Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahullah berkata,
“Istri sholihah menjadi sahabat hidup suaminya yang sholeh dalam mengarungi tahun-tahun yang panjang. Dialah perhiasan yang telah disebutkan oleh Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, ‘Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan dunia yang terbaik adalah wanita sholihah..’
‘Ketika kaupandang, ia membuatmu bahagia..
Ketika kauperintah, ia menaatimu..
Ketika engkau tiada di sisinya, ia berjuang keras menjaga diri dan harta yang bersamanya..’
Dia pula wanita yang dimaksudkan oleh Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya ketika sebagian Muhajirin bertanya, ‘Harta apa yang harus kami bawa..?’ Beliau menjawab, ‘Lisan yang senantiasa berdzikir, hati yang senantiasa bersyukur, dan istri sholihah yang akan membantu menjaga keimanan kalian..’
Di dalam jiwa suami yang sholih dan istri yang sholihah terpatri rasa kasih dan sayang, sebagai anugerah dari Allah. Hal ini sebagaimana termaktub dalam Kitabullah. Oleh karena itulah, rasa sakit nan perih datang menghampiri ketika mereka ‘berpisah’, seakan-akan melebihi rasa sakit ketika ajal menjemput. Hati serasa tersayat, pedih, melebihi kepedihan ketika kehilangan harta benda atau kepergian dari negeri tercinta. Lebih-lebih ketika rasa cinta telah kuat melekat dalam sanubari keduanya. Atau karena kehadiran buah hati di tengah mereka, entah bagaimana nasibnya apabila keduanya harus ‘berpisah’.”
( Majmu’ al-Fatawa 35/299 )
Diterjemahkan oleh,
Ustadz Zainal Abidin bin Syamsuddin, حفظه الله تعالى