Riya’

Ustadz Abdullah Roy, حفظه الله تعالى

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم ِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Riya’ adalah seorang mengamalkan sebuah ibadah bukan karena ingin pahala dari Allāh, akan tetapi ingin dilihat manusia dan dipuji.

Riya’ hukumnya HARAM dan dia termasuk syirik kecil yang samar yang tidak mengeluarkan seseorang dari Islam.

Riya’ adalah di antara sebab tidak diterimanya amal ibadah seseorang, bagaimanapun besar amalan tersebut.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :

ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺗَﺒَﺎﺭَﻙَ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺃَﻧَﺎ ﺃَﻏْﻨَﻰ ﺍﻟﺸُّﺮَﻛَﺎﺀِ ﻋَﻦِ ﺍﻟﺸِّﺮْﻙِ ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﻋَﻤَﻼً ﺃَﺷْﺮَﻙَ ﻓِﻴﻪِ ﻣَﻌِﻲ ﻏَﻴْﺮِﻱ ﺗَﺮَﻛْﺘُﻪُ ﻭَﺷِﺮْﻛَﻪُ

“Allāh berkata: ‘Aku adalah Dzat yang paling tidak butuh dengan syirik. Barangsiapa yang mengamalkan sebuah amalan dia menyekutukan Aku bersama yang lain di dalam amalan tersebut maka Aku akan meninggalkannya dan juga kesyirikannya’.” (HR. Muslim)

Sebagian ulama berpendapat bahwa syirik yang kecil tidak ada harapan untuk diampuni oleh Allāh, artinya dia harus diadzab supaya bersih dari dosa riya’ tersebut.

Berbeda dengan dosa besar yang ada di bawah kehendak Allāh, yang kalau Allāh menghendaki maka akan diampuni langsung dan kalau Allāh menghendaki maka akan diadzab.

Mereka berdalil dengan keumuman ayat:

ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ لا ﻳَﻐْﻔِﺮُ ﺃَﻥْ ﻳُﺸْﺮَﻙَ ﺑِﻪِ ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮُ ﻣَﺎ ﺩُﻭﻥَ ﺫَﻟِﻚَ ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ

“Sesungguhya Allāh tidak mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa yang lain bagi siapa yang dikehendaki.” (QS. An Nisā: 48)

Tahukah kita siapa orang yang pertama kali nanti akan dinyalakan api neraka dengan mereka?

Mereka bukanlah preman-preman di jalan atau pembunuh yang kejam tapi mereka justru adalah orang-orang yang beramal shaleh.

Mereka adalah orang yang:
① Mengajarkan Al Quran supaya dikatakan sebagai seorang qāri, seorang yang suka membaca, seorang yang mahir membaca.

② Dan juga orang yang berinfak supaya dikatakan dermawan.

③ Dan berjihad supaya dikatakan seorang pemberani.

Beramal bukan karena Allāh.

Sebagaimana hal ini dikabarkan oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dalam hadits shahih.

Oleh karena itu, saudara sekalian, ikhlash-lah di dalam beramal dan ikhlash adalah barang yang sangat berharga.

Para salaf kita, merekapun merasakan beratnya memperbaiki hati mereka.

Dan hanya kepada Allāh kita meminta keikhlashan di dalam beramal, menjauhkan kita dari riya’, sum’ah, ujub dan berbagai penyakit hati.

Dan marilah kita biasakan untuk menyembunyikan amal kita kecuali kalau memang ada mashlahat yang lebih kuat.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh yang ke-20 ini. Dan sampai bertemu kembali pada halaqoh yang selanjutnya.

وبالله التوفيق والهداية
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Courtesy : BIAS

Raihlah pahala dan kebaikan dengan membagikan link kajian Islam yang bermanfaat ini, melalui jejaring sosial Facebook, Twitter yang Anda miliki. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda.