Belajarlah Tentang Kejujuran

Al Auza’i rohimahullah berkata,

“Belajarlah tentang kejujuran sebelum kamu mempelajari ilmu..”

(Al Jaami’ Li Akhlak Arrowi 1/304)

Jujur adalah salah satu syarat laa ilaaha illallah..

Jujur adalah kesesuain ucapan dengan hati..

Jujur dalam keimanan akan membuahkan kesungguhan dalam beramal..

Jujur dalam mengucapkan laa ilaaha illallah akan membuahkan tauhid dan lari dari kesyirikan..

Jujur dalam mengucapkan syahadat Muhammad Rosulullah akan membuahkan ittiba’ dan menjauhi kebid’ahan..

Penulis,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Agar Menjadi Orang Yang Baik Dan Berhati Lembut

Al-Imam ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rohimahullah berkata:

“من حفظ وقته بذكر الله وقراءة القرآن وصحبة الأخيار والبعد عن صحبة الغافلين والأشرار يطيب قلبـه ويلين”

“Barangsiapa menjaga waktunya dengan :

– dzikrullah (mengingat Allah),
– membaca al-Qur’an,
– berteman dengan orang-orang baik, dan
– menjauhi pertemanan dengan orang-orang yang lalai lagi buruk,

niscaya akan menjadi baik dan lembut hatinya.”

(Majmu’ Fatawa Bin Baz 5/244)

Janganlah Tertipu

● Syaikh Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin rohimahullah berkata,

كم من إنسان طليق اللسان، فصيح البيان، إذا رأيته يعجبك جسمه، وإن يقل تسمع لقوله، ولكنه لا خير فيه.

Betapa banyak orang yang :
– pandai bicara (dan) fasih ketika menjelaskan,
– jika engkau melihatnya, penampilannya mengagumkanmu,
– jika dia berbicara, engkau sangat antusias mendengarkannya.

Akan tetapi, tidak ada kebaikan pada dirinya.

(Syarh Riyadhush Sholihin – 6/138)

● Umar bin al-Khaththab rodhiyallahu ‘anhu berkata,

لا يعجبنكم من الرجل طَنْطَنَتُه، ولكن من أدى الأمانة وكف عن أعراض الناس فهو الرجل.

Jangan sekali-kali kalian terkagum dengan bagusnya seseorang dalam menyampaikan ucapan .. Namun (kagumlah kepada) seseorang yang :
– menunaikan amanah, dan
– (mampu) menahan diri dari membicarakan kehormatan orang lain.

Orang seperti inilah lelaki sejati.

(As-Sunan al-Kubro – 6/288)

Sebab Terbesar Dicintai Manusia

Ibnul Munkadir berkata kepada Abu Hazim Salamah bin Dinar,

يا أبا حازم ما أكثر من يلقاني فيدعو لي بالخير، ما أعرفهم وما صنعت إليهم خيراً قط.

“Wahai Abu Hazim, alangkah banyaknya orang yang berjumpa denganku lalu mendo’akan kebaikan untukku, padahal aku tidak mengenal mereka dan tidak pernah melakukan kebaikan untuk mereka sama sekali..”

Maka Abu Hazim menjawab,

لا تظن أن ذلك من قِبَلك، ولكن انظر الذي ذلك من قِبَله فاشكره.

“Engkau jangan menyangka bahwa hal itu berasal dari dirimu, tetapi lihatlah kepada Yang dari-Nya hal itu berasal, lalu bersyukurlah kepada-Nya..!”

Lalu Abdurrahman bin Zaid yang meriwayatkan kisah ini membaca firman Allah Ta’ala:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَٰنُ وُدًّا.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholeh maka ar-Rohman akan meletakkan rasa cinta (di hati manusia) untuk mereka..” (QS. Maryam: 96)

( Hilyatul Auliya’ – 3 / 233 )

Jaminan Surga Bagi Yang Melakukan Enam Perkara Ini

Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda,

Jaminlah enam perkara untukku dari diri kalian, niscaya aku menjamin surga untuk kalian.

1. jujurlah jika berbicara
2. tepatilah jika berjanji
3. tunaikanlah amanah jika diserahi amanah
4. jagalah kemaluan
5. tundukkan pandangan, dan
6. tahanlah tangan kalian

(HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Jaminan yang melebihi jaminan jaminan di zaman ini, jaminan kesehatan, jaminan masa tua, dan jaminan jaminan dunia lainnya..

Sedangkan ini adalah jaminan yang amat mahal..

Namun amal amal tersebut pun tak mudah..
Kecuali orang yang Allah berikan kemudahan padanya..

Penulis,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Adab Dan Etika Yang Agung Dalam Berbicara

● Dari Abu Hurairoh rodhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda,

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ   :(( مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ)). حَدِيْثٌ حَسَنٌ رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَغَيْرُهَ هَكَذَا.

“Diantara (tanda) kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya..” (HR. at-Tirmidzi no. 2317)

● Dalam kesempatan lainnya, Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda,

وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam..” (HR. Al Bukhari no. 6018)

● Syaikh Sholeh al-Fauzan hafizhohullah berkata,

ما لم تتأكد منه لا تتكلم به، وإذا تأكدت منه اصبر هل فيه مصلحة أم ليس فيه، إن لم يكن فيه مصلحة، اتركه، احفظ لسانك عما لا فائدة فيه.

– hal-hal yang belum engkau pastikan kebenarannya janganlah engkau ucapkan,

– jika engkau telah memastikan kebenarannya, maka bersabarlah hingga engkau memastikan apakah ada maslahatnya atau tidak,

– jika tidak ada maslahatnya maka janganlah berbicara,

Jagalah lisanmu dari hal-hal yang tidak bermanfaat..!!

