Hati ibarat Raja bagi anggota tubuh manusia, dialah yang memerintah mata, telinga, lisan, hati, tangan dan kaki untuk melaksanakan segala titahnya. Bilamana Sang Raja Zalim maka yang akan di instruksikan pastilah kezaliman dan kemaksiatan, sebaliknya bila Sang Raja Adil, dan bijaksana, akan mengalir pula segala titah yang membawa kepada kebaikan.
Dihati inilah bersarang, iman, marifat dan hakikat, namun di dalamnya dapat pula bersarang kekufuran, kemunafikan, kesombongan, dan kezaliman.
Seorang mukmin wajib mengisi hatinya dengan segala hal yang baik dan positif yang dapat membawanya pada keberuntungan dunia dan akhirat.
Ibnul Qayyim-rahimahullah- dalam kitabnya “al wabil as-shayyib” menyimpulkan 5 hal cara berfikir positif yang akan menyemai kebaikan akhirat seorang mukmin:
PERTAMA, berfikir tentang firman Allah, apa makna yang terkandung di dalamnya, apa yang Allah inginkan, sesungguhnya Alquran turun untuk dipelajari dan dipahami, bilamana ada perintahNya dilaksanakan, bilamana ada larangan dijauhkan dan bilamana ada berita dibenarkan.
KEDUA, selalu berfikir tentang keajaiban alam ciptaanNya yang menggiring hamba untuk selalu mengagungkanNya, mengenal nama dan sifat-sifatNya, menggiring hamba untuk menyadari betapa luas rahmat dan kasih sayangnya pada makhlukNya. Allah sungguh mencela orang-orang yang lalai tidak pernah memikirkan penciptaannya yang maha dahsyat, mulai dari pergantian siang dan malam, penciptaan langit dan bumi, gunung yang kokoh dipancangkan, laut yang luas dibentangkan, bumi nan indah dihamparkan dst.
KETIGA, selalu berfikir tentang nikmatNya yang tak terbilang, nikmat mata, telinga, hati, lisan, nikmat anak, istri, keluarga, pekerjaan dst. Bilamana kau coba hitung satu persatu nikmatnya , niscaya kau takkan kuasa menghitungnya. Hanya dengan mengakui nikmat akan membuatmu pandai bersyukur, dan hanya dengan melupakannya membuat dirimu kufur.
KEEMPAT, selalu memikirkan aib diri berupa dosa dan maksiat yang kau lakukan, kewajiban yang kau abaikan dan tak sempurna lakukan, kurang pandainya dirimu mensyukuri nikmat Allah yang Dia anugerahkan, banyak merenungi aib diri membuatmu sadar dan berusaha berbenah lagi.
KELIMA, memikirkan betapa mahalnya harga waktu yang Allah berikan untukmu, alangkah menyedihkan bila waktumu sirna dalam kelalaian dan kemaksiatan. Hakikat hidupmu adalah kemampuanmu dalam memanfaatkan waktumu dalam ketaatan pada Rabbmu.
Selain dari lima hal diatas maka itu adalah bisikan hati yang bersumber dari iblis dan hawa nafsu angkara murkamu, bila kau layani dan turuti akan menggiringmu pada kehancuran. Allahul mustaan.
Jakarta, 22 Sya’ban 1443/25 Maret 2022
Ditulis oleh,
Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA, حفظه الله تعالى
ref : Berpikir Positif