Category Archives: Fuad Hamzah Baraba’

Jauhilah Zhan (Prasangka)

Ust. Fuad H Baraba’, حفظه الله

إضاءة قرآنية

Cahaya al-Quran

قال -تعالى- :

(يا أيها الذين آمنوا اجتنبوا كثيرا من الظن إن بعض الظن إثم، ولا تجسسوا ولا يغتب بعضكم بعضا…).

Allah Ta’ala berfirman:

“Wahai orang-orang Чαπƍ beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnua sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara kamu Чαπƍ mengunjing sebagian Чαπƍ lain…”. (QS. Al-Hujurat:12)

(اجتنبوا كثيرا من الظن) : فإن الإنسان إذا ظن بأخيه شيئًا = (تجسس عليه)
وإذا تجسس عليه (اغتابه)!..

(Jauhilah banyak dari prasangka) :
Sesungguhnya manusia, apabila berprasangka sesuatu terhadap saudaranya maka dia akan (mencari-cari kesalahannya) dan apabila dia mencari-cari kesalahan (saudaranya) maka dia akan (menggunjingnya)!..

[شرح رياض الصالحين- لابن عثيمين]

(Syarah Riyadhus Shalihin – Ibnu Utsaimin).

MUTIARA SALAF : Sebab-Sebab Kerasnya Hati Dan Bagaimana Cara Terbebas Darinya

كيف يتخلص الإنسان من قسوة القلب وما هي أسبابه؟

Bagaimana sesorang dapat terbebas dari kerasnya hati, dan apa penyebab (keras)nya (hati)..?

أسباب قسوة القلب الذنوب والمعاصي، وكثرة الغفلة، وصحبة الغافلين والفساق،

Sebab kerasnya hati adalah :
– perbuatan dosa dan maksiat,
– banyak lalai,
– berteman dengan orang yang lalai dan fasik.

كل هذه الخلال من أسباب قسوة القلوب،

Hal-hal ini merupakan penyebab kerasnya hati.

ومن لين القلوب وصفائها وطمأنينتها طاعة الله جل وعلا، وصحبة الأخيار، وحفظ الوقت بالذكر وقراءة القرآن والاستغفار،

Dan sebab lembutnya hati, bening dan tenangnya (hati) adalah :
– dengan taat kepada Allah ‘Azza Wa Jalla,
– berteman dengan orang-orang baik (sholih),
– menjaga waktu dengan berdzikir,
– membaca al-Quran dan beristighfar,

ومن حفظ وقته بذكر الله وقراءة القرآن، وصحبة الأخيار، والبعد عن صحبة الغافلين والأشرار، يطيب قلبه ويلين،

Barangsiapa yang :
– menjaga waktunya dengan berdzikir kepada Allah,
– membaca al-Quran,
– berteman dengan orang-orang baik (sholih), dan
– menjauhi teman-teman yang lalai dan jahat,

maka hatinya akan baik dan lembut.

قال تعالى: أَلا بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِن الْقُلُوبُ.

Allah Ta’ala berfirman:

“Ketahuilah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang..” (QS. Ar-Ra’d: 28)

سماحة الشيخ / عبد العزيز بن باز – رحمه الله تعالى –

(Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baaz -rohimahullah-)

Sumber: http://www.binbaz.org.sa/mat/1760

Diterjemahkan oleh,
Ustadz Fuad Hamzah Baraba Lc, حفظه الله تعالى

Bulan Al Muharram, Bukan Bulan Muharram

Ust. Fuad H Baraba’, حفظه الله

Alhamdulillah kita berada ‎ δ¡ bulan mulia, bulan Чαπƍ dimuliakan Allah Ta’ala. Yaitu bulan al-Muharram. Dan hendaknya kita selalu berusaha untuk menggunakan waktu-waktunya pada hal-hal Чαπƍ bermanfaat baik bagi diri kita, keluarga, masyarakat dan agama.

Diantara kesalahan dan kekeliruan Чαπƍ menyebar pada kaum muslimin adalah penyebutan lafazh “Muharram” untuk nama awal bulan hijriah tanpa memakai “al”. Hal ini banyak sekali kita dapati baik pada tulisan makalah ‎ δ¡ majalah, buletin, internet (FB, Tweet, dll), ataupun tulisan ‎ δ¡ spanduk, pamflet dll. Padahal Чαπƍ benar adalah “al-Muharram”. Hal ini berdasarkan hadits Nabi صلى الله عليه و سلم Чαπƍ menyebutkan bulan tersebut dengan menggunakan “al” seperti hadits berikut:

“Puasa yang paling utama setelah puasa bulan ramadhan adalah puasa pada bulan Allah yang kalian sebut bulan al-Muharam, dan sholat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.“ (HR.Muslim).

Dan orang2 arab tidak menyebut bulan ini baik dalam ucapan2 dan sya’ir2 mereka kecuali dengan menggunakan “al”. Padahal bulan2 lain tidak ada Чαπƍ menggunakan “al”. Sehingga penamaan bulan ini adalah sama’i (apa Чαπƍ kita dengar dari orang arab) bukan qiyasi (secara qiyas).

Dan bulan al-Muharram adalah bulan Чαπƍ mulia, dimana Rasulullah صلى الله عليه و سلم menisbatkannya kepada Allah Ta’ala, yaitu bulan Allah. Hal ini menunjukan akan kemuliaan dan keutamaan bulan tersebut.

Oleh karena itu hendaknya kita membiasakan diri untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan kita, termasuk dalam penyebutan bulan al-Muharram tanpa menggunakan “al”. Dan ini juga sekaligus sebagai ralat dari kesalahan-kesalahan ana Чαπƍ terdahulu dalam penyebutan al-Muharram tanpa penggunaan “al”.

Mari kita muliakan bulan ini dengan berlomba2 untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan kita Чαπƍ terdahulu.
Mudah2an Allah Ta’ala mengampuni semua dosa2 kita.

أميــــن يــارب العـالــمي

Apakah Tazkiyatun Nafs Adalah Perbuatan Allah Ta’ala Atau Perbuatan Hamba ?

Ust. Fuad H Baraba’, حفظه الله

Sesungguhnya para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan firman Allah Ta’ala:

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا

“Sungguh beruntung orang Чαπƍ mensucikan jiwanya”. (QS. asy-Syams:9).

Apakah Чαπƍ mensucikan dalam ayat ini adalah Allah Чαπƍ mensucikan hambanya, atau hamba itu Чαπƍ mensucikan dirinya?

Para ulama dalam penafsiran ayat ini ada dua pendapat. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menguatkan pendapat bahwa Tazkiyah dalam ayat ini adalah dari hambanya, dan bahwasanya dialah Чαπƍ mensucikan dirinya dengan melakukan ketaatan, dan ini sesuai dengan firman Allah ‘Azza wa Jalla:

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى

“Sungguh beruntung orang Чαπƍ mensucikan dirinya”. (QS. al-A’laa:14).

Maka Tazkiyah ‎​δ¡ sini adalah dari hamba dengan melakukan ketaatan kepada Allah ‘Azza wa Jalla, akan tetapi tidak boleh ‎​δ¡lupakan bahwa seorang hamba Чαπƍ mensucikan dirinya itu atas berkat taufik dan karunia Allah ‘Azza wa Jalla, oleh karena itu Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

وَلَوْ لاَ فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَى مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَداً وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّى مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

“Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmatnya kepadamu, niscaya tidak seorangpun diantara kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa Чαπƍ Dia kehendaki. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui”. (QS. an-Nur:21).

Tidak ‎​δ¡ragukan bahwa seorang hamba memiliki pengaruh dalam mensucikan dirinya, dan itu tidak secara keseluruhan dilakukan oleh dirinya, akan tetapi dengan karunia dari Allah ‘Azza wa Jalla. Kalau bukan karena karunia dan rahmat dari Allah niscaya tidak seorangpun dari hamba-hambanya Чαπƍ bersih.
Dan ini mengingatkan kita akan masalah Чαπƍ besar yaitu, bahwa manusia membutuhkan Rabbnya ‘Azza wa Jalla setiap saat untuk mensucikan jiwanya, oleh karena itu ada sebuah hadits:

اَللَّهَّمَ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا

“Ya Allah anugerahkanlah ketakwaan pada jiwaku dan sucikanlah ia, karena Engkaulah sebaik-baik Dzat yang mensucikannya”. (HR. Muslim: 2722).

(Maroji’: Tazkiyatun Nafs, Mafhuumuhaa, wa Marootibuhaa, wa Asbaabuhaa: Syaikh Dr. Ibrahim bin Amir ar-Ruhaily, hal: 22-23).
– – – – – – 〜✽〜 – – – – – –

Hari-Hari Makan Dan Minum

Ust. Fuad Baraba’, حفظه الله

Makan Dan Minumlah Dan Janganlah Berlebih-Lebihan

Saudara-saudaraku, kita sekarang berada pada hari-hari tasyrik, hari-hari yang kita dilarang berpuasa, dan dianjurkan untuk makan dan minum serta banyak berzikir dan mengingat Allah Ta’ala.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa Idul Adha dan hari tasyriq adalah hari kaum muslimin untuk menikmati makanan. Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

“Hari-hari tasyriq adalah hari menikmati makanan dan minuman.” (HR. Muslim)

Beliau juga bersabda:

وَأَيَّامُ مِنًى أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

“Hari Mina (hari tasyriq) adalah hari menikmati makanan dan minuman.” (HR. Muslim:

Yang dimaksud hari Mina adalah ayyam ma’dudaat, Allah Ta’ala berfirman:

وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ

“Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang terbilang.” (QS. Al-Baqarah:203).

Dan hari-hari makan dan minum bukan berarti kita makan dan minum tanpa batas, atau berlebih-lebihan, karena sifat berlebih-lebihan itu tidakah baik dan Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Namun ikutilah rambu-rambu al-Quran tentang makan dan minum, Allah Ta’ala berfirman:

وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS. Al-A`raaf:31).

Selamat makan dan minum yaaaah!!!

Batas Akhir Penyembelihan Qurban

Ust. Fuad H Baraba’, حفظه الله       

وقت الأضاحي يذهب بغروب شمس اليوم الثالث عشر من شهر ذي الحجة

Waktu penyembelihan kurban habis bersamaan dengan terbenamnya matahari hari ketiga belas bulan dzulhijjah.

امرأة ميسورة الحال، انشغلت ولم تنو الأضحية إلا في اليوم الخامس عشر من شهر ذي الحجة، فذبحت أضحية. فهل تصبح أضحية أم لا؟

Seorang wanita Чαπƍ mampu, sibuk dan belum berniat kurban kecuali pada hari kelima belas dzulhijjah, kemudian ia menyembelih kurban. Apakah itu dianggap kurban atau bukan?

الذبيحة المذكورة لا تكون أضحية؛ لأن وقت الأضاحي ذهب بغروب الشمس في اليوم الثالث عشر من شهر ذي الحجة، ولكنها تعتبر صدقة،

Sembelihan Чαπƍ tersebut tidak menjadi kurban, karena waktu berkurban telah habis dengan tenggelamnya matahari pada hari ketiga belas dzulhijjah, akan tetapi sembelihannya itu dianggap sedekah

تأكل منها وتتصدق على الفقراء، وتهدي منها لمن أحبت من الجيران والأقارب، والله ولي التوفيق.

Ia boleh makan, sedekah kepada fakir miskin, menghadiahkan kepada siapa Чαπƍ dia sukai baik tetangga, ataupun kerabat. Allahu waliyyuttaufiq.

سماحة الشيخ / عبدالعزيز بن باز -رحمه الله تعالى-

Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah Ta’ala.