(Syarh Kitab al-Kabair)

Sebab Terbesar Sempitnya Dada

Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata,

 قال ابن القيم رحمه الله:

“ ومن أعظم أسباب ضيق الصدر الإعراض عن الله تعالى، وتعلق القلب بغيره ، والغفلة عن ذكره ، ومحبة سواه ، فإن من أحب شيئا غير الله عذب به ، وسجن قلبه في محبة ذلك الغير

Sebab terbesar sempitnya dada adalah :
– berpaling dari Allah Ta’ala, dan
– hati yang bergantung kepada selain-Nya,
– lalai dari mengingat-Nya, dan
– mencintai selain-Nya, karena siapa yang mencintai sesuatu (selain Allah) maka ia akan tersiksa dengannya dan ia terpenjara olehnya.

زاد المعاد (٢\٢٣).

Kebahagiaan hati adalah dengan selalu mengingat Allah dan mencintai-Nya..

Kegembiraan hati adalah saat mentaati Allah dan menjauhi maksiat kepada-Nya..

Penulis,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Keutamaan Berdo’a Dengan Nama Nama Allah ‘Al Hayyu Al Qoyyuum’

Ibnul Qoyyim rohimahullahu Ta’ala mengatakan,

Sesungguhnya pada nama ALLAH : Al Hayyu dan Al Qoyyuum memiliki pengaruh yang istimewa terhadap pengkabulan do’a dan terangkatnya berbagai kesulitan.

Oleh karenanya dahulu Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam apabila beliau bersungguh sungguh dalam do’a beliaupun mengatakan,

== Yaa Hayyu Yaa Qoyyuum ==
(wahai Robb yang Maha Hidup, wahai Robb yang Maha Berdiri Sendiri)

(Zaadul Ma’ad 188/4)

قال العلامة ابن القيم رحمه الله تعالى:

«إنَّ لِاسْمِ الْحَيِّ الْقَيُّوم تَأْثِيرًا خَاصًّا فِي إجَابَةِ الدَّعَوَاتِ، وكَشْفِ الْكُرُبَاتِ،

وَلِهَذَا كَانَ النَّبِيُّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-
إِذَا اجْتَهَدَ فِي الدُّعَاءِ قَالَ: «يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ».

زاد المعاد(١٨٩/٤)

Beramallah

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),

“Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang sholeh..”

( Qs. Al-Munaafiquun: 10 )

=====
Ibrahim At Taimi rohimahullah berkata,

“Aku membayangkan tatkala diriku dicampakkan ke neraka .. lalu kumakan buah Zaqqum dan kuminum nanah, sedang tubuhku terkait dengan rantai dan belenggu.

Saat itu kutanya diriku, “apa yang engkau angan-angankan sekarang..?”

Maka jawabku, “aku ingin kembali ke dunia dan beramal sholeh..”

Maka aku berkata, “engkau sedang berada dalam angan-anganmu sekarang.. maka beramallah..!”

( Umniyat al Mauta )

=====
(*) Ibrahim at-Taimi rohimahullah (w. 92/95 H) adalah salah seorang fuqoha generasi tabi’in dan seorang ahli ibadah.

Siapakah Yang Paling Bagus Amalannya..?

Allah Ta’ala berfirman,

{الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا}

“Dialah Allah yang menciptakan adanya kematian dan kehidupan, untuk menguji siapa di antara kalian yang paling baik amalnya..” (QS al-Mulk [67]: 2)

Saat menafsirkan ayat ini, Ibnul Qoyyim rohimahullahu Ta’ala berkata,

ﻫﻮ أخلصه ﻭﺃﺻﻮﺑﻪ . ﻗﺎﻟﻮا ﻳﺎ ﺃﺑﺎ ﻋﻠـي : ﻣﺎ ﺃﺧﻠـصه ﻭﺃﺻﻮﺑﻪ؟ ﻗﺎﻝ : ﺇﻥ اﻟﻌﻤﻞ ﺇﺫا ﻛﺎﻥ ﺧﺎﻟﺼﺎ ﻭﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺻﻮاﺑﺎ. ﻟﻢ ﻳﻘﺒﻞ . ﻭﺇﺫا ﻛﺎﻥ ﺻﻮاﺑﺎ ﻭﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺧﺎﻟﺼﺎ ﻟﻢ ﻳﻘﺒﻞ،

ﺣﺘﻰ ﻳﻜﻮﻥ ﺧﺎﻟﺼﺎ ﺻﻮاﺑﺎ، ﻭاﻟﺨﺎﻟﺺ : ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻟﻠﻪ، ﻭاﻟﺼﻮاﺏ : ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻋﻠﻰ اﻟﺴﻨﺔ

Berkata al-Fudhail bin ‘Iyyadh rohimahullah, “Yakni yang paling ikhlas dan yang paling benar..”

Maka mereka berkata, “Wahai Abu Ali, apa yang dimaksud dari kalimat ‘yang paling ikhlas dan paling benar’..?”

Beliau menjawab, “Sesungguhnya sebuah amalan, apabila ikhlas tetapi tidak benar (tidak sesuai bimbingan Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam), maka amalan tersebut tidak diterima. Demikian pula apabila sebuah amalan benar, tetapi tidak ikhlas maka tidak diterima pula.

Sampai amalan tersebut ikhlas dan benar.

– Ikhlas : adalah apabila seorang meniatkan dari amalannya hanya untuk Allah.

– Benar : adalah yang sesuai di atas Sunnah Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam..”

(Tafsir Ibnul Qoyyim – 1/78)

Menebar Cahaya Sunnah