Bencana yang tak bisa dielakkan oleh siapapun di dunia ini adalah bencana menua, beruban, fisik melemah, indera berkurang, penyakit mulai berdatangan satu demi satu.
Banyak orang-orang hebat dan berjaya dimasa mudanya, stres dimasa tua, karena ia merasa tak berguna lagi, dibuang manusia bagaikan “sampah”, lenyap ketenaran, hilang populeritas, hartapun terus terkuras dan menipis.
Banyak sekali artis ternama, papan atas, penyanyi, bintang film yang dimasa tuanya melarat, menyampah dan tak digunakan lagi.
Tak sedikit juga para konglomerat, dan pejabat, menderita berbagai penyakit tua yang menggerogoti tubuh mereka, terbaring lemah di tampat tidur, ber”pampers” ria, tak mampu mengontrol buang air kecil dan besarnya, padahal dahulu sanggup mengontrol dan mengendalikan ribuan perusahaan dan puluhan ribu orang.
HIKMAH TUA
Bila dicermati, tua adalah nikmat besar yang digiring Allah agar hamba sadar diri, sadar tentang kelemahannya, sadar ia akan kembali pada asal kejadiannya, dari tanah berasal dan akan kembali pada tanah pula untuk mempertanggung jawabkan segala perbuatannya dikala hidup.
Orang beriman semakin tua, semakin matang persiapannya menyambut kematian, untuk bertemu dengan Allah sang Pencipta, berjumpa dengan rombongan para nabi, shiddiqin, syuhada dan mursalin.
Semakin panjang umur, semakin banyak amal sholeh yang bisa dilakukan, semakin banyak pahala yang diraih, semoga semakin tinggi derajat surga mereka di sisi Allah.
RASA YANG BERBEDA
Semua orang kan tua-bila ajal tak segera menjemputnya-, namun masa tua orang beriman semakin bertambah kwalitas dan kedudukan mereka di sisi Allah, semakin yakin kan berjumpa Allah, yang membuat mereka semakin bersabar dengan segala penderitaan masa tua.
Orang kafir, orang fasiq dan munafik, semua kan menua, dan kan melemah tubuh mereka, namun suasana hati mereka semakin galau, gelisah, tak menentu, menghujat takdir. Semua itu karena mereka tak siap bertemu Allah, tak berharap surga Allah, dan merasa berat meninggalkan dunia yang mereka cintai.
Dari Solo ke kota Jakarta
Naik kereta melintas sawah
Dikala muda dipuji dipuja
Kala tua menjadi sampah
Dikala kabus pandangan nanar
Angin kencang hujanpun lebat
Hidup didunia hanya sebentar
Sabarlah sobat di atas taat
Belilah emas beserta loyang
Emas terjatuh dalam perigi
Dulu dicinta dulu disayang
Bila tua ditinggal pergi..
———
Ditulis oleh,
Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA, حفظه الله تعالى