Sumber: http://www.binbaz.org.sa/mat/3813

Semangatlah Dan Jangan Lalai

Ust. Fuad Baraba’, حفظه الله

Hampir semua kita tahu akan keutamaan Sepuluh Awal Dzulhijjah, baik dengan membaca kitab para ulama, atau mendengar kajian asatidzah, akan keutamaan hari-hari Чαπƍ kita sekarang berada padanya.

Alahmdulillah banyak kaum muslimin Чαπƍ mempergunakan kesempatan Чαπƍ Allah berikan kepada kita, dengan mengisi hari-hari ini dengan berbagai macam ibadah, dan memaksimalkan amal shaleh sekuat tenaga. Hal itu mudah bagi orang Чαπƍ dimudahkan oleh Allah Ta’ala.

Melaksanakan shalat wajib Чαπƍ lima waktu pada waktu²nya secara berjama’ah (bagi laki²), mengoptimalkan shlalat rawatib, dan shalat² sunnah lainnya, membaca al-Quran dengan taddabur ma’nanya dan berusa mengkhatamkannya pada sepuluh awal djulhijjah, dan ini sangatlah mudah dengan pertolongan Allah Ta’ala.

Tidak menyia-nyiakan untuk duduk berdikir setelah shalat subuh berjama’ah, membaca al-Quran menunggu waktu syuruq tiba dan shalat dua roka’at pada hari² ini.

Bersilaturrahmi kepada keluarga, sedekah, membantu kesulitan orang lain dan orang Чαπƍ membutuhkan, senyum kepada saudara sesama muslim dengan wajah ceria, bertahlil, bertakbir, bertahmid, dan berbagai macam amal baik serta ibadah dan keta’atan kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Marilah wahai saudara dan saudariku, jangan sampai kita lalai di hari² Чαπƍ amal shaleh lebih dicintai Allah dari pada hari² lainnya.

Mudah²an Allah Ta’ala memberi kita kemudahan untuk melakukan smua itu.

آمين يَا رَبَّ العَـــالَمِيْنَ

 Ditulis oleh Ustadz Fuadz Hamzah Baraba’, Lc حفظه الله تعالى

┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈

Keutamaan Hari Arofah

Ust. Fuad Baraba’, حفظه الله

Mungkin sebagian kita sudah tau akan keutamaan hari Arofah, hari Чαπƍ jatuh pada tanggal 9 dzulhijjah ini merupakan hari Чαπƍ begitu masyhur dengan banyaknya pahala, dan pengampunan dosa-dosa.

Hari Чαπƍ terbaik untuk memanjatkan doa, Nabi صلى الله عليه و سلم bersabda:

أفضل الدعاء دعاء يوم عرفة

“Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arofah”. (HR. at-Tirmidzi).

Pada hadits Чαπƍ lain:

و أفضل ما قلت أنا و النبيون قبلي: لا إله إلا الله وحده لا شريك له

“Dan sebaik-baik Чαπƍ aku ucapkan, dan para Nabi sebelumku adalah: Laa Ilaaha Illallahu wahdahu laa syarika lahu”. (HR. at-Tirmidzi).

Hari Чαπƍ dimana para jamaah haji melakukan wukuf ‎​δ¡ Arofah, Чαπƍ merupakan rukun paling agung dan menentukan dalam pelaksanaan ibadah haji, Nabi صلى الله عليه و سلم bersabda:

الحج عرفة

“Inti ibadah Haji adalah wukuf ‎​δ¡ Arofah”. (HR. Ahmad, dan Ahlus sunan).

Maka dari itu hari Arofah disebut dengan hari Haji Akbar.

