528. BBG Al Ilmu – 399
Tanya:
Apakah rasul pernah melakukan itikaf 3 hari, 20 hari atau 40 hari? soalnya saya hanya tahu, rasul melaksanakan itikaf di 10 hari terakhir bulan ramadhan.
Jawab:
Ust. Badrusalam, حفظه الله
I’tikaf tidak ada batasannya dalam syari’at. Boleh sehari, 2, 10, 20 dan seterusnya.
Tambahan:
Mayoritas ulama berpendapat i’tikaf dianjurkan setiap saat
untuk dilakukan dan tidak terbatas pada bulan Ramadhan atau di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan (Badai’ ash-Shanai’ 2/273, Kifayah al Akhyar 1/297, Al Mughni 3/122). Berikut beberapa dalil yang menunjukkan hal tersebut:
a. Terdapat riwayat yang shahih dari Ummu al-Mukminin, yang menyatakan bahwasanya nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam beri’tikaf di sepuluh hari pertama bulan Syawwal dan dalam satu riwayat beliau melaksanakannya di sepuluh hari terakhir bulan Syawwal. (HR. Bukhari: 1936 dan Muslim: 1172. Hal ini dilakukan karena beliau pernah meninggalkan i’tikaf di bulan Ramadhan dan menggantinya di bulan Syawwal).
b. Hadits Ibnu ‘Umar yang menceritakan bahwa ‘Umar
radhiallahu ‘anhu, bertanya kepada Nabi shallallahu. ‘alaihi wa sallam:
“Pada masa jahiliyah, saya pernah bernadzar untuk beri’tikaf semalam di Masjid al-Haram.” Maka nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memerintahkannya untuk menunaikan nadzar tersebut.(HR. Bukhari: 1927)
c. Hadits Ubay bin Ka’ab radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Kemudian beliau pernah bersafar selama setahun dan tidak beri’tikaf, akhirnya beliau pun beri’tikaf pada tahun berikutnya selama dua puluh hari.” (HR. Ahmad: 21314).
والله أعلم بالصواب
Sumber:
http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/fiqih-ringkas-itikaf-1.html
»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