dibedakan antara hadits dalam bentuk berita (kabar) dari Rasulullah صلى الله عليه و سلم dan hadits perintah bershalawat.
والله أعلم بالصواب
– – – – – •(*)•- – – – –