Hari Arofah merupakan hari Чαπƍ disaksikan, Чαπƍ Allah Ta’ala bersumpah dengannya dalam al-Quran:

Allah Ta’ala berfirman:

Baca selanjutnya di: http://ibnumubarakallaitsi.wordpress.com/2012/10/24/keutamaan-hari-arofah/
– – – – – – 〜✽〜- – – – – –

Mu’asyaroh Bil Ma’ruf

Ust. Fuad Baraba’ حفظه الله

Sesungguhnya ‎​δ¡ antara hal Чαπƍ dapat menjaga kelanggengan hubungan suami istri adalah bergaul dengan cara Чαπƍ baik (Mu’asyaroh Bil Ma’ruf).

Allah Ta’ala berfirman:

و عاشروهن بالمعروف

“Dan pergaulilah mereka (istri-istri kalian) dengan cara Чαπƍ baik (ma’ruf)”. (QS. An-Nisa:19).

Hal itu tidaklah dapat terealisasikan kecuali apabila masing-masing pasangan (suami istri) mengetahui hak dan kewajibannya.

Karena hubungan antara suami istri itu tidak hanya sekedar hubungan materi duniawi, atau hanya sekedar hubungan pemuas nafsu belaka (seperti halnya hewan), namun lebih dari itu, hubungannya adalah hubungan jiwa Чαπƍ mulia. Tatkala hubungan itu baik maka akan terus menyatu sampai kehidupan akherat setelah kematian. Allah Ta’ala berfirman:

جنات عدن يدخلونها و من صلح من آبائهم و أزواجهم و ذرياتهم

“(Yaitu) Surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang shaleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya”. (QS. Ar-Ra’du:23).

الله أعلم
– – – – – – 〜✽〜- – – – – –

Jangan Kau Nodai Silaturahim-mu

Nabi صلى الله عليه و سلم bersabda:

من أحب أن يبسط له في رزقه و ينسأ له في أثره فليصل رحمه

“Siapa yg menginginkan rizkinya dilapangkan & umurnya dipanjangkan, maka sambunglah tali silaturrahim”. (HR. Al-Bukhari & Muslim).

Banyak keutamaan Чƍ akan kita peroleh tatkala kita menyambung tali silaturrahim, Чƍ diantaranya adalah:

– Silaturrahim adalah syiar keimanan kepada Allah Ta’ala & Hari Akhir, Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda:

من كان يؤمن بالله و اليوم الآخر فليصل رحمه. رواه البخاري

“Barangsiapa Чƍ beriman kepada Allah & Hari Akhir, maka hendaklah dia menyambung tali silaturrahimnya.” (HR. al-Bukhari).

– Silaturrahim merupakan sebab Чƍ besar, Чƍ dapat memasukan kedalam surga, sebagaimana jawaban Rasulullah صلى الله عليه و سلم ketika ada Чƍ bertanya amalan Чƍ dapat memasukan kedalam surga, beliau صلى الله عليه و سلم menjawab, engkau menyembah Allah & tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, mendirikan shalat, menunaikan zakat & menyambung tali silaturrahim. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

– Silaturrahim adalah ketaatan kepada Allah Ta’ala, karena Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk menyambungnya.

Namunpun demikian, janganlah dengan alasan silaturrahim kita meremehkan & menganggap sepele masalah ikhtilat (bercampur baur) laki-laki dan perempuan Чαπƍ bukan mahromnya,
Serta jabat tangan terlebih cipika-cipiki dengan lain jenis, atau menampakkan auratmu pada selain mahrommu, karena hal itu terlarang, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لأن يطعن في رأس أحدكم بمخيط من حديد خير له من أن يمس امرأة لا تحل له

“Kepala salah seorang diantara kalian ditusuk dengan jarum besi lebih baik baginya ketimbang menyentuh wanita yg tidak halal baginya (bukan mahromnya). HR. ath-Thabrani, al-Baihaqi. Lihat shahih al-Jami:5045.

Sekali lagi, jangan kau rusak dan nodai sarurrahim Чƍ banyak keutamaannya dengan sesuatu Чαπƍ dilarang syari’at.

 Ditulis oleh Ustadz Fuad Hamzah Baraba’ حفظه الله تعالى

– 〜✽〜